Bisa Menyebabkan Kelumpuhan, Kenali Fakta seputar Migrain Hemiplegia 

Migrain hemiplegia diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

• Migrain hemiplegia familial

Ini merupakan jenis yang dikaitkan dengan penyakit keturunan, akibat dari mutasi atau kelainan genetik yang dapat memengaruhi gen tertentu dalam otak. Jika seseorang menderita migrain hemiplegia familial, maka keturunannya akan memiliki risiko sebesar 50 persen mengidap penyakit yang sama.

Biasanya gejala migrain hemiplegia familial akan muncul pada usia anak-anak atau remaja. Gejala yang muncul akan berkurang dan juga dapat menghilang seiring waktu dengan usia yang bertambah. 

• Migrain hemiplegia sporadis

Penderita jenis ini tidak memiliki riwayat penyakit serupa dalam keluarganya. Walaupun bukan jenis penyakit keturunan, akan tetapi ada kemungkinan orang tuanya memiliki gen  yang tidak normal, meskipun orang tuanya tidak bergejala.

Dilansir WebMD, beberapa gen di bawah ini berkaitan langsung dengan kejadian migrain hemiplegia, yang meliputi:

• CACNA1A
• ATP1A2
• SCN1A
• PRRT2

Terjadinya mutasi atau kerusakan pada salah satu gen di atas dapat mengakibatkan gangguan kemampuan tubuh untuk memproduksi protein jenis tertentu. Akibatnya, sel saraf akan mengalami kesulitan saat mengirim ataupun menerima sinyal. Inilah yang dapat menyebabkan migrain hemiplegia.

Gejala awal yang dialami oleh penderita migrain hemiplegia disebut dengan istilah aura, yaitu adanya masalah dalam jangka waktu relatif pendek, berkaitan dengan masalah sensasi otot dan kemampuan dalam mengontrol. Kemudian, akan muncul sensasi sakit kepala yang menjadi masalah sebenarnya.

Gejala lanjutan yang akan muncul meliputi:

• Sakit kepala sebelah yang parah dan terasa berdenyut
• Perasaan seperti tertusuk jarum, sering berpindah mulai dari tangan ke bagian lengan
• Mengalami mati rasa pada salah satu sisi pada tubuh yang meliputi setengah wajah, lengan, dan kaki
• Kelumpuhan atau kelemahan di salah satu sisi tubuh
• Kehilangan koordinasi dan keseimbangan
• Vertigo 
• Perut terasa mual dan muntah
• Mengalami masalah komunikasi atau kesulitan berbahasa
• Mengalami masalah pada indra, seperti terlihat garis zig-zag, penglihatan ganda, 
  lebih sensitif terhadap cahaya, bau, maupun suara
• Kebingungan dan penurunan kesadaran

Penegakan diagnosis migrain hemiplegia didasari pada:

• Identifikasi pada gejala yang khas
• Perincian riwayat kesehatan pasien
• Evaluasi klinis secara menyeluruh 
• CT scan atau MRI kepala
• Tes jantung dan pembuluh darah
• Jika penderita memiliki keluarga yang bergejala yang sama, maka dokter mungkin akan melaksanakan tes genetika molekuler

Penderita migrain hemiplegia pada umumnya butuh waktu untuk pemulihan. Dokter akan memilih beberapa terapi yang sesuai, berdasarkan penyebab kelumpuhan dan tingkat keparahan penyakit.

Beberapa pilihan pengobatan untuk migrain hemiplegia antara lain:

• Pemberian obat-obatan, seperti pengencer darah, relaksan otot, dan antibiotik
• Fisioterapi atau terapi fisik 
• Pemasangan alat ankle-foot orthosis (AFO)
• Terapi psikologis
• Operasi ortopedi

Jika kamu  memiliki gejala yang mengarah pada migrain hemiplegia, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter agar bisa diperiksa secara menyeluruh dan memastikan penyebabnya, serta mendapatkan penanganan yang tepat.