Pasien Penerima Transplantasi Jantung Babi Kedua Meninggal

Jantungnya menunjukkan tanda-tanda penolakan

Lawrence Faucette (58), orang kedua penerima jantung babi hasil rekayasa genetika dalam transplantasi, meninggal enam minggu setelah prosedur medis eksperimental. University of Maryland Medical Center (UMMC), Amerika Serikat, tempat prosedur eksperimental tersebut dilakukan, mengatakan jantungnya mulai menunjukkan tanda-tanda penolakan dalam beberapa hari terakhir.

"Harapan terakhir Faucette adalah agar kami dapat memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang telah kami pelajari dari pengalaman kami, sehingga orang lain bisa dijamin mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan jantung baru ketika organ manusia tidak tersedia. Dia kemudian mengatakan kepada tim dokter dan perawat yang berkumpul di sekelilingnya bahwa dia mencintai kami. Kami akan sangat merindukannya,” kata Dr. Bartley Griffith, direktur klinis Program Xenotransplantasi Jantung di UMMC, dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Transplantasi Jantung Babi Berhasil Dilakukan pada Pasien yang Sekarat

Kronologi

Pasien Penerima Transplantasi Jantung Babi Kedua Meninggalilustrasi transplantasi jantung babi ke pasien manusia (Dok. University of Maryland School of Medicine)

Faucette, pertama kali dirawat di UMMC pada 14 September 2023 setelah mengalami gejala gagal jantung dan menjalani transplantasi eksperimental enam hari kemudian. Penyakit jantung dan penyakit bawaannya membuatnya tidak memenuhi syarat untuk menjalani transplantasi jantung manusia tradisional.

Dilansir CNN, dalam sebuah wawancara internal dengan pihak rumah sakit beberapa hari sebelum operasi, Faucette mengatakan bahwa satu-satunya harapan adalah transplantasi jantung babi, xenotransplantasi. 

“Kami tidak punya harapan selain berharap lebih banyak waktu bersama,” kata istrinya, Ann Faucette, saat itu. “Itu bisa saja sesederhana duduk di teras depan dan minum kopi bersama.”

Dalam minggu-minggu setelah transplantasi, dokternya melaporkan bahwa dia mengalami kemajuan yang signifikan, termasuk berpartisipasi dalam terapi fisik dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Satu bulan setelah operasi, dokternya mengatakan mereka yakin fungsi jantungnya sangat baik dan telah menghentikan obat apa pun untuk mendukung fungsi jantungnya.

Dokter Griffith, yang melakukan operasi pada Faucette, mengatakan ia dan timnya tidak memiliki bukti adanya infeksi dan tidak ada bukti penolakan pada saat itu.

Dokter telah merawat Faucette dengan pengobatan antibodi eksperimental untuk lebih menekan sistem kekebalan dan mencegah penolakan. Namun, penolakan organ adalah “tantangan paling signifikan dalam transplantasi tradisional yang melibatkan organ manusia juga,” kata UMMC dalam sebuah pernyataan.

Dalam keterangannya terkait meninggalnya suaminya, Ann mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam perawatan suaminya di UMMC.

“Larry memulai perjalanan ini dengan pikiran terbuka dan keyakinan penuh pada Dr. Griffith dan stafnya. Ia tahu waktunya bersama kami singkat, dan ini adalah kesempatan terakhirnya untuk berbuat demi orang lain,” katanya.

Menurut pemerintah federal, terdapat lebih dari 113.000 orang dalam daftar transplantasi organ, termasuk lebih dari 3.300 orang yang membutuhkan jantung. Donate Life America mengatakan bahwa 17 orang meninggal setiap hari saat menunggu organ donor.

Pada Januari 2022, UMMC juga melakukan operasi eksperimental pertama pada David Bennett (57), yang meninggal dua bulan setelah operasi tersebut. Walaupun tidak ada tanda-tanda penolakan pada minggu-minggu awal setelah transplantasi, otopsi menyimpulkan bahwa Bennett akhirnya meninggal karena gagal jantung karena “berbagai faktor kompleks,” termasuk kondisi Bennett sebelum operasi. Sebuah studi kasus yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet juga mencatat adanya bukti virus babi yang belum teridentifikasi sebelumnya.

Baca Juga: Sebulan setelah Transplantasi Jantung Babi, Ini Kabar Pasien

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya