Ini Bagian Otak yang Tidak Normal pada Psikopat

Alasan biologis yang membuat sesorang menjadi psikopat

Sebagian besar orang saat mendengar kata "psikopat" pasti merasa takut. Bagaimana tidak, orang dengan gangguan psikopat cenderung tidak memiliki empati dan tidak jarang yang terlibat dalam tindak kriminal.

Menurut beberapa penelitian, pemicu seseorang menjadi psikopat adalah karena ada bagian otak yang tidak normal. Sebuah penelitian menemukan bagian otak yang bernama amigdala dalam kondisi abnormal pada orang psikopat (Frontiers in Psychology, 2016).

Ketahui lebih mendalam mengenai kondisi abnormal amigdala pada orang psikopat berikut ini.

1. Apa itu amigdala?

Ini Bagian Otak yang Tidak Normal pada Psikopatilustrasi anatomi otak manusia (freepik.com/freepik)

Amigdala adalah bagian jaringan saraf berbentuk seperti almon yang terletak di lobus temporal (samping) otak. Amigdala dianggap sebagai bagian dari sistem limbik di dalam otak, yang bertanggung jawab atas emosi, naluri bertahan hidup, dan memori. 

Amigdala paling berperan saat situasi ketakutan yang mendesak. Setiap kali indra manusia mendeteksi adanya ancaman di sekitar, amigdala bertanggung jawab mempersiapkan tubuh untuk melarikan diri atau bertahan. Bagian ini merupakan yang disebut sirkuit kejut di otak, yang mengontrol respons tubuh terhadap rasa terkejut.

Para ilmuwan telah banyak mengemukakan bahwa kerusakan pada amigdala dapat mengakibatkan berbagai perubahan psikologis dan perilaku. Lesi pada amigdala telah dikaitkan dengan hilangnya emosi, hilangnya rasa takut, hiperseksualitas, dan depresi.

Pada hewan, seperti monyet, kerusakan pada amigdala dapat mengakibatkan hilangnya naluri keibuan dan mengasuh anaknya setelah lahir.

2. Penyebab kerusakan amigdala

Ini Bagian Otak yang Tidak Normal pada Psikopatilustrasi tekanan pekerjaan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Seseorang dengan kerusakan amigdala akan mengalami berbagai efek emosional dan perilaku, seperti gangguan pengambilan keputusan, kecemasan berlebihan, dan masih banyak lagi. Meskipun demikian, kerusakan amigdala dapat membaik dengan melakukan kombinasi pengobatan, termasuk pengobatan medis dan psikoterapi.

Kerusakan pada amigdala dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk riwayat cedera neurologis seperti cedera otak traumatis, penyakit Alzheimer, dan stroke.

Penyakit Alzheimer diketahui menyebabkan kerusakan jaringan amigdala karena dapat memicu atrofi (penyusutan) amigdala dan hipokampus. Dua struktur otak tersebut berkaitan dengan memori dan fungsi emosional.

Penyebab kerusakan amigdala lainnya seperti adanya gangguan aktivitas listrik di otak atau kejang-kejang, karena jaringan saraf amigdala terletak di lobus temporal.

Epilepsi lobus temporal adalah penyebab kerusakan amigdala yang paling umum. Sebuah studi meneliti kondisi mental pada pasien epilepsi lobus temporal, dan ditemukan tingginya perilaku psikopat (Psychiatry Research, 2016). Perilaku psikopat terjadi pada 70 persen dari pasien epilepsi lobus temporal anterior.

Baca Juga: Tanda Skizofrenia Paranoid yang Perlu Kamu Ketahui

3. Kaitan kerusakan amigdala dengan psikopat

Ini Bagian Otak yang Tidak Normal pada Psikopatilustrasi konsultasi dokter saraf (freepik.com/DCStudio)

Secara teoritis, faktor genetik dan lingkungan tidak secara langsung menyebabkan seseorang menjadi psikopat. Namun, ini memengaruhi perkembangan struktur dan sirkuit jaringan saraf amigdala sehingga risiko seseorang menjadi psikopat lebih tinggi. Pada akhirnya, amigdala akan berpengaruh pada respons sosial, empati, dan rasa takut.

Menurut studi, anak-anak dengan psikopati pada umumnya memiliki perkembangan amigdala yang berbeda dibandingkan anak-anak normal. Pada anak-anak dengan psikopati, area amigdala lebih kecil atau kurang aktif dibandingkan anak-anak normal. Hal ini dapat menjadi alasan mengapa psikopat relatif tidak takut dan kurang tanggap secara sosial.

4. Penyebab umum seseorang menjadi psikopat

Ini Bagian Otak yang Tidak Normal pada Psikopatilustrasi psikopat sering berbohong (pexels.com/RDNE Stock Project)

Sama seperti gangguan mental lainnya, tidak ada penyebab tunggal dari psikopati, melainkan disebabkan oleh kombinasi kompleks dari berbagai faktor, baik itu faktor genetik maupun lingkungan.

Menurut penelitian, faktor genetik paling berpengaruh terhadap perilaku antisosial, khususnya psikopati. Namun, faktor lingkungan sering kali memperparah faktor genetik (Aggression and Violent Behavior, 2022).

Faktor risiko genetik

Meskipun tidak ada yang namanya “gen psikopati”, tetapi penelitian menunjukkan bahwa psikopati cenderung diturunkan dalam keluarga. Sekalipun orang tuanya tidak mengidap psikopati, tetapi mereka dapat membawa satu atau lebih varian genetik yang meningkatkan peluang anak mereka mengembangkan psikopati.

Faktor risiko lingkungan

Pengaruh lingkungan dapat meningkatkan atau bahkan mengurangi kemungkinan berkembangnya psikopati pada orang yang berisiko karena faktor genetik. Ada banyak faktor risiko lingkungan, tetapi masing-masing faktor tersebut dampaknya berbeda-beda antar individu. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko psikopati seperti:

  • Faktor prenatal dan perinatal, seperti merokok selama kehamilan, stres selama kehamilan, atau komplikasi persalinan.
  • Rendahnya denyut jantung saat istirahat. Hal ini mencerminkan gairah fisiologis yang rendah.
  • Temperamen yang tidak kenal takut.

Meski demikian, belum dijelaskan secara jelas apakah detak jantung istirahat yang rendah atau temperamen yang tidak kenal takut menyebabkan psikopat, atau apakah faktor tersebut hanya berkorelasi saja dengan ciri-ciri psikopat.

5. Penanganan psikopat terkait amigdala

Ini Bagian Otak yang Tidak Normal pada Psikopatilustrasi penanganan psikopat (freepik.com/freepik)

Kerusakan amigdala mungkin memerlukan kombinasi perawatan, tergantung pada penyebabnya. Untuk pengobatan yang aman dan efektif, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan mental dan mengikuti saran dari mereka. Beberapa mungkin menyarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup dan menyesuaikan kebiasaan yang lebih sehat untuk membantu penyembuhan amigdala setelah kerusakan otak.

Pengobatan paling efektif untuk kerusakan amigdala bisa mencakup:

  • Psikoterapi: Psikiater dapat membantu psikopat mempelajari berbagai teknik untuk mengevaluasi risiko dan membuat keputusan yang lebih baik dan aman.
  • Dukungan mental: Ini dapat membantu mengurangi tingkat stres dan depresi yang disebabkan oleh kerusakan amigdala. Perhatian penuh dari orang terdekat diketahui dapat meningkatkan area materi abu-abu dalam otak yang berperan dalam memori dan pengaturan emosi.
  • Stimulasi otak dalam: Prosedur bedah saraf yang melibatkan penanaman elektroda di area tertentu di otak yang berhubungan dengan pergerakan dan gangguan neurologis. Sebuah studi menunjukkan bahwa stimulasi otak dalam dapat membantu mengatasi kewaspadaan berlebihan dan efek psikologis dan perilaku lainnya dari kerusakan amigdala. Meskipun dapat membantu, tetapi penting untuk diingat bahwa ini adalah prosedur yang sangat invasif dan hanya boleh dilakukan ketika tidak ditemukan solusi lainnya.

Obat-obatan tertentu juga dapat membantu mengurangi kewaspadaan berlebih dan perilaku impulsif yang disebabkan oleh kerusakan amigdala. Namun, penggunaan obat-obatan dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan dan dapat menyebabkan kondisi kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan pengobatan tepat dan aman.

Baca Juga: Psikosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Niko Utama Photo Writer Niko Utama

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya