Bakteri Wolbachia pada Nyamuk Bisa Mengurangi Replikasi Virus Dengue

Cara praktis dan alamiah untuk mencegah DBD

Ada banyak cara untuk mencegah demam berdarah dengue (DBD), seperti pengasapan (fogging), menaburkan bubuk abate pada bak mandi, menguras bak mandi seminggu sekali, hingga mendapatkan vaksin dengue tetravalen.

Selain itu ada cara yang lebih praktis dan alamiah, yaitu dengan melepaskan nyamuk yang memiliki bakteri Wolbachia ke masyarakat. Ini dijelaskan lebih lanjut dalam virtual media briefing yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) pada Senin (20/11/2023).

Pembicara yang dihadirkan adalah Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D (peneliti bakteri Wolbachia dan demam berdarah dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada/FK-KMK UGM) dan dr. Riris Andono Ahmad, BMedSc, MPH, Ph.D (Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, FK-KMK UGM).

1. Sebagai negara tropis, kasus DBD di Indonesia sangat tinggi

DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (DENV), yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. Nyamuk Aedes aegypti berwarna hitam dengan garis-garis putih di tubuh dan kakinya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan ada 100–400 juta orang yang terkena DBD setiap tahunnya. Di Indonesia, terdapat 73.518 kasus DBD pada tahun 2021 dan 131.265 kasus pada tahun 2022. Angka kematiannya cukup tinggi, merenggut nyawa 705 orang pada tahun 2021 dan 1.183 orang pada tahun 2022.

2. Wolbachia memberikan proteksi jangka panjang terhadap DBD

Bakteri Wolbachia pada Nyamuk Bisa Mengurangi Replikasi Virus Dengueilustrasi virus dengue di bawah mikroskop (flickr.com/NIAID)

Lebih dari 50 persen serangga (seperti lalat buah, ngengat, atau nyamuk Aedes albopictus) secara alami memiliki bakteri Wolbachia di dalam tubuhnya. Artinya, bakteri tersebut bukan hasil rekayasa genetika.

Fungsi bakteri Wolbachia adalah mengurangi replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga bisa memberikan proteksi jangka panjang terhadap DBD. Selain itu, Wolbachia juga mempersulit virus Zika, chikungunya, dan demam kuning berkembang biak di dalam tubuh nyamuk.

Jika nyamuk jantan yang membawa bakteri Wolbachia kawin dengan nyamuk betina tanpa bakteri Wolbachia, maka telur yang dihasilkan tidak akan menetas karena ketidakcocokan sitoplasma. Sebaliknya, jika nyamuk betina yang membawa bakteri Wolbachia kawin dengan nyamuk jantan tanpa bakteri Wolbachia, maka seluruh keturunannya akan membawa bakteri Wolbachia.

3. Metode Wolbachia sudah diterapkan di Yogyakarta sejak tahun 2011

Sebenarnya, metode Wolbachia bukan hal yang baru, karena studi pertama Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) dengan desain cluster randomized controlled trial telah dilakukan di Yogyakarta sejak tahun 2011. Dimulai dari fase keamanan dan kelayakan (2011–2012), fase pelepasan skala kecil (2013–2015), fase pelepasan skala besar (2016–2020), dan fase implementasi (2021–2023).

Dari studi tersebut, ditemukan bahwa nyamuk Aedes aegypti yang membawa bakteri Wolbachia bisa menurunkan 77 persen kasus DBD dan menurunkan rawat inap karena DBD hingga 86 persen.

Di Niterói, Brasil, pelepasan nyamuk yang membawa bakteri Wolbachia membuat kasus chikungunya turun 56 persen dan kasus Zika turun 37 persen (PLOS Neglected Tropical Diseases, 2021).

4. Nyamuk ber-Wolbachia dilepaskan dalam bentuk telur

Bakteri Wolbachia pada Nyamuk Bisa Mengurangi Replikasi Virus Dengueilustrasi telur nyamuk (flickr.com/Sean McCann)

Menurut Prof. Utarini, nyamuk ber-Wolbachia yang dilepaskan ke masyarakat bukan dalam wujud nyamuk dewasa, melainkan dalam bentuk telur dan ditaruh di ember. Terdapat 21.491 ember yang disebarkan di Kabupaten Sleman dan 19.463 ember di Kabupaten Bantul.

Ember-ember tersebut dititipkan di pemukiman dan fasilitas umum, seperti kantor atau sekolah. Masyarakat menyambut program ini dengan positif karena sebelumnya mereka telah diedukasi dengan baik oleh kader yang jumlahnya lebih dari 3.000 orang.

Selain itu, mereka tetap diminta untuk melakukan kegiatan pengendalian nyamuk serta mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Baca Juga: 5 Fakta Metode Wolbachia untuk Kendalikan Nyamuk DBD

Topik:

  • Fatkhur Rozi
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya