Efek Samping Rifampisin yang Penting untuk Diketahui

Dari efek samping yang umum, kurang umum, dan jarang

Rifampisin (rifampicin) atau rifampin adalah antibiotik yang mengobati infeksi bakteri. Obat ini digunakan dengan obat lain untuk mengobati tuberkulosis (TBC), penyakit infeksius yang paling sering menyerang paru-paru, tetapi bisa menyerang bagian tubuh lainnya.

Rifampisin juga digunakan untuk mengobati beberapa orang yang memiliki infeksi Neisseria meningitidis (sejenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius yang disebut meningitis) di hidung atau tenggorokan. Obat ini mencegah seseorang menyebarkan bakteri ini ke orang lain, tetapi rifampisin tidak mengobati infeksi meningitis aktif.

Kalau diresepkan oleh dokter, kamu perlu mengetahui apa saja potensi efek samping rifampisin.

Efek samping umum rifampisin

Menurut MedicineNet, efek samping rifampisin umum meliputi:

  • Efek gastrointestinal, seperti heartburn, sakit perut, mual, muntah, gas (kentut), diare, dan kehilangan nafsu makan.
  • Peningkatan enzim hati.
  • Gatal ringan dan kemerahan dengan atau tanpa ruam.

Baca Juga: Mengapa Minum Antibiotik Harus Dihabiskan?

Efek samping rifampisin yang kurang umum

Efek Samping Rifampisin yang Penting untuk Diketahuiilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Efek samping rifampisin yang kurang umum di antaranya:

  • Sakit kepala.
  • Demam.
  • Mengantuk.
  • Kelelahan
  • Pusing
  • Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
  • Kebingungan mental
  • Perubahan perilaku
  • Kelemahan otot
  • Nyeri pada ekstremitas
  • Mati rasa secara umum
  • Gangguan koordinasi, keseimbangan, dan bicara (ataksia).
  • Gangguan penglihatan.
  • Kelainan darah, seperti:
    • Jumlah trombosit rendah (trombositopenia), dengan terapi intermiten dosis tinggi.
    • Jumlah sel imun leukosit yang rendah (leukopenia).
    • Jumlah sel darah merah yang rendah karena kerusakan yang cepat (anemia hemolitik).
    • Penurunan kadar hemoglobin.
  • Peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan asam urat serum.
  • Gangguan menstruasi.
  • Pembengkakan ekstremitas (edema perifer).
  • Pembengkakan wajah.
  • Gejala mirip flu.
  • Reaksi kulit hipersensitivitas, seperti:
    • Ruam.
    • Biduran (urtikaria).
    • Gatal (pruritus).
    • Reaksi pemphigoid.
    • Eritema multiforme.
    • Sindrom Stevens-Johnson.
    • Nekrolisis epidermal toksik.
    • Acute generalized exanthematous pustulosis (AGEP).
    • Reaksi obat dengan eosinofilia dan gejala sistemik (DRESS).
  • Peradangan pembuluh darah (vaskulitis).
  • Jumlah eosinofil yang tinggi (eosinofilia).
  • Mulut sakit.
  • Lidah sakit.
  • Peradangan pada konjungtiva, selaput di atas bagian putih mata dan kelopak mata bagian dalam (konjungtivitis).

Efek samping rifampisin yang jarang

Efek samping yang jarang terjadi dari pengobatan dengan rifampisin meliputi:

  • Kolitis pseudomembran, sejenis peradangan usus besar akibat pertumbuhan berlebih dari bakteri Clostridium difficile, biasanya karena penggunaan antibiotik.
  • Diare terkait Clostridium difficile.
  • Peradangan hati (hepatitis).
  • Sindrom mirip syok karena toksisitas hati.
  • Jumlah sel imun granulosit dalam darah rendah (agranulositosis).
  • Koagulasi intravaskular diseminata.
  • Darah dalam urine (hematuria).
  • Hemoglobin dalam urine (hemoglobinuria).
  • Peradangan ginjal (nefritis).
  • Insufisiensi ginjal.
  • Gagal ginjal akut.
  • Insufisiensi adrenal pada pasien dengan gangguan fungsi adrenal.
  • Psikosis.
  • Penyakit otot (miopati).
  • Reaksi hipersensitivitas parah (anafilaksis).
  • Toksisitas paru.
  • Sesak napas (dispnea).
  • Tekanan darah rendah (hipotensi).

Daftar di atas bukanlah daftar lengkap efek samping rifampisin. Hubungi dokter apabila kamu mengalami gejala tau masalah kesehatan yang tidak biasa saat menggunakan obat ini.

Baca Juga: TBC Laten dan TBC Aktif, Apa Saja Perbedaannya?

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya