Ambliopia, Kelainan Mata yang Banyak Dialami Anak-anak

Makin dini ditangani, maka akan makin baik hasilnya

Mata adalah organ yang sangat penting, ibarat jendela dunia. Setiap detik, mata menyerap 10 juta keping informasi dan meneruskannya ke otak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan mata.

Salah satu gangguan penglihatan yang sering terjadi pada anak-anak adalah ambliopia atau mata malas. Ambliopia merupakan penyebab utama penurunan penglihatan pada anak-anak.

Dalam Thursday Parenting Class yang disiarkan secara langsung di Instagram @childlife.id pada Kamis (18/8/2022), dr. Helda Puspitasari, SpM, FICS, menjelaskan topik "Kenali Gejala Amblyopia dan Cara Mengatasinya". Simak, yuk!

1. Apa itu amblyopia?

American Academy of Ophthalmology (AAO) mendefinisikan ambliopia sebagai pengurangan ketajaman visual terbaik dari satu atau kedua mata yang tidak dikaitkan secara eksklusif dengan kelainan struktural mata.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 19 juta anak-anak di bawah usia 15 tahun mengalami gangguan penglihatan dan 12 juta di antaranya diakibatkan oleh kesalahan refraksi yang tidak dikoreksi dan amblyopia.

2. Ambliopia dibagi menjadi tiga jenis

Dokter Helda membagi ambliopia menjadi tiga jenis, yaitu strabismik, refraktif, dan deprivatif. Kalau ambliopia strabismik, mata tidak bisa pada posisi alignment yang lurus. Satu mata ada yang melihat ke sisi luar, satunya ke dalam. Ini membuat satu mata menjadi lebih dominan daripada yang lain.

"Kalau refraktif karena gangguan refraksi mata. Bisa dari minus atau hipermetropi (rabun dekat) yang tidak dikoreksi sejak dini, sedangkan amblyopiaambliopiadeprivatif dikarenakan kekeruhan di lensa atau kornea," ia menjelaskan.

3. Umumnya terjadi pada anak-anak

Ambliopia, Kelainan Mata yang Banyak Dialami Anak-anakilustrasi bayi (unsplash.com/Colin Maynard)

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Medicina tahun 2018, ambliopia sangat umum pada anak-anak dengan prevalensi di seluruh dunia berkisar antara 0,2 persen hingga 6,2 persen. Jika dibiarkan atau tidak ditangani, ambliopia bisa berlanjut hingga dewasa.

Menurut dr. Helda, ambliopia ditangani secara case by case. Kalau penyebabnya adalah katarak dari kecil, yang mana lensanya sudah keruh dari awal, maka kataraknya ditangani dulu dengan operasi. Setelah itu, dilakukan terapi lanjutan.

Baca Juga: 10 Penyebab Mata Kering, dari Kebiasaan sampai Penyakit!

4. Sedari lahir, mata anak perlu diperiksa

Ambliopia, Kelainan Mata yang Banyak Dialami Anak-anakilustrasi tes mata (pexels.com/Gustavo Fring)

Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir penting untuk dilakukan. Bukan hanya pemeriksaan tanda vital seperti detak jantung, suhu tubuh, dan pernapasan, tetapi juga mata.

Mengutip Children’s Hospital of Philadelphia, tes skrining visual pada bayi meliputi:

  • Mengecek respons terhadap cahaya. Bayi akan mengedipkan mata sebagai respons terhadap cahaya terang.
  • Mengecek kemampuan mata untuk mengikuti objek bergerak.
  • Bayi dihubungkan ke monitor khusus dengan kabel yang dilekatkan di kepalanya. Saat lampu dan pola khusus diperlihatkan kepada bayi, mesin akan merekam aktivitas listrik di otak. Tes ini disebut sebagai visual evoked potential.

5. Tanda-tanda yang mengindikasikan amblyopia

Mengatasi ambliopia harus dilakukan sedari dini, sehingga orang tua harus peka terhadap tanda-tandanya. Misalnya, ketika anak mengernyitkan dahi dan memicingkan mata untuk melihat sesuatu, atau menonton televisi dalam jarak yang sangat dekat.

"Tanda lainnya adalah ketika ngobrol dengan orang tuanya, tiba-tiba matanya ada yang 'lari' satu ke arah lain. Kalau ada yang sekiranya aneh, lebih baik langsung ke dokter mata terdekat," dr. Helda menyarankan.

6. Penanganan yang tepat untuk ambliopia

Ambliopia, Kelainan Mata yang Banyak Dialami Anak-anakilustrasi kacamata (unsplash.com/David Travis)

Makin dini penanganan, maka makin besar kemungkinannya untuk mendapatkan hasil yang baik. Dilansir Healthline, ambliopia paling efektif jika ditangani sebelum usia 7 tahun. Jadi, jangan ditunda-tunda!

Pilihan pengobatan ambliopia meliputi:

  • Penggunaan kacamata korektif dan lensa kontak: Terkadang ambliopia disebabkan oleh perbedaan penglihatan pada setiap mata. Misalnya, satu mata mungkin rabun jauh dan satunya rabun dekat. Akibatnya, terjadi perbedaan ketajaman penglihatan pada masing-masing mata. Ini bisa dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak.
  • Penutup mata (eyepatch): Berguna untuk meningkatkan penglihatan di mata yang lebih lemah. Untuk hasil terbaik, gunakan selama 2–6 jam setiap hari.
  • Filter Bangerter: Ini adalah penutup buram yang diletakkan di bagian dalam lensa kacamata yang dikenakan pada mata yang lebih dominan. Filter ini harus dipakai full time sampai dinyatakan membaik oleh dokter.
  • Obat tetes mata: Teteskan pada mata yang dominan supaya mata yang lemah bekerja lebih keras. Gunakan sesuai dengan petunjuk dokter.
  • Operasi: Dilakukan untuk menyesuaikan panjang atau posisi otot mata. Terutama, jika ambliopia disebabkan oleh juling, katarak, dan kelopak mata terkulai.

Baca Juga: Ambliopia (Mata Malas): Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya