Prosedur Pasang Ring Jantung, Dijalani oleh Hotman Paris

Berperan besar dalam mengobati penyakit jantung

Hotman Paris mengungkap kondisi kesehatannya yang sempat mengalami penyumbatan pembuluh darah, dan karenanya pria yang baru berulang tahun ke-64 tahun itu harus menjalani prosedur pemasangan tiga ring jantung, dikutip dari InsertLive.

Penasaran apa itu prosedur pasang ring jantung? Apakah ini merupakan prosedur medis yang kompleks? Kapan seseorang perlu pasang ring jantung? Informasi selengkapnya ada di bawah ini, ya!

1. Apa itu ring jantung?

Ring jantung, atau disebut sebagai stent jantung, adalah tabung kecil yang berperan besar dalam mengobati penyakit jantung. Alat ini dapat membantu menjaga arteri—pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke bagian tubuh, termasuk otot jantung itu sendiri, tetap terbuka, dilansir WebMD.

Kebanyakan ring jantung terbuat dari kawat (wire mesh) dan sifatnya permanen. Ada juga yang terbuat dari kain. Ini disebut cangkok stent dan sering digunakan pada arteri yang lebih besar. Lainnya terbuat dari bahan yang larut dan diserap tubuh seiring waktu. Alat ini dilapisi obat yang perlahan dilepaskan ke dalam arteri untuk mencegahnya tersumbat lagi.

2. Jenis

Prosedur Pasang Ring Jantung, Dijalani oleh Hotman Parisilustrasi ring jantung atau stent (commons.wikimedia.org/Tomáš Kebert & umimeto.org)

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, stent digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda dan dibuat dari beberapa jenis bahan, tergantung pada lokasi penempatannya di dalam tubuh.

1. Stent saluran napas (airway stent)

Beberapa stent digunakan di saluran udara paru-paru.

  • Stent logam terbuat dari logam polos atau dilapisi dengan bahan lain seperti silikon.
  • Stent hibrida mengandung campuran bahan.
  • Stent silikon terbuat dari bahan yang dapat dibentuk menjadi bentuk tertentu. Ini lebih sering digunakan jika stent bersifat sementara.

2. Stent aneurisma aorta (aortic aneurysm stent)

Cangkok stent (stent graft) digunakan untuk mengobati aneurisme aorta. Cangkok stent biasanya berupa tabung yang terbuat dari poliester anti bocor dengan backbone jaring logam. Cangkok stent digunakan pada arteri yang lebih besar, seperti aorta, dan menyediakan saluran yang stabil bagi aliran darah.

3. Stent arteri koroner atau karotis (coronary or carotid artery stent)

Beberapa stent digunakan secara khusus pada arteri koroner atau karotis.

  • Bare metal stent adalah tabung sederhana yang terbuat dari jaring logam yang dapat digunakan pada arteri koroner dan karotis.
  • Stent yang mengelusi obat adalah jenis stent yang paling umum digunakan pada arteri koroner. Jenis ini dilapisi dengan obat, yang dilepaskan ke dalam arteri seiring waktu untuk mencegah arteri menyempit lagi. Berbagai jenis stent yang mengelusi obat dilapisi dengan obat yang berbeda.
  • Stent biodegradable akan larut setelah beberapa bulan. Stent jenis ini dapat berguna bila kebutuhannya bersifat sementara. Karena stent ini larut, pasien tidak memerlukan prosedur lain untuk melepasnya.

Pada tahun 2020, U.S. Food and Drug Administration (FDA) menyetujui penggunaan stent cetak 3D. Stent ini dapat disesuaikan secara khusus untuk setiap pasien dan penggunaan.

3. Kapan seseorang butuh pemasangan ring jantung?

Dokter dapat merekomendasikan pemasangan ring jantung untuk memberikan dukungan di dalam arteri atau saluran napas yang menyempit. Risiko dan manfaat prosedur ini akan didiskusikan oleh dokter dengan pasien. Ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang memerlukan pasang ring jantung.

1. Aneurisme atau diseksi aorta

Dokter mungkin menggunakan cangkok stent untuk mengobati aneurisme atau diseksi aorta. Cangkok stent menopang area lemah aorta dan membantu mencegah aneurisme atau diseksi ruptur atau pecah. Cangkok stent juga dapat membantu mengobati cedera yang melemahkan aorta. Darah mengalir melalui cangkok stent, dan cangkok stent mencegah darah bocor ke dalam tubuh.

2. Penyakit arteri karotis

Arteri karotis ditemukan di leher dan memasok darah yang kaya akan oksigen ke otak. Plak dapat menumpuk di arteri karotis, menyebabkan penyakit arteri karotis dan peningkatan risiko stroke.

3. Penyakit jantung koroner

Ring jantung sering digunakan untuk mengobati arteri koroner yang menyempit, yang memasok darah yang kaya akan oksigen ke jantung. Kurangnya aliran darah ke jantung dapat menyebabkan nyeri dada dan kerusakan otot jantung akibat serangan jantung.

4. Kondisi paru-paru

Stent dapat digunakan untuk mengobati saluran udara yang menyempit di paru-paru. Beberapa kondisi atau prosedur mungkin menyebabkan perlunya pemasangan stent saluran napas.

  • Masalah mungkin muncul sejak lahir (kondisi bawaan).
  • Infeksi atau penyakit dapat menyebabkan pembengkakan seperti sarkoidosis, atau masalah apa pun pada tubuh yang menekan paru-paru.
  • Cedera dapat terjadi pada saluran udara akibat intubasi, saat selang diarahkan ke paru-paru; trakeostomi; atau lubang yang terbentuk di mana paru-paru yang ditransplantasikan dijahit menjadi satu.
  • Tumor dapat menghalangi saluran udara. Pengobatan kanker, seperti radiasi atau kemoterapi, terkadang dapat merusak saluran napas dan membuat saluran napas tidak berfungsi dengan baik.

5. Penyakit arteri perifer

Stent dapat digunakan sebagai pengobatan untuk penyempitan arteri yang disebabkan oleh penyakit arteri perifer, suatu kondisi ketika plak menumpuk di arteri yang membawa darah ke kaki, lengan, atau perut.

Stent dapat digunakan untuk mengatasi gejala penyakit arteri perifer dan membantu mencegah masalah kesehatan di masa depan yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah.

Baca Juga: Kateterisasi Jantung: Kegunaan, Prosedur, Risiko, Pemulihan

4. Kapan prosedur pemasangan stent tidak direkomendasikan?

Prosedur Pasang Ring Jantung, Dijalani oleh Hotman Parisilustrasi berkonsultasi dengan dokter (freepik.com/pressfoto)

Untuk semua prosedur medis, dokter akan mempertimbangkan kesehatan, risiko, dan membantu pasien dalam mengambil keputusan.

Stent arteri mungkin tidak direkomendasikan dalam beberapa keadaan, seperti:

  • Jika masalah kesehatan ringan, dokter mungkin memantau kondisi kamu, memberi pengobatan, dan merekomendasikan perubahan gaya hidup jantung sehat.
  • Jika memiliki kondisi medis lain seperti penyempitan beberapa arteri koroner, penyakit ginjal yang berlangsung lama, atau diabetes, pemasangan stent mungkin tidak disarankan. Dokter mungkin merekomendasikan operasi cangkok bypass arteri koroner sebagai gantinya.
  • Usia atau faktor risiko lainnya dapat membuat dokter merekomendasikan prosedur lain selain stent karotis, terutama pada di atas 70 tahun. Dokter mungkin juga merekomendasikan prosedur lain jika risiko stroke tinggi. Cangkok stent mungkin lebih berisiko bagi pasien lanjut usia atau pasien dengan kondisi seperti gagal ginjal atau gagal jantung.

Stent saluran napas mungkin tidak direkomendasikan dalam beberapa keadaan, yang bisa meliputi:

  • Jika kamu tidak bisa mendapatkan anestesi atau obat penenang.
  • Jika kamu  memerlukan prosedur medis di kemudian hari, seperti terapi laser, yang dapat merusak atau membakar stent. Stent juga dapat mengganggu jika paru-paru memerlukan pembedahan karena alasan lain.

Mungkin kamu bertanya-tanya, adakah batas usia pasang ring jantung atau stent? Tidak ada batas usia. Tindakan maupun intervensi koroner selalu berdasarkan kondisi klinis pasien.

Menurut Harvard Health Publishing, banyak penelitian mengenai angioplasti dan pemasangan stent belum melibatkan sejumlah besar orang yang berusia di atas 80 tahun. Hal ini terutama karena orang yang lebih tua cenderung memiliki lebih banyak masalah kesehatan dibandingkan dengan orang yang lebih muda, sehingga memasukkan lebih banyak orang lanjut usia dalam sebuah penelitian dapat mengubah hasil yang diperoleh.

Diskusikan dengan dokter agar dokter dapat mengkaji dengan menyeluruh kondisi fisik melalui pemeriksaan fisik dan penunjang seperti rekam jantung atau pemeriksaan darah, kemudian dari situ dan dapat diperkirakan pengobatan terbaik.

5. Persiapan sebelum pasang ring jantung

Dokter dapat menentukan apakah kamu memerlukan ring jantung dengan tes dan prosedur tertentu. Jika diperlukan, bicarakan dengan dokter tentang cara mempersiapkan prosedurnya.

Tes dan prosedur diagnostik

Untuk mendiagnosis penyempitan arteri atau aneurisme aorta, dokter dapat melakukan beberapa tes dan prosedur berikut:

  • MRI dada untuk mencari aneurisma di aorta. Tes ini dapat mendeteksi aneurisme dan menentukan ukuran serta lokasi tepatnya.
  • Angiografi tomografi komputer (CTA) dan angiografi resonansi magnetik (MRA) mengambil gambar pembuluh darah. Tes-tes ini dapat memberikan informasi lebih lanjut kepada dokter tentang aliran darah dan apakah arteri menyempit atau ada aneurisme.
  • Angiografi koroner mengukur bagaimana darah mengalir melalui arteri koroner. Jenis tes ini melibatkan penyuntikan pewarna ke dalam darah sehingga pembuluh darah dapat dilihat dengan sinar-X.
  • Cadangan aliran fraksional dapat membantu menentukan seberapa sempit arteri. Ini adalah tes tambahan yang dilakukan selama CTA atau angiografi koroner untuk memeriksa tekanan darah di arteri tertentu.
  • Ultrasonografi melihat apakah plak telah menyempit atau menyumbat arteri karotis atau perifer. Ini juga digunakan untuk mengetahui apakah kamu menderita aneurisme dan lokasinya. Tes ini menggunakan gelombang suara berenergi tinggi untuk membuat gambar bagian dalam pembuluh darah.
  • Ekokardiografi (echo) mengevaluasi struktur dan fungsi jantung menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar bergerak.
  • Pencitraan nuklir memeriksa apakah darah mengalir normal ke jantung. Dokter akan menyuntikkan zat pelacak yang menunjukkan apakah jantung menerima aliran darah yang cukup.

Untuk mendiagnosis saluran udara yang menyempit, kamu mungkin perlu beberapa tes dan prosedur paru-paru tambahan.

  • Bronkoskopi menentukan lokasi dan tingkat keparahan saluran napas yang menyempit.
  • CT scan dada melihat apakah salah satu saluran udara terkena tumor, pneumonia, lendir, atau masalah lainnya.
  • Tes spirometri paru mengukur seberapa baik paru-paru bekerja.

Mempersiapkan prosedur pemasangan stent

Kamu mungkin perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti tes darah, EKG, rontgen dada, atau CT scan dada, untuk mempersiapkan prosedur pemasangan stent. Beri tahu dokter tentang obat-obatan yang digunakan, prosedur bedah lain yang pernah dijalani, dan kondisi medis apa pun, seperti diabetes, penyakit ginjal, atau sleep apnea.

Kamu akan tertidur selama pemasangan dilakukan. Biasanya kamu bisa pulang pada hari yang sama atau setelah beberapa hari, tergantung jenis stent dan kondisi medis kamu.

6. Apa yang terjadi selama pemasangan stent?

Prosedur Pasang Ring Jantung, Dijalani oleh Hotman Parisilustrasi tindakan operasi (freepik.com/pch.vector)

Pemasangan stent adalah prosedur invasif minimal.

1. Stent arteri koroner dan karotis

Prosedur pemasangan stent untuk menangani arteri koroner dan karotis serupa. Dokter akan menggunakan kateterisasi jantung untuk memasang tabung tipis dengan balon kosong di ujungnya melalui pembuluh darah ke arteri yang menyempit atau tersumbat. Setelah berada di tempatnya, balon diisi dengan udara dan stent dibuka dan dipasang di arteri.

  • Prosedur pemasangan stent koroner disebut intervensi koroner perkutan atau percutaneous coronary intervention (PCI), yang biasa disebut angioplasti koroner. Terkadang prosedur ini dilakukan dalam keadaan darurat, seperti saat serangan jantung. Stent memberikan dukungan pada arteri setelah arteri dibuka kembali.
  • Prosedur pemasangan stent pada arteri karotis disebut sebagai pemasangan stent arteri karotis. Ini adalah pengobatan invasif minimal untuk penyakit arteri karotis yang parah.

2. Stent aneurisma aorta

Setelah sayatan dibuat di paha bagian atas, dokter memasukkan cangkok stent melalui pembuluh darah besar menggunakan kateter dan mengarahkannya melalui arteri ke lokasi aneurisme aorta. Cangkok stent ditempatkan di lokasi dan dibuka. Pewarna dapat disuntikkan ke dalam darah setelah cangkok stent dipasang untuk memastikannya berfungsi dengan benar dan darah tidak bocor ke dalam aneurisme. Pewarnanya bisa dilihat dengan sinar-X.

3. Stent saluran napas

Stent saluran napas dipasang menggunakan bronkoskop, yaitu kamera kecil di ujung tabung panjang. Dokter memasukkan bronkoskop melalui hidung atau mulut dan kemudian turun melalui tenggorokan ke dalam trakea dan saluran udara.

Pemasangan stent dilakukan dengan menggeser kawat pemandu di sepanjang sisi bronkoskop, kemudian menggeser tabung tipis yang membawa stent di sepanjang kawat pemandu.

Dengan menggunakan bronkoskop untuk mengamati, dokter membuka stent di saluran napas yang menyempit. Fluoroskopi, sejenis pencitraan sinar-X, atau USG juga dapat digunakan untuk membantu memandu penempatan stent. Setelah stent dipasang, dokter mungkin memeriksa paru-paru menggunakan rontgen dada.

7. Risiko atau efek samping pasang ring jantung

Terdapat risiko pemasangan stent pada arteri, antara lain:

  • Reaksi alergi terhadap pewarna kontras digunakan untuk menunjukkan pembuluh darah dengan sinar-X.
  • Aritmia, atau detak jantung tidak teratur.
  • Pendarahan atau rasa tidak nyaman saat kateter dimasukkan.
  • Kerusakan pembuluh darah akibat kateter.
  • Infeksi
  • Kerusakan pada ginjal akibat pewarna kontras, tetapi ini jarang terjadi.

Jarang sekali terjadi masalah yang lebih serius atau mengancam jiwa selama prosedur pemasangan stent. Orang yang pernah menjalani prosedur lain untuk mengatasi penyumbatan arteri atau menderita gagal jantung kongestif, penyakit ginjal kronis, atau diabetes biasanya berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi, yang mungkin meliputi:

  • Aliran darah terputus dari usus atau bagian bawah tubuh selama perbaikan aneurisme aorta.
  • Serangan jantung.
  • Pecahnya aneurisme aorta.
  • Stroke.
  • Robek di arteri.

Risiko dari prosedur pemasangan stent saluran napas meliputi:

  • Aritmia.
  • Gagal jantung.
  • Membutuhkan trakeostomi.
  • Pneumotoraks.
  • Kegagalan pernapasan.

8. Hidup dengan ring jantung

Prosedur Pasang Ring Jantung, Dijalani oleh Hotman Parisilustrasi pasangan lansia (Pexels.com/Tristan Le)

Dilansir News-Medical.Net, untuk orang yang hidup dengan ring jantung atau stent, penting untuk mengetahui dengan baik kemungkinan risiko dan komplikasi khusus dari stent yang digunakan di dalam tubuh.

Penting untuk mengikuti rencana perawatan yang ditentukan, memilih pilihan gaya hidup sehat, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dengan dokter. Perubahan gaya hidup yang mungkin dapat membantu termasuk:

  • Pengurangan berat badan, jika diindikasikan.
  • Olahraga rutin.
  • Memperbanyak makan buah-buahan dan sayuran.
  • Mengelola stres dan berhenti merokok.

Berapa lama harapan hidup setelah pasang ring jantung atau stent akan tergantung beberapa hal. Ini terutama bergantung pada penyakit jantung yang mendasari, usia, dan kondisi medis pasien, dilansir ABC News.

Seorang pasien yang lebih muda, misalnya, yang memiliki jantung yang kuat dan belum pernah mengalami serangan jantung, diharapkan dapat menjalani masa hidup yang penuh dan aktif. Di sisi lain, seseorang yang mungkin berusia 70-an atau 80-an, dan memiliki jantung lemah akibat beberapa serangan jantung sebelumnya, serta memiliki masalah kesehatan serius lainnya, umumnya harapan hidupnya akan lebih pendek setelah pemasangan stent.

Bukan berarti stent tidak boleh dipasang, karena alasan terpenting dilakukannya angioplasti dan pemasangan stent adalah untuk membuat pasien merasa lebih baik; dan sering kali, bahkan dengan penyakit penyerta medis yang serius atau penyakit medis lainnya, kualitas hidup pasien dapat secara signifikan meningkat bahkan menjelang akhir masa hidup mereka.

Jika zat lemak yang disebut plak menumpuk di dalam arteri, hal ini dapat mengurangi aliran darah ke jantung. Ini disebut penyakit jantung koroner dan dapat menyebabkan nyeri dada. Plak juga dapat menyebabkan penggumpalan darah yang menghalangi aliran darah ke jantung, yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Dengan menjaga arteri tetap terbuka, prosedur pasang ring jantung atau stent menurunkan risiko nyeri dada, serta dapat mengobati serangan jantung yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Dokter Mengidentifikasi Jenis Sindrom Jantung Baru, Disebut CKM

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya