7 Interaksi Umum Obat COVID-19 Paxlovid yang Perlu Diketahui

Contohnya beberapa obat jantung dan pembuluh darah

Kalau kamu terkena COVID-19 ringan hingga sedang, kamu mungkin memenuhi syarat untuk menerima obat Paxlovid (nirmatrelvir/ritonavir).

Paxlovid adalah obat antivirus oral yang membantu mengurangi risiko rawat inap atau kematian akibat COVID-19. Namun, penggunaannya tetap harus diperhatikan. Dokter harus melakukan beberapa pemeriksaan rutin untuk memastikan Paxlovid aman untuk digunakan.

Di antaranya, dokter mungkin akan bertanya tentang obat dan suplemen yang dikonsumsi di rumah. Skrining untuk interaksi adalah salah satu langkah peresepan yang direkomendasikan. Ini penting untuk membantu menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Paxlovid terdiri dari dua obat antivirus, yaitu nirmatrelvir dan ritonavir. Akan tetapi, ritonavir tampaknya bertanggung jawab atas sebagian besar interaksi Paxlovid.

Paxlovid menghalangi enzim (protein) tertentu yang bertanggung jawab untuk memecah obat. Ini membuat obat bertahan lebih lama dalam tubuh, yang dapat memperburuk efek samping. Demikian pula, beberapa obat dapat membuat Paxlovid menjadi kurang efektif.

Beri tahu dokter semua obat terbaru yang sedang digunakan, mencakup obat resep maupun obat bebas, suplemen, vitamin, dan obat herbal. Ini akan membantu mencegah dan mengelola potensi interaksi.

Inilah beberapa interaksi Paxlovid umum yang harus diperhatikan, yang informasinya telah dirangkum dari American Heart Association, Centers for Disease Control and Prevention, National Institutes of Health, dan Food and Drug Administration.

1. Statin

Statin adalah obat umum penurun kolesterol. Statin dapat berinteraksi dengan obat lain, dan Paxlovid tak terkecuali. 

Paxlovid dapat memblokir enzim yang bertanggung jawab untuk memecah statin, menyebabkannya bertahan dalam tubuh. Hal ini dapat memperburuk risiko efek samping, seperti nyeri otot. Dalam kasus yang jarang, rhabdomyolysis (kerusakan otot yang intens) juga mungkin terjadi, seperti diterangkan dalam laman GoodRx Health.

Kalau kamu menggunakan atorvastatin atau rosuvastatin, kamu harus menghindari meminumnya saat menggunakan Paxlovid.

Apabila mengonsumsi simvastatin atau lovastatin, ada rekomendasi yang lebih ketat. Kamu harus berhenti meminumnya 12 jam sebelum dosis Paxlovid pertama. Setelah ini, kamu harus tetap menghindarinya sampai 5 hari berlalu sejak dosis terakhir Paxlovid.

2. Obat jantung dan tekanan darah

7 Interaksi Umum Obat COVID-19 Paxlovid yang Perlu Diketahuiilustrasi interaksi obat-obatan (unsplash.com/hikendal)

Ada banyak obat jantung dan tekanan darah, misalnya angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, angiotensin II receptor blocker (ARB), dan beta blocker. Untungnya, ini tidak berinteraksi dengan Paxlovid. Namun, banyak jenis obat lain yang dapat menyebabkan interaksi dengan Paxlovid.

Obat jantung

Digoxin adalah obat yang mengobati gagal jantung dan detak jantung yang tidak normal. Kombinasi digoxin dan Paxlovid tidak perlu dihindari, tetapi ketahuilah bahwa kadar digoxin dapat meningkat jika mengombinasikan dua obat tersebut.

Karena risiko tinggi perubahan jantung yang serius atau efek samping lainnya, disarankan untuk menghindari Paxlovid dengan obat-obatan berikut:

  • Amiodarone.
  • Dronedarone.
  • Eplerenone.
  • Flecainide.
  • Ivabradine.
  • Propafenone.
  • Quinidine.
  • Ranolazine.

Pengencer darah

Apabila kamu mengonsumsi obat pengencer darah atau antiplatelet untuk pembekuan darah, ada beberapa interaksi lagi yang perlu diingat.

Kalau kamu menggunakan obat di bawah ini, dokter mungkin ragu untuk meresepkan Paxlovid:

  • Warfarin.
  • Rivaroxaban.
  • Dabigatran.
  • Clopidogrel.
  • Ticagrelor.

Obat tekanan darah

Beberapa obat tekanan darah juga perlu dihindari, seperti aliskiren.

Obat lainnya bisa digunakan bersamaan dengan Paxlovid, tetapi kamu mungkin diminta untuk menggunakan dosis yang lebih rendah. Ini sebagian besar berlaku untuk obat calcium channel blocker, seperti:

  • Amlodipine.
  • Diltiazem.
  • Felodipine.
  • Nicardipine.
  • Nifedipine.
  • Verapamil.

3. Beberapa obat migrain

Beberapa obat migrain dapat berinteraksi secara berbahaya dengan Paxlovid. Salah satu contohnya adalah eletriptan. Ketika diminum dengan Paxlovid, ini dapat menyebabkan efek samping yang berhubungan dengan jantung atau otak yang parah. Karena itu, dosis Paxlovid dan eletriptan harus dipisahkan minimal 3 hari (72 jam). Obat migrain triptan lainnya tampaknya aman dikonsumsi dengan Paxlovid.

Ubrogepant, rimegepant, dan turunan ergot, termasuk dihydroergotamine, ergotamine, dan methylergonovine, juga penting untuk diperhatikan. Hindari mengonsumsi Paxlovid dengan obat migrain tersebut karena efek sampingnya.

4. Obat disfungsi ereksi

7 Interaksi Umum Obat COVID-19 Paxlovid yang Perlu Diketahuiilustrasi minum obat (pexels.com/Ron Lach)

PDE-5 inhibitor adalah obat populer untuk disfungsi ereksi yang digunakan sesuai kebutuhan sebelum berhubungan seksual. Sayangnya, kalau kamu diresepkan Paxlovid, penggunaan PDE-5 inhibitor perlu dihindari.

Sebagai contoh, Paxlovid dapat meningkatkan jumlah avanafil (salah satu jenis PDE-5 inhibitor) dalam tubuh, tetapi tidak diketahui seberapa banyak. Agar aman, hindari kombinasi dua obat ini.

Sildenafil, tadalafil, dan vardenafil juga merupakan PDE-5 inhibitor, yang lebih umum daripada avanafil. Mengombinasikan tiga obat tersebut dengan Paxlovid mungkin baik-baik saja, tetapi tanyakan kepada dokter apakah dosisnya perlu diturunkan. Paxlovid juga dapat meningkatkan kadar obat-obatan tersebut.

Baca Juga: Hore! Obat COVID-19 Paxlovid Sudah Tersedia di Indonesia

5. Pil KB

Kalau kamu menggunakan pil KB oral, kamu mungkin ingin memeriksa labelnya dan lihat apakah terdapat etinil estradiol. Ini adalah jenis estrogen yang ditemukan dalam pil KB generik dan paten, juga ditemukan dalam cincin vagina dan kontrasepsi patch.

Kamu dapat mengonsumsi Paxlovid jika sedang mengonsumsi etinil estradiol. Namun, sebaiknya gunakan metode kontrasepsi cadangan, seperti kondom. Kamu mungkin juga direkomendasikan untuk menggunakan kontrasepsi cadangan sampai mendapatkan menstruasi pertama setelah dosis Paxlovid terakhir.

Secara teori, Paxlovid dapat mengurangi keefektifan etinil estradiol, meningkatkan risiko kehamilan yang tidak diinginkan. Akan tetapi, karena Paxlovid hanya digunakan selama lima hari, efek ini mungkin tidak signifikan.

6. Obat kejang

7 Interaksi Umum Obat COVID-19 Paxlovid yang Perlu Diketahuiilustrasi obat (spunout.ie)

Obat kejang memiliki hubungan yang berbeda dengan Paxlovid. Banyak dari obat kejang membuat Paxlovid kurang efektif. Hal ini dapat menyebabkan infeksi yang tidak diobati dan kemungkinan resistansi obat.

Hindari menggabungkan Paxlovid dengan obat-obatan ini:

  • Carbamazepine.
  • Phenobarbital.
  • Phenytoin.
  • Primidone.

7. Obat kesehatan mental tertentu

Beberapa obat untuk kecemasan dan depresi diketahui berinteraksi dengan Paxlovid. Di antaranya adalah bupropion dan trazodone. Paxlovid dapat membuat kadar bupropion turun, berpotensi membuatnya kurang efektif. Namun, pada kenyataannya, interaksi ini mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan, menurut National Institutes of Health. Ini memiliki efek sebaliknya pada trazodone, yaitu meningkatkan kadarnya, memperburuk efek samping seperti pusing dan tekanan darah rendah.

Antipsikotik juga termasuk dalam kategori ini. Paxlovid dapat meningkatkan kadar quetiapine dalam tubuh, menyebabkan efek samping lebih mungkin terjadi. Dokter mungkin akan menurunkan dosis quetiapine saat kamu menggunakan Paxlovid.

Paxlovid juga dapat menyebabkan reaksi serius dengan clozapine, lurasidone, dan pimozide. Kombinasi Paxlovid dengan obat-obatan tersebut harus dihindari.

Interaksi Paxlovid lain yang harus dihindari

7 Interaksi Umum Obat COVID-19 Paxlovid yang Perlu Diketahuiilustrasi obat COVID-19 Paxlovid (flickr.com/Dominic Freeman)

Selain obat-obatan di atas, ada pula rekomendasi untuk menghindari mengonsumsi Paxlovid, atau mempertimbangkan penyesuaian dosis obat, dengan obat berikut:

  • Alfuzosin.
  • Bosentan.
  • Colchicine.
  • Erythromycin.
  • Everolimus.
  • Finerenone.
  • Flibanserin.
  • Glecaprevir/pibrentasvir.
  • Lomitapide.
  • Lumacaftor/ivacaftor.
  • Midazolam.
  • Naloxegol.
  • Rifampin.
  • Inhaler yang mengandung salmeterol.
  • Silodosin.
  • Sirolimus.
  • St. John’s wort.
  • Suvorexant.
  • Tacrolimus.
  • Tamsulosin.
  • Tolvaptan.
  • Triazolam.
  • Voclosporin.
  • Obat-obatan kanker.

Paxlovid adalah obat antivirus yang diizinkan untuk mengobati orang tertentu dengan COVID-19. Namun, Paxlovid dapat memperburuk efek samping beberapa obat-obatan atau membuat beberapa obat menjadi kurang efektif. Dokter atau apoteker harus melakukan skrining interaksi obat sebelum meresepkan Paxlovid.

Baca Juga: Studi: Paxlovid dan Vaksinasi COVID-19 Turunkan Risiko Long COVID

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya