8 Efek Samping Stevia, Pemanis Rendah Kalori Pengganti Gula

Mulai dari potensi reaksi alergi hingga kerusakan ginjal

Banyak orang memilih untuk mengganti gula dengan pilihan pemanis yang rendah kalori, salah satunya stevia. Stevia adalah pemanis non-nutrisi atau nol kalori yang terbuat dari glikosida steviol. Stevia terbuat dari daun tanaman stevia, yang sekitar 100 hingga 300 kali lebih manis daripada gula meja, tetapi tidak mengandung karbohidrat, kalori, atau bahan buatan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) hanya menganggap glikosida steviol dengan kemurnian tinggi aman untuk dikonsumsi manusia. Karena FDA belum menyetujui ekstrak stevia mentah dan daun stevia sebagai bahan tambahan makanan, produsen tidak diperbolehkan memasarkannya sebagai produk pemanis.

Asupan harian yang dapat diterima untuk setara steviol adalah 4 miligram (mg) per kilogram (kg) berat badan. Ini setara dengan 12 mg ekstrak stevia kemurnian tinggi per kg per berat badan per hari.

Saat digunakan sebagai pemanis atau untuk bumbu masakan, stevia yang murni tidak dianggap dapat menyebabkan efek samping yang merugikan. Sementara itu, beberapa penelitian telah mengidentifikasi potensi efek samping stevia selama beberapa dekade, sebagian besar menggunakan hewan laboratorium, dan banyak yang telah dibantah.

Potensi efek samping yang terkait dengan konsumsi stevia akan dijelaskan di bawah ini.

1. Gejala pencernaan

Beberapa produk stevia mengandung alkohol gula tambahan yang dapat menyebabkan gejala apabila kamu sangat sensitif terhadap bahan kimia.

Meskipun hipersensitivitas terhadap alkohol gula jarang terjadi, tetapi gejalanya dapat meliputi mual, muntah, gangguan pencernaan, kram, dan kembung.

Dilansir Medical News Today, beberapa penelitian yang menggunakan kultur sel hewan pengerat dan manusia telah menunjukkan potensi manfaat gastrointestinal dari glikosida steviol. Penggunaan atevia telah terbukti membantu membatasi dan mengurangi diare dan gejala sindrom iritasi usus besar.

2. Reaksi alergi

8 Efek Samping Stevia, Pemanis Rendah Kalori Pengganti Gulailustrasi pemanis buatan (unsplash.com/Alexander Grey)

Menurut tinjauan ilmiah dalam Annals of the National Institute of Hygiene tahun 2015, ada beberapa laporan kasus alergi stevia. FDA dan European Commission menyimpulkan bahwa jumlah individu yang hipersensitif terhadap stevia atau berisiko memiliki reaksi alergi terhadap stevia dikatakan rendah.

3. Kerusakan ginjal

Stevia tergolong diuretik, artinya dapat meningkatkan kecepatan mengeluarkan air dan elektrolit dari tubuh melalui urine. Nah, karena ginjal bertanggung jawab untuk menyaring dan membuat urine, para peneliti awalnya mengira bahwa konsumsi stevia dalam jangka panjang dapat merusak ginjal.

Namun, studi yang lebih baru menyimpulkan bahwa stevia malah dapat membantu mencegah kerusakan ginjal. Menurut studi dalam jurnal PLOS One tahun 2013 yang dilakukan di laboratorium, stevia dapat membantu mengurangi pertumbuhan kista di sel ginjal.

4. Hipoglikemia

8 Efek Samping Stevia, Pemanis Rendah Kalori Pengganti Gulailustrasi pemanis pengganti gula (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Menurut laporan dalam Avicenna Journal of Medical Biotechnology tahun 2016, stevia dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Namun, manfaat ini bisa berubah menjadi efek samping dengan penggunaan berlebihan.

Walaupun tidak ada penelitian langsung, tetapi asupan stevia yang berlebihan (bersama dengan obat penurun gula darah) dapat menyebabkan hipoglikemia, yaitu suatu kondisi saat kadar gula darah bisa turun sangat rendah.

Amannya konsultasikan dengan dokter jika kamu ingin menggunakan stevia dan sedang dalam pengobatan diabetes.

Baca Juga: Studi: Pemanis Buatan Tingkatkan Risiko Kanker

5. Gangguan endokrin

Ada kemungkinan glikosida steviol dapat mengganggu hormon yang dikendalikan oleh sistem endokrin. Menurut sebuah studi dalam jurnal Molecular and Cellular Endocrinology tahun 2016, sel sperma, saat "diperkenalkan" dengan steviol, mengalami peningkatan hormon progesteron (disekresikan oleh sistem reproduksi perempuan).

6. Tekanan darah rendah

8 Efek Samping Stevia, Pemanis Rendah Kalori Pengganti Gulailustrasi stevia (pixabay.com/günter)

Stevia diketahui bertindak sebagai vasodilator, yang artinya menyebabkan pembuluh darah melebar dan menurunkan tekanan darah secara keseluruhan. Saat ini, para peneliti hanya mengeksplorasi aspek positif dari penggunaan ini.

Apa pun yang secara aktif menurunkan tekanan darah dapat menyebabkan komplikasi kesehatan dengan penggunaan jangka panjang yang berlebihan. Orang dengan tekanan darah rendah kronis harus berbicara dengan dokter tentang penggunaan stevia dalam jangka panjang.

7. Mati rasa

Dilansir StyleCraze, hanya ada sedikit informasi mengenai hal ini. Beberapa bukti anekdot merujuk pada individu yang mengalami mati rasa di tangan dan kaki (dan bahkan di lidah) setelah mengonsumsi stevia.

Apabila kamu mengalami gejala ini setelah menggunakan stevia, hentikan penggunaannya dan konsultasikan ini ke dokter.

8. Pegal dan nyeri otot

8 Efek Samping Stevia, Pemanis Rendah Kalori Pengganti Gulailustrasi nyeri otot (freepik.com/8photo)

Ada sedikit penelitian mengenai efek samping ini. Beberapa sumber menyatakan bahwa konsumsi stevia bisa menyebabkan pegal dan nyeri otot. Menurut penelitian dalam British Journal of Clinical Pharmacology tahun 2000, asupan obat yang terbuat dari steviosides (komponen aktif stevia) ditemukan menyebabkan nyeri otot dan nyeri pada pasien tertentu.

Kalau kamu merasa pegal atau nyeri otot tanpa alasan, coba hentikan asupan stevia dan konsultasi dengan dokter.

Siapa saja yang tidak disarankan menggunakan stevia?

Beberapa orang berisiko lebih tinggi mengalami efek samping dari penggunaan stevia secara teratur. Ini karena stevia dapat menurunkan gula darah dan tekanan darah, serta bertindak sebagai diuretik.

Stevia juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, sehingga penting untuk mendiskusikan stevia dengan dokter sebelum mulai menggunakannya.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko efek samping stevia meliputi:

  • Kondisi tekanan darah dan obat-obatan.
  • Kondisi hati dan obat-obatan.
  • Kondisi ginjal dan obat-obatan.
  • Kondisi jantung dan obat-obatan.
  • Obat pengatur hormon.
  • Steroid.
  • Obat kanker.

Berbagai risiko yang terkait dengan stevia masih belum sepenuhnya dipahami. Tinjauan ilmiah dalam Nutrition Journal tahun 2017 mengeksplorasi hasil kesehatan dan komplikasi yang terkait dengan pemanis nol kalori menyimpulkan bahwa tidak cukup penelitian yang dilakukan untuk membuat penilaian tentang keamanan stevia secara keseluruhan.

Namun, mengingat popularitas stevia, ada beberapa penelitian berskala besar dan komprehensif yang membahas masalah ini. Dalam studi pendahuluan dalam jurnal Regulatory Toxicology and Pharmacology tahun 2017, tikus dengan diet yang terdiri dari 3,5 persen stevia selama 90 hari tidak menunjukkan gejala klinis dan tidak mengalami perubahan kimia darah, fungsi seluler, kompensasi, atau penampilan.

Akan tetapi, khususnya jika kamu memiliki kondisi khusus seperti yang disebutkan pada poin sebelum, sebaiknya konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan, keamanan, dan efek samping stevia yang mungkin terjadi.

Baca Juga: Kemenkes: Saatnya Masyarakat Batasi Konsumsi Gula!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya