Tahun 2045, Diprediksi Ada 28,6 Juta Pasien Diabetes di Indonesia

Padahal, pada tahun 2000 'hanya' ada 5,6 juta kasus

Hari Diabetes Sedunia diciptakan pada tahun 1991 oleh Federasi Diabetes Internasional (IDF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang diperingati setiap tanggal 14 November. Menilik sejarahnya, ini adalah hari ulang tahun Sir Frederick Banting, yang menemukan insulin pada tahun 1922.

Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengadakan virtual media briefing pada Senin (13/11/2023) dengan topik “Bagaimana Menangani dan Mengatasi Diabetes di Indonesia?”.

Pembicaranya adalah Dr. dr. Soebagijo Adi Soelistijo, SpPD-KEMD, FINASIM, yang juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Berikut ini rangkumannya!

1. Berdasarkan data terakhir, ada 537 juta pasien diabetes di seluruh dunia

Jumlah pasien diabetes makin meningkat. Pada tahun 2021, diperkirakan ada 537 juta orang dewasa berusia 20–79 tahun yang hidup dengan diabetes di seluruh dunia. Selain itu, diabetes juga menyebabkan 6,7 juta kematian pada tahun yang sama.

Bagaimana dengan Indonesia? Pada tahun 2000, tercatat hanya ada 5,7 juta pasien diabetes, lalu melonjak menjadi 7,3 juta pada tahun 2011 dan 19,5 juta pada tahun 2021. Jumlahnya diprediksi menjadi 23,3 juta pada tahun 2030 dan 28,6 juta pada tahun 2045.

2. Keluhan yang mungkin mengarah ke diabetes melitus

Tahun 2045, Diprediksi Ada 28,6 Juta Pasien Diabetes di Indonesiailustrasi minum air (pixabay.com/Engin Akyurt)

Menurut Dr. Soebagijo, keluhan klasik diabetes melitus adalah poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering merasa haus), polifagia (mudah merasa lapar), dan terjadi penurunan berat badan tanpa sebab. Terkadang, diikuti dengan keluhan lain, seperti badan terasa lemah, kesemutan, penglihatan kabur, serta disfungsi ereksi pada laki-laki dan pruritus vulva (sensasi gatal di vagina) pada perempuan.

Namun, diagnosis diabetes melitus akan ditegakkan jika:

  • Kadar gula darah puasa ≥ 126 mg/dL
  • Kadar gula darah acak ≥ 200 mg/dL
  • Kadar HbA1c ≥ 6,5 persen

3. Bukan hanya gula darah, tekanan darah dan kolesterol juga harus dipantau

Pasien diabetes perlu memantau kadar gula darah, tekanan darah, dan kadar kolesterol secara berkala. Dokter Soebagijo menganjurkan untuk memeriksa kadar HbA1c tiga bulan sekali dan kadar gula darah setiap hari (sebelum makan pagi dan dua jam setelah makan pagi).

Selain itu, tekanan darah perlu diperiksa tiap hari dan kadar kolesterol dicek setiap 3–6 bulan sekali. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki alat tes gula darah dan tensimeter sendiri di rumah serta anggota keluarga yang bisa membantu mengoperasikannya.

Baca Juga: 7 Tanda Diabetes yang Tidak Terkontrol, Hati-Hati Komplikasi!

4. Kenali faktor risiko yang bisa dan tidak bisa dimodifikasi

Tahun 2045, Diprediksi Ada 28,6 Juta Pasien Diabetes di Indonesiailustrasi obesitas, salah satu faktor risiko yang bisa dimodifikasi (pixabay.com/Bruno)

Sebagian orang mungkin tidak beruntung karena memiliki faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi, seperti berasal dari ras atau etnis tertentu, mempunyai anggota keluarga dengan riwayat diabetes melitus tipe 2, usia lebih dari 40 tahun, pernah melahirkan bayi dengan berat badan di atas 4 kilogram, dan pernah mengalami diabetes gestasional.

Sementara itu, faktor risiko yang bisa dimodifikasi adalah berat badan berlebih, hipertensi (tekanan darah di atas 140/90 mmHg), kadar high-density lipoprotein (HDL) < 35 mg/dL, dan trigliserida > 250 mg/dL.

Jika kamu mengalaminya, kamu masih punya kesempatan untuk mengubahnya dengan menambah aktivitas fisik dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

5. Terakhir, jangan lupa minum obat yang diberi dokter

Salah satu pilar pengelolaan diabetes adalah terapi farmakologi atau menggunakan obat-obatan, baik oral maupun suntik insulin. Kepatuhan dalam mengonsumsi obat-obatan dan perubahan gaya hidup total adalah kunci untuk mengontrol kadar gula darah bagi pasien diabetes.

Selain itu, Dr. Soebagijo menekankan betapa pentingnya vaksinasi, karena pasien diabetes akan mengalami gejala yang lebih berat ketika mereka jatuh sakit. Beberapa jenis vaksin yang sangat direkomendasikan adalah vaksin influenza, hepatitis B, pneumokokus, dan COVID-19.

Baca Juga: 14 November: Memperingati Hari Diabetes Sedunia

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya