Hati-hati! Hipertensi Bisa Menyebabkan Demensia dan Stroke

Cegah dengan menjaga tekanan darah

Sebagian orang berpikir bahwa komplikasi hipertensi hanya menyerang jantung. Padahal, juga bisa mengarah ke otak! Kenaikan tekanan darah sistolik 2 mmHg akan meningkatkan risiko stroke sebanyak 10 persen pada orang dewasa.

Sementara itu, menurut Alzheimer's Society, tekanan darah tinggi bisa meningkatkan risiko demensia, terutama demensia vaskular. Penyebab demensia vaskular adalah berkurangnya aliran darah ke otak dan bisa menurunkan kemampuan berpikir.

Bayer Indonesia membahasnya lebih detail dalam virtual media briefing bertema "Waspada Hipertensi Merusak Otak: Kendalikan Tekanan Darah, Cegah Stroke" pada Rabu (31/8/2022). Narasumber yang dihadirkan ialah dr. Eka Harmeiwaty, SpS, dokter spesialis saraf RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. Check this out!

1. Jumlah pengidap hipertensi di Indonesia naik hampir 10 persen dalam waktu lima tahun

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 1,4 miliar orang di dunia yang berusia 30–79 tahun hidup dengan hipertensi pada tahun 2021. Sekitar 46 persen tidak sadar bahwa dirinya mengidap hipertensi.

Di Indonesia, jumlah pengidap hipertensi naik hampir 10 persen dalam lima tahun. Awalnya hanya 25,8 persen pada tahun 2013 menjadi 34,1 persen pada tahun 2018, mengacu pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).

Masih data dari Riskesdas 2018, sebanyak 32,2 persen pengidap hipertensi tidak teratur minum obat. Bahkan, sebanyak 13,3 persen mengaku tidak minum obat sama sekali!

2. Padahal, hipertensi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ penting

Hati-hati! Hipertensi Bisa Menyebabkan Demensia dan Strokeilustrasi sakit jantung (pixabay.com/Pexels)

Dokter Eka menjelaskan bahwa tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan komplikasi serius pada pembuluh darah dan organ-organ penting, seperti:

  • Penyakit jantung koroner.
  • Gagal jantung.
  • Kardiomiopati.
  • Stroke.
  • Demensia.
  • Kebutaan (karena pembuluh darah di retina rusak).
  • Kejang.
  • Aneurisme.
  • Penyakit pembuluh darah tepi.
  • Gagal ginjal.

3. Hipertensi adalah faktor risiko utama stroke

Faktor risiko utama stroke adalah tekanan darah tinggi, terutama tekanan darah sistolik. Menurut dr. Eka, risiko stroke meningkat 10 persen setiap kenaikan tekanan darah sistolik 2 mmHg.

Stroke dibagi menjadi dua, yaitu stroke iskemik dan hemoragik. Sekitar 88 persen kasus adalah stroke iskemik yang disebabkan oleh hilangnya suplai darah ke otak. Sementara itu, sebanyak 12 persen adalah stroke hemoragik, yaitu pendarahan otak akibat pecahnya pembuluh darah.

Jangan diremehkan, sebab stroke adalah penyebab kematian nomor dua di dunia. Dalam skala global, sekitar 5,5 juta orang meninggal karena stroke setiap tahunnya. Selain itu, stroke juga menyebabkan disabilitas jangka panjang.

Berdasarkan Riskesdas 2018, yang paling banyak terkena stroke di Indonesia adalah kelompok usia 55–64 tahun, sejumlah 33,3 persen. Pasien stroke lebih banyak tinggal di perkotaan (63,9 persen) daripada pedesaan (36,1 persen).

"Gejala stroke tergantung lokasi terjadinya sumbatan atau perdarahan. Bukan hanya bicara pelo, mulut mencong, atau kelumpuhan, tetapi juga bisa menyebabkan gangguan memori dan perubahan perilaku. Kalau terjadi di otak kecil membuat pasien mengalami gangguan keseimbangan," dr. Eka menjelaskan.

Baca Juga: Perubahan Hormonal Bisa Memicu Hipertensi pada Perempuan

4. Selain itu, juga memicu demensia

Menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Cardiovascular Medicine tahun 2020, tekanan darah tinggi di usia paruh baya dikaitkan dengan penurunan kognitif dan demensia yang lebih tinggi, terutama demensia vaskular yang membuat sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi.

Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah kecil di otak, lalu memengaruhi bagian otak yang bertanggung jawab untuk berpikir dan mengingat. Berdasarkan penelitian dalam jurnal Scientific Reports tahun 2021, risiko demensia pada orang berusia 40–59 tahun meningkat 22 persen setiap tekanan darah sistolik naik 10 mmHg.

Mengutip WHO, lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia memiliki demensia dan hampir 10 juta kasus baru dilaporkan setiap tahun. Di Indonesia, diperkirakan ada sekitar 1,2 juta pengidap demensia pada tahun 2016 dan diperkirakan akan naik menjadi 4 juta orang pada tahun 2050.

5. Solusinya adalah rutin minum obat dan menjalani gaya hidup sehat

Hati-hati! Hipertensi Bisa Menyebabkan Demensia dan Strokeilustrasi minum obat (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Dokter Eka mengatakan bahwa banyak orang yang tidak paham kalau hipertensi membutuhkan pengobatan seumur hidup. Kalau tidak ada gejala, mereka tidak minum obat.

"Banyak yang tidak mengontrol berat badan dan tetap makan yang asin-asin. Selain itu, banyak yang terpaksa putus obat karena keuangan yang tidak memungkinkan," ia melanjutkan.

Padahal, pengobatan hipertensi bisa menurunkan risiko stroke hingga 32 persen. Jenis obat yang paling banyak dipakai adalah antagonis kalsium seperti amlodipine, nifedipine, nicardipine, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Pantau Hipertensi dengan Mengukur Tekanan Darah di Rumah

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya