Apa Itu Menopause? Fase Perempuan yang Tidak Perlu Ditakuti

Rata-rata usia menopause sekitar 51 tahun

Menopause didefinisikan sebagai periode menstruasi terakhir dan biasanya dikonfirmasi ketika seorang perempuan telah melewatkan menstruasi selama 12 bulan berturut-turut (tanpa penyebab lain yang jelas). Menopause menyebabkan penurunan kadar estrogen dan hormon lainnya. Ini adalah peristiwa kehidupan normal dan alami yang dialami semua perempuan.

Kebanyakan perempuan mengalami menopause secara alami antara usia 45 dan 55 tahun, dengan rata-rata usia menopause sekitar 51 tahun, mengutip Australasian Menopause Society. Ketahui penyebab hingga pengobatannya.

1. Penyebab

Perempuan dilahirkan dengan sel telur, yang disimpan di indung telurnya. Ovarium juga menghasilkan hormon estrogen dan progesteron, yang mengontrol menstruasi dan pelepasan sel telur (ovulasi). Menopause terjadi ketika ovarium tidak lagi melepaskan sel telur setiap bulan dan menstruasi berhenti, dilansir WebMD.

Menopause adalah bagian normal dari penuaan yang terjadi setelah usia 40 tahun. Namun, beberapa perempuan dapat mengalami menopause dini. Ini bisa disebabkan oleh prosedur operasi (surgical menopause), seperti pengangkatan ovarium melalui histerektomi, atau kerusakan pada ovarium, misalnya akibat kemoterapi. Jika terjadi sebelum usia 40 tahun karena alasan apa pun disebut menopause dini.

2. Tahap menopause

Apa Itu Menopause? Fase Perempuan yang Tidak Perlu Ditakutiilustrasi perempuan usia menopause (pexels.com/Mikhail Nilov)

Menopause alami adalah berakhirnya menstruasi secara permanen yang tidak terjadi karena jenis perawatan medis apa pun. Prosesnya bertahap dan terjadi dalam tiga tahap:

  • Perimenopause atau “transisi menopause”: Perimenopause dapat dimulai 8 hingga 10 tahun sebelum menopause ketika ovarium secara bertahap memproduksi lebih sedikit estrogen. Biasanya ini saat usia 40-an. Perimenopause berlangsung hingga menopause, saat ovarium berhenti melepaskan sel telur. Dalam 1–2 tahun terakhir perimenopause, penurunan estrogen makin cepat. Pada tahap ini, banyak perempuan bisa mengalami gejala menopause. Namun, pada masa ini siklus menstruasi masih ada dan perempuan bisa hamil.
  • Menopause: Menopause adalah saat perempuan berhenti menstruasi. Pada tahap ini, indung telur sudah berhenti melepaskan sel telur dan tidak lagi memproduksi sebagian besar estrogen. Dokter mendiagnosis menopause ketika perempuan tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.
  • Pascamenopause: Ini adalah tahapan saat perempuan tidak mengalami menstruasi selama satu tahun penuh (atau sisa hidup setelah menopause). Selama tahap ini, gejala menopause, seperti hot flash, mungkin membaik. Namun, beberapa orang terus mengalami gejala menopause selama satu dekade atau lebih setelah transisi menopause. Akibat rendahnya kadar estrogen, orang yang berada pada fase pascamenopause berisiko lebih tinggi mengalami beberapa kondisi kesehatan, seperti osteoporosis dan penyakit jantung.

3. Gejala

Gejala menopause bervariasi pada setiap perempuan. Gejala mungkin bertahan 5 tahun atau lebih. Gejala mungkin lebih buruk pada beberapa perempuan dibandingkan perempuan lainnya. Gejala menopause akibat prosedur operasi bisa lebih parah dan muncul secara tiba-tiba.

Menurut National Library of Medicine, hal pertama yang mungkin dirasakan adalah perubahan pada menstruasi, yang bisa lebih sering atau lebih jarang. Beberapa perempuan mungkin mengalami menstruasi setiap 3 minggu sebelum mulai melewatkan menstruasi. Ada juga yang mengalami menstruasi tidak teratur selama 1 hingga 3 tahun sebelum berhenti sepenuhnya.

Gejala umum menopause meliputi:

  • Periode menstruasi yang lebih jarang terjadi dan akhirnya berhenti.
  • Jantung berdebar kencang.
  • Hot flash, biasanya paling parah dalam 1 hingga 2 tahun pertama.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Kulit memerah
  • Masalah tidur (insomnia).

Gejala menopause lainnya mungkin termasuk:

  • Berkurangnya minat terhadap seks atau perubahan respons seksual.
  • Sering lupa (pada beberapa perempuan).
  • Sakit kepala.
    Perubahan suasana hati, termasuk mudah tersinggung, depresi, dan kecemasan.
  • Kebocoran urine (inkontinensia).
  • Kekeringan vagina dan nyeri saat berhubungan seksual.
  • Infeksi vagina.
  • Nyeri sendi.
  • Detak jantung tidak teratur (palpitasi).

Baca Juga: Perlu Diluruskan, 7 Mitos tentang Menopause yang Banyak Dipercaya

4. Diagnosis

Apa Itu Menopause? Fase Perempuan yang Tidak Perlu Ditakutiilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/tirachardz)

Kamu bisa melacak menstruasi dan beri tahu polanya kepada dokter. Ini akan menjadi petunjuk bagi dokter jika sedang memasuki masa perimenopause atau mendekati menopause. Dokter juga dapat mendiagnosis berdasarkan gejala yang dialami.

Selain itu, perempuan mungkin memerlukan tes darah agar dokter dapat mengetahu kadar:

  • Follicle-stimulating hormone (FSH): Biasanya meningkat ketika perempuan mendekati menopause.
  • Estradiol: Memberi tahu dokter berapa banyak estrogen yang dihasilkan ovarium. Tingkat ini akan turun saat menopause.
  • Hormon tiroid: Ini menunjukkan masalah pada kelenjar tiroid, yang dapat memengaruhi menstruasi dan menyebabkan gejala seperti menopause.

5. Perubahan terkait menopause

Perubahan hormonal yang terkait dengan menopause dapat memengaruhi kesejahteraan fisik, emosional, mental, dan sosial. Gejala yang dialami selama dan setelah transisi menopause sangat bervariasi dari orang ke orang. Beberapa memiliki sedikit gejala, jika ada. Bagi orang lain, gejalanya bisa parah dan memengaruhi aktivitas sehari-hari serta kualitas hidup. Beberapa mungkin mengalami gejala selama beberapa tahun. Gejala yang berhubungan dengan menopause bisa kamu lihat lagi pada poin nomor 3.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), komposisi tubuh dan risiko kardiovaskular juga dapat terpengaruh. Keunggulan perempuan dibandingkan laki-laki dalam hal penyakit kardiovaskular secara bertahap menghilang seiring dengan penurunan kadar estrogen yang signifikan setelah menopause.

Menopause juga dapat mengakibatkan melemahnya struktur pendukung panggul, sehingga meningkatkan risiko prolaps organ panggul.

Hilangnya kepadatan tulang saat menopause merupakan kontributor signifikan terhadap tingginya angka osteoporosis dan patah tulang.

Ada berbagai intervensi non hormonal dan hormonal yang dapat membantu meringankan gejala menopause. Gejala yang berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan harus didiskusikan dengan dokter untuk mengidentifikasi pilihan penatalaksanaan yang tersedia, dengan mempertimbangkan riwayat kesehatan, nilai-nilai, dan preferensi.

Kehamilan masih mungkin terjadi selama perimenopause. Kontrasepsi dianjurkan untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan hingga setelah 12 bulan berturut-turut tanpa menstruasi. Kehamilan setelah menopause tidak mungkin terjadi tanpa perawatan kesuburan yang melibatkan penggunaan sel telur donor atau embrio yang dibekukan sebelumnya.

Selama perimenopause dan setelah menopause, infeksi menular seksual (IMS), termasuk HIV, masih mungkin terjadi melalui kontak seksual tanpa kondom, termasuk seks oral, anal, dan vagina. Penipisan dinding vagina setelah menopause meningkatkan kemungkinan terjadinya lesi dan robekan, sehingga meningkatkan risiko penularan HIV saat melakukan hubungan seks vagina.

6. Pengobatan

Apa Itu Menopause? Fase Perempuan yang Tidak Perlu Ditakutiilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Ingat, menopause adalah proses alami. Banyak gejala yang akan hilang seiring waktu. Namun, jika gejala menyebabkan masalah, perawatan dapat membantu perempuan merasa lebih baik. Perawatan umum menopause meliputi:

  • Terapi penggantian hormon atau terapi hormon menopause: Dokter akan meresepkan obat untuk menggantikan hormon yang tidak lagi diproduksi oleh tubuh. Obat atau kombinasi obat tertentu dapat membantu mengatasi hot flash dan gejala vagina, serta menguatkan tulang. Akan tetapi, obat-obatan tersebut juga dapat menempatkan perempuan pada risiko lebih tinggi terhadap masalah kesehatan seperti penyakit jantung atau kanker payudara. Jadi, pastikan untuk mengonsumsi obat dosis terendah yang efektif dalam waktu sesingkat mungkin.
  • Terapi hormon topikal: Ini berupa krim, sisipan, atau gel estrogen yang dimasukkan ke dalam vagina untuk membantu mengatasi kekeringan.
  • Obat non hormon: Obat depresi paroxetine disetujui untuk mengobati hot flash. Obat saraf gabapentin dan obat tekanan darah clonidine juga dapat meredakannya. Obat yang disebut modulator reseptor estrogen selektif (SERM) membantu tubuh menggunakan estrogennya untuk mengatasi hot flash dan kekeringan pada vagina.
  • Obat untuk osteoporosis: Dokter mungkin meresepkan obat-obatan atau suplemen vitamin D dan kalsium untuk membantu menjaga tulang tetap kuat.

Perubahan gaya hidup membantu banyak perempuan mengatasi gejala menopause. Berikut ini langkah-langkah yang bisa dicoba:

  • Jika mengalami gejala vasomotor seperti hot flash, minumlah air dingin, duduk atau tidur di dekat kipas angin, dan kenakan pakaian berlapis.
  • Gunakan pelembap atau pelumas vagina yang dijual bebas untuk mengatasi kekeringan.
  • Berolahraga secara teratur agar bisa tidur lebih nyenyak dan mencegah penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, dan osteoporosis.
  • Perkuat otot dasar panggul dengan senam Kegel untuk mencegah kebocoran kandung kemih.
  • Tetap aktif secara sosial dan mental untuk mencegah masalah ingatan.
  • Jangan merokok. Tembakau dapat menyebabkan menopause dini dan meningkatkan hot flash.
  • Batasi jumlah alkohol yang diminum untuk menurunkan kemungkinan terkena kanker payudara dan membantu tidur lebih nyenyak.
  • Makan makanan sehat yang bervariasi dan pertahankan berat badan yang sehat untuk membantu mengatasi hot flash.
  • Hindari kafein, alkohol, dan makanan pedas.
  • Makan makanan berbahan kedelai. Kedelai mengandung estrogen.
  • Berlatih yoga, pernapasan dalam, atau pijat untuk membantu rileks.

7. Pencegahan

Menopause merupakan bagian alami dari perkembangan seorang perempuan. Ini tidak perlu dicegah. Namun, kamu bisa mengurangi risiko masalah jangka panjang seperti osteoporosis dan penyakit jantung dengan melakukan langkah-langkah ini:

  • Kendalikan tekanan darah, kolesterol, dan faktor risiko penyakit jantung lainnya.
  • Jangan merokok. Merokok dapat menyebabkan menopause dini.
    Rutin olahraga. Latihan ketahanan membantu memperkuat tulang dan meningkatkan keseimbangan.
  • Bicarakan dengan dokter tentang obat-obatan yang dapat membantu menghentikan pelemahan tulang lebih lanjut jika menunjukkan tanda-tanda awal pengeroposan tulang atau memiliki riwayat keluarga osteoporosis yang kuat.
  • Konsumsi kalsium dan vitamin D.

Perempuan bisa mengalami perubahan fisik dan emosional selama menopause, tetapi bukan berarti kehidupan menjadi lebih buruk atau menjadi sesuatu yang ditakuti. 

Pada masa ini, banyak perempuan "mengkaji" kehidupan mereka dan menetapkan tujuan-tujuan baru. Menopause terjadi pada saat banyak perempuan harus menjalankan peran sebagai ibu dari remaja, sebagai pengasuh orang tua lansia, dan sebagai tenaga kerja. Para ahli menyarankan me-time untuk menjaga keseimbangan hidup.

Menopause bisa dipandang sebagai awal yang baru; saat tepat untuk menilai gaya hidup, kesehatan, dan membuat komitmen untuk terus berupaya mencapai kesejahteraan pada usia matang.

Baca Juga: Studi: Gejala Menopause Parah Terkait dengan Risiko Penyakit Jantung

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya