Mengenal Beta-Karoten, Diubah dalam Tubuh Menjadi Vitamin A

Beta-karoten dianggap sebagai antioksidan

Beta-karoten termasuk dalam kelompok pigmen berwarna yang disebut karotenoid. Beta-karoten diubah menjadi vitamin A dalam tubuh dan ditemukan dalam banyak buah dan sayuran.

Beta-karoten dan pigmen merah, oranye, dan kuning lainnya yang disebut karotenoid dianggap sebagai antioksidan, menyediakan sekitar 50 persen vitamin A yang dibutuhkan dalam makanan. Vitamin A adalah nutrisi penting. Efek antioksidan dan antiinflamasinya membantu melindungi sel dari kerusakan, dilansir WebMD.

Beta-karoten digunakan untuk kelainan bawaan yang ditandai dengan kepekaan terhadap cahaya. Ini juga digunakan untuk mencegah kanker tertentu, penyakit jantung, katarak, penuaan kulit, dan banyak tujuan lainnya. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung sebagian besar penggunaan ini.

Para ahli merekomendasikan kita untuk mendapatkan asupan beta-karoten dan antioksidan lain dari makanan, bukan suplemen.

1. Sumber beta-karoten

Beta-karoten diproduksi oleh tanaman dan mikroorganisme, dengan sumber utama adalah:

  • Aprikot.
  • Asparagus.
  • Brokoli.
  • Wortel.
  • Sawi putih.
  • Chives.
  • Bunga dandelion.
  • Jeruk limau gedang.
  • Rempah seperti bubuk cabai, oregano, paprika, dan peterseli.
  • Kale.
  • Saus tomat.
  • Margarin.
  • Bawang bombai.
  • Kacang polong.
  • Paprika.
  • Plum.
  • Labu.
  • Ubi.

Kamu juga bisa mendapatkan beta-karoten dari suplemen, yang mungkin sintetis atau berasal dari minyak sawit, ganggang, atau jamur. Saat dikonsumsi suplemen vitamin atau mineral, dosisnya berkisar dari 0,4 mg hingga 20 mg per hari.

Dilansir News-Medical.Net, ketika digunakan sebagai obat untuk mengobati kekurangan vitamin A, dosis hingga 6 mg/hari dapat diberikan, dan dalam kasus erythropoietic protoporphyria hingga 300 mg/hari dapat dikonsumsi. Beta-karoten juga bisa digunakan sebagai pewarna kuning (EC160a) pada makanan dan minuman.

Meskipun beta-karoten tidak digolongkan sebagai nutrisi esensial, tetapi ini adalah prekursor vitamin A dan asupan harian yang direkomendasikan dinyatakan sebagai bagian dari referensi asupan nutrisi untuk vitamin A sebagai setara retinol.

2. Penggunaan terapeutik beta-karoten untuk pencegahan penyakit

Mengenal Beta-Karoten, Diubah dalam Tubuh Menjadi Vitamin Ailustrasi sumber beta-karoten (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Studi yang mengamati kelompok besar orang menunjukkan bahwa mereka yang makan 4 porsi atau lebih setiap hari dari buah dan sayuran yang kaya akan beta-karoten dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung atau kanker, seperti dijelaskan dalam laman Icahn School of Medicine at Mount Sinai.

Studi pendahuluan lainnya menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang kaya akan beta-karoten mengurangi risiko ALS sporadis (penyakit Lou Gehrig).

Namun, beberapa penelitian telah menemukan bahwa orang yang mengonsumsi suplemen beta-karoten mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk kondisi seperti kanker dan penyakit jantung. Para peneliti berpikir itu mungkin karena total semua nutrisi yang dimakan dalam pola makan sehat dan seimbang memberi perlindungan lebih dari sekadar suplemen beta-karoten saja.

Ada juga beberapa bukti bahwa ketika perokok dan orang yang terpapar asbes mengonsumsi suplemen beta-karoten, risiko kanker paru-paru meningkat. Untuk saat ini, perokok sebaiknya tidak mengonsumsi suplemen beta-karoten.

Baca Juga: Tinggi Antioksidan, Ini 5 Manfaat Beta-Karoten untuk Kesehatan Tubuh

3. Penggunaan beta-karoten untuk pengobatan

  • Sensitivitas matahari

Studi menunjukkan bahwa beta-karoten dosis tinggi dapat membuat orang dengan kondisi tertentu menjadi kurang sensitif terhadap matahari. Orang dengan erythropoietic protoporphyria, kondisi genetik langka yang menyebabkan kepekaan terhadap sinar matahari yang menyakitkan, serta masalah hati, sering diobati dengan beta-karoten untuk mengurangi kepekaan terhadap sinar matahari.

Di bawah perawatan dokter, dosis beta-karoten secara perlahan disesuaikan selama beberapa minggu, dan orang tersebut bisa lebih banyak terpapar sinar matahari.

  • Degenerasi makula terkait usia

Uji klinis besar, Age Related Eye Disease Study (AREDS1), menemukan bahwa orang yang mengalami degenerasi makula dapat memperlambat perkembangannya dengan mengonsumsi zink (80 mg), vitamin C (500 mg), vitamin E (400 mg), beta-karoten (15 mg), dan tembaga (2 mg).

Degenerasi makula terkait usia adalah penyakit mata yang terjadi ketika makula, bagian retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan sentral, mulai rusak. Rejimen ini hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.

  • Sindrom metabolik

Dalam sebuah penelitian terhadap pria paruh baya dan lebih tua, mereka yang makan lebih banyak makanan dengan karotenoid, terutama beta-karoten dan likopen, cenderung tidak mengalami sindrom metabolik.

Sindrom metabolik adalah sekelompok gejala dan faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan penyakit jantung dan diabetes. Para pria juga memiliki ukuran lemak tubuh dan trigliserida yang lebih rendah, sejenis lemak darah.

  • Leukoplakia oral

Orang dengan leukoplakia oral memiliki lesi putih di mulut atau di lidah mereka. Biasanya ini disebabkan oleh merokok atau minum alkohol selama bertahun-tahun. Satu studi menemukan bahwa orang dengan leukoplakia yang menggunakan beta-karoten memiliki gejala yang lebih sedikit daripada mereka yang menggunakan plasebo.

Karena mengonsumsi beta-karoten dapat membuat perokok berisiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru, jangan sembarangan menggunakan beta-karoten untuk leukoplakia. Tanyakan kepada dokter tentang keamanannya.

  • Skleroderma

Orang dengan skleroderma, kelainan jaringan ikat yang ditandai dengan kulit mengeras, memiliki kadar beta-karoten yang rendah dalam darahnya. Ini menyebabkan beberapa peneliti berpikir bahwa suplemen beta-karoten mungkin bermanfaat bagi orang dengan skleroderma.

Namun, sejauh ini, penelitian belum mengkonfirmasi teori ini. Untuk saat ini, yang terbaik adalah mendapatkan beta-karoten dari makanan dan menghindari suplemen sampai penelitian lebih lanjut dilakukan.

4. Manfaat kesehatan

Mengenal Beta-Karoten, Diubah dalam Tubuh Menjadi Vitamin AIlustrasi ubi jalar (pixabay.com/StockSnap)

Beta-karoten merupakan senyawa yang diubah oleh tubuh menjadi vitamin A. Vitamin A memiliki sejumlah fungsi penting dalam tubuh. Dilansir Verywell Health, ini meliputi:

  • Mengurangi stres oksidatif. Beta-karoten adalah antioksidan, yang artinya bisa memperlambat kerusakan sel dari bahan limbah yang disebut radikal bebas. Radikal bebas tercipta di dalam tubuh melalui proses tubuh normal dan stres luar di lingkungan. Ketika radikal bebas tidak dihilangkan secara efektif, stres oksidatif dapat terjadi. Menurut laporan dalam jurnal Frontiers in Pharmacology tahun 2022, stres oksidatif dapat menjadi faktor dalam beberapa jenis kondisi kesehatan seperti kanker, penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit inflamasi, penyakit infeksius, dan penyakit neurodegeneratif. Antioksidan seperti beta-karoten mungkin dapat membantu menghilangkan radikal bebas, sehingga mencegah kondisi yang disebabkan oleh radikal bebas.
  • Mendukung kesehatan mata. Vitamin A membantu mencegah infeksi mata dengan mendukung penciptaan penghalang di sekitar kornea yang menghentikan masuknya bakteri. Beta-karoten membantu mencegah rabun senja dan mata kering. Ini mungkin berperan dalam mencegah degenerasi makula terkait usia (AMD). Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja. Meningkatkan asupan vitamin A atau beta-karoten baik dengan suplemen atau melalui makanan dapat membantu.
  • Memperbaiki fungsi kognitif. Beta-karoten dapat membantu fungsi otak, tetapi ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen beta-karoten selama rata-rata 18 tahun meningkatkan fungsi kognitif. Menggunakan suplemen untuk periode waktu yang lebih singkat tampaknya tidak menghasilkan efek apa pun.
  • Menjaga kesehatan kulit. Beta-karoten mungkin dapat membantu melindungi kulit dari sinar matahari yang berbahaya. Namun, ini butuh beta-karoten dalam jumlah yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lama. Masalahnya, terlalu banyak beta-karoten dapat menyebabkan masalah kesehatan, sehingga biasanya tidak disarankan untuk perlindungan terhadap sinar matahari. Pengecualian untuk orang yang memiliki penyakit erythropoietic protoporphyria atau yang menggunakan obat yang menyebabkan sensitivitas matahari. Beta-karoten dan karotenoid lainnya juga dapat membantu menjaga kesehatan kulit secara keseluruhan dengan melindunginya dari sinar ultraviolet (UV) dan polusi.
  • Mungkin bisa membantu pencegahan kanker. Studi dalam jurnal Antioxidants tahun 2020 menyebut bahwa orang yang makan makanan yang mengandung beta-karoten atau yang mengonsumsi beta-karoten lebih banyak dalam darah memiliki tingkat kanker paru-paru, kanker kulit, kanker kolon, kanker payudara, dan kanker prostat yang lebih rendah. Akan tetapi, hubungan antara beta-karoten dan kanker tidak mudah dipahami. Para ahli tidak menyarankan suplemen beta-karoten untuk populasi umum karena dianggap tidak membantu mencegah banyak kasus kanker. Cara beta-karoten berinteraksi dengan tubuh terlalu rumit dan belum dipahami dengan baik.
  • Mendukung kesehatan paru-paru. Menurut penelitian, defisiensi vitamin A dapat menjadi faktor dalam perkembangan atau memburuknya beberapa penyakit paru-paru. Namun, ada sisi lain dari temuan tersebut. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa menggunakan suplemen beta-karoten dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru pada perokok.

5. Dosis aman, kemungkinan efek samping, dan interaksi obat

Mengonsumsi suplemen beta-karoten dalam dosis tinggi bisa membuat kulit tampak kuning atau jingga (karotenemia). Dosis yang lebih tinggi juga dikaitkan dengan risiko beberapa jenis kanker. Hal ini terutama terjadi pada orang yang berisiko lebih tinggi terkena kanker setelah terpapar asbes atau bagi mereka yang merokok.

Mendapatkan beta-karoten melalui sumber makanan, yang direkomendasikan, belum terbukti memiliki risiko efek samping yang sama seperti mengonsumsi suplemen.

Banyak dokter merekomendasikan sekitar 2 miligram beta-karoten setiap hari. Jumlah tertinggi yang dianggap aman adalah sekitar 7 miligram setiap hari. Namun, suplemen beta-karoten saat ini tidak direkomendasikan untuk penggunaan umum.

Beta-karoten dalam bentuk suplemen bisa berinteraksi dengan niasin, lutein, dan orlistat. Jumlah beta-karoten dalam tubuh bisa diturunkan pada orang-orang yang minum alkohol lebih dari jumlah sedang atau makan makanan yang mengandung olestra (pengganti lemak), dilansir MedlinePlus.

Beta-karoten penting untuk kesehatan secara keseluruhan karena merupakan prekursor vitamin A. Namun, mengonsumsi suplemen tidak dianjurkan untuk sebagian besar orang. Cara terbaik untuk mendapatkannya adalah lewat konsumsi makanan yang mengandung beta-karoten.

Sebagian besar penelitian tentang beta-karoten tidak menunjukkan manfaat dramatis dari suplementasi. Bahkan, ada kekhawatiran bahwa bagi sebagian orang, mengonsumsi suplemen beta-karoten bisa berbahaya. Ada beberapa alasan seseorang butuh suplemen beta-karoten, tetapi ini tidak umum dan hanya bisa dilakukan di bawah pengawasan dokter.

Baca Juga: 7 Makanan Tinggi Retinol, Salah Satu Bentuk Vitamin A

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya