6 Efek Samping Obat HIV Antiretroviral dan Tips Menanganginya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pengobatan utama bagi penderita HIV atau human immunodeficiency virus ialah obat yang disebut antiretroviral atau yang biasa disingkat ARV. Sejatinya obat ini tidak dapat mengobati HIV, melainkan menekan jumlah virus di dalam tubuh dan meningkatkan kapasitas sistem kekebalan tubuh dalam memeranginya.
ODHA atau orang dengan HIV/AIDS diwajibkan mengonsumsi dua hingga tiga butir obat setiap harinya selama hidup. Sayangnya, mematuhi hal ini bukan hal mudah sebab obat ARV memiliki berbagai efek samping yang terkadang membuat mereka malas mengonsumsinya.
Dirangkum dari Healthline, WebMD, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Kehilangan nafsu makan
Terdapat beberapa jenis obat yang mungkin memberikan efek hilangnya nafsu makan, yaitu abacavir atau ziagen dan zidofudine. Mengonsumsi makanan dengan porsi kecil tapi sering dapat membantu mengatasi efek samping ini.
Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi, suplemen multivitamin dan multimineral, dan konsumsi minuman bernutrisi juga sangat disarankan. Konsultasikan juga dengan tenaga kesehatan profesional untuk mendapatkan suplemen penambah nafsu makan bila perlu.
2. Lipodistrofi
Lipodistrofi merupakan kondisi yang menyebabkan penumpukan lemak di area tertentu dalam tubuh. Ini berisiko memicu kehilangan kepercayaan diri dan menimbulkan kecemasan di sebagian orang.
Kombinasi obat-obatan dengan jenis nucleoside/nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NCTI) dan protease inhibitor yang masing-masing berfungsi untuk menghambat replikasi virus di dalam sel umumnya memberikan efek samping ini.
Untuk menangani hal ini, olahraga khususnya di area penumpukan lemak sangat dianjurkan. Alternatif lainnya ialah melakukan prosedur liposuction untuk membuang kelebihan lemak dan menginjeksikan obat tesamorelin (egrifta) yang dapat mengurangi lemak perut. Kedua perawatan ini tentunya perlu dikonsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional, ya.
3. Diare
Kondisi ini juga cukup sering menyerang ODHA yang mengonsumsi obat ARV. Konsumsi beberapa jenis obat ARV, seperti protease inhibitor, NRTI, antibiotik, delavirdine, maraviroc, dan raltegravir biasanya disertai dengan efek samping ini.
Editor’s picks
Agar gejalanya membaik, hindari asupan makanan berlemak, pedas, dan produk susu serta olahannya. Kurangi juga konsumsi makanan yang mengandung serat tidak larut, seperti sayuran mentah, sereal gandum, dan kacang-kacangan. Jangan minum sesuai kebutuhan untuk mencegah dehidrasi.
Baca Juga: Obat HIV Bisa Jadi Obat Kanker Stadium 4? Ini Hasil Penelitiannya
4. Kelelahan
Selain menjadi efek samping, kelelahan juga merupakan gejala HIV. Zidofudine dan efavirens merupakan dua jenis ARV yang memicu hal ini. Untuk mengembalikan energi, tidur siang selama 20 hingga 30 menit sangat disarankan. Namun, hindari durasi tidur siang yang terlalu lama sebab dapat menimbulkan kelelahan.
Selain itu, atur pola makan yang kaya akan nutrisi serta lakukan olahraga secara rutin guna meningkatkan energi tubuh. Jangan lupa juga untuk mengurangi alkohol dan hindari merokok.
5. Mual dan muntah
Hampir seluruh jenis obat ARV dapat menimbulkan rasa mual hingga ingin muntah. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menanganinya, yaitu mengonsumsi makanan dengan porsi kecil tapi sering alih-alih mengonsumsi makanan dalam jumlah besar sekaligus.
Selain itu, hindari makanan dengan bumbu yang merangsang, seperti makanan pedas dan makanan kaya rempah. Sebagai gantinya, konsumsi makanan yang rasanya cenderung hambar, seperti nasi putih dan crackers. Jika mual dan muntahnya memburuk, konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional untuk mendapat obat antiemetik.
6. Perubahan mood, depresi, dan kecemasan
Ini termasuk salah satu kondisi umum yang dialami ODHA. Namun, perubahan mood, depresi, dan kecemasan juga bisa dipicu akibat obat-obatan yang dikonsumsi, khususnya jenis efavirenz, rilpivirine, dan dolutegravir.
Jika kondisi ini sudah mencapai tahap mengganggu produktivitas sehari-hari, sebaiknya diskusikan dengan tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater untuk mendapat perawatan, baik berupa konseling maupun obatan-obatan.
Efek samping yang ditimbulkan setelah mengonsumsi obat-obatan ARV bukan tak mungkin membuat para ODHA tak nyaman. Namun menghentikan konsumsinya dapat memicu resistansi yang membuat obat-obatannya tak bekerja optimal. Oleh sebab itu, coba terapkan beberapa tips di atas untuk menangani efek sampingnya, ya!
Baca Juga: Virus HIV Bisa Memicu Demensia? Ini 5 Faktanya
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.