Nefritis Interstisial: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Nefritis interstisial (interstitial nephritis) adalah kelainan ginjal yang mana ruang antara tubulus ginjal menjadi bengkak (meradang). Hal ini dapat menyebabkan masalah pada cara kerja ginjal.
Fungsi utama ginjal adalah menyaring darah dan membuang limbah dari tubuh. Tubulus ginjal menyerap kembali air dan zat organik penting dari darah yang disaring dan mengeluarkan zat yang tidak kita perlukan ke dalam urine untuk dikeluarkan dari tubuh. Pembengkakan tubulus pada nefritis interstisial ini bisa menyebabkan sejumlah gejala ginjal, dari ringan hingga parah.
1. Jenis
Ada dua jenis nefritis interstisial:
- Nefritis interstisial akut (mendadak): Tipe ini muncul dengan cepat. Seseorang mungkin tidak bisa buang air kecil atau kencing terlalu banyak, terutama saat malam hari. Jika nefritis interstisial akut disebabkan oleh infeksi bakteri, seseorang mungkin mengalami demam, nyeri saat buang air kecil, dan sakit punggung.
- Nefritis tubulointerstitial kronis: Tipe ini berkembang secara bertahap. Gejala pada awalnya terlihat seperti gagal ginjal, seperti gatal, kelelahan, perubahan nafsu makan, mual, muntah, dan masalah pernapasan. Biasanya urine berlebihan dan terdapat masalah pernapasan.
2. Penyebab
Dilansir MedlinePlus, nefritis interstisial akut paling sering disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu. Penyebab potensial lainnya termasuk:
- Reaksi alergi terhadap suatu obat (nefritis alergi interstitial akut).
- Gangguan autoimun, seperti penyakit membran basal anti tubulus atau penyakit Kawasaki.
- Infeksi.
- Penggunaan obat-obatan jangka panjang seperti asetaminofen, aspirin, dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Ini disebut nefropati analgesik.
- Efek samping antibiotik tertentu seperti penisilin, ampisilin, methisilin, dan sulfonamida.
- Efek samping obat lain seperti furosemide, diuretik thiazide, omeprazole, triamterene, dan allopurinol.
- Terlalu sedikit potasium dalam darah.
- Terlalu banyak kalsium atau asam urat dalam darah.
3. Gejala
Gejala nefritis interstisial adalah penurunan jumlah buang air kecil. Dalam beberapa kasus, keluaran urine bisa meningkat. Kadang, seseorang tidak menunjukkan gejala apa pun. Healthline melansir, gejala lainnya dari nefritis interstisial meliputi:
- Demam.
- Darah dalam urine.
- Kelelahan.
- Kebingungan.
- Mual.
- Muntah.
- Ruam.
- Retensi air.
- Pembengkakan.
- Kenaikan berat badan akibat retensi air.
- Merasa kembung.
- Tekanan darah tinggi.
4. Diagnosis
Dipaparkan dalam laman WebMD, pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk mendapatkan diagnosis nefritis interstisial secara akurat:
- Tes fungsi ginjal: Tes darah yang dapat mendeteksi tanda-tanda kegagalan pada ginjal. Tes ini dapat mendeteksi produk limbah, asidosis metabolik, asidosis, asam urat, dan fosfat.
- Biopsi ginjal: Ini adalah tes yang mana jaringan ginjal diangkat dan kemudian dilihat di bawah mikroskop. Ini adalah satu-satunya cara untuk membuktikan nefritis interstitial, tetapi hal ini dilakukan dalam kasus yang jarang terjadi untuk mengetahui apakah kortikosteroid harus diresepkan.
- Tes lainnya: Tes lain yang mungkin dibutuhkan antara lain ultrasonografi (USG), pemindaian radionuklida, atau kombinasi keduanya. Kedua tes ini dilakukan jika penyebab nefritis interstisial adalah reaksi alergi. Keduanya merupakan tes yang dapat menunjukkan peradangan pada ginjal.
5. Pengobatan
Pengobatan untuk nefritis interstisial bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya:
- Nefritis interstisial akut: Menghentikan penggunaan obat yang mungkin menimbulkan gejala. Dokter mungkin meresepkan kortikosteroid jika nefritis interstisial akut disebabkan oleh kelainan seperti lupus atau reaksi alergi terhadap obat. Jika nefritis interstisial sangat parah dan ginjal mulai gagal berfungsi, kemungkinan besar dialisis diperlukan.
- Nefritis interstisial kronis: Menghentikan penggunaan obat yang mungkin menimbulkan gejala. Dokter akan mengatur tekanan darah dan meresepkan obat untuk memperlambat perkembangan infeksi. Jika ginjal rusak secara permanen, dialisis atau transplantasi ginjal diperlukan.
6. Komplikasi yang dapat terjadi
Paling sering, nefritis interstisial adalah kelainan jangka pendek. Dalam kasus yang jarang, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan permanen, termasuk gagal ginjal jangka panjang (kronis).
Nefritis interstisial akut mungkin lebih parah dan lebih mungkin menyebabkan kerusakan ginjal jangka panjang atau permanen pada lansia.
Asidosis metabolik dapat terjadi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan cukup asam. Gangguan ini dapat menyebabkan gagal ginjal akut atau kronis atau penyakit ginjal stadium akhir.
Kalau kamu sudah didiagnosis dokter dengan nefritis interstisial, hubungi dokter jika mengalami gejala baru, terutama jika mengalami penurunan kewaspadaan/kesadaran atau berkurangnya produksi urine.
Sering kali, nefritis interstisial tidak dapat dicegah. Menghindari atau mengurangi penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan kondisi ini dapat membantu mengurangi risiko. Dokter dapat memberi tahu obat mana yang harus dihentikan atau dikurangi.