Berencana Tindik Puting? Kenali Dulu 5 Risikonya

Infeksi tertentu bisa bersifat permanen

Banyak orang melakukan tindik atau piercing di bagian tubuhnya. Ini bisa di mana pun, termasuk puting.

Walaupun tindik banyak dilakukan dan tampaknya tidak berbahaya, tetapi ini membawa risiko kesehatan yang harus kamu ketahui sebagai bahan pertimbangan. Nah, inilah beberapa risiko kesehatan dari tindik puting.

1. Penyakit yang bisa menular lewat darah

Tindakan apa pun, dan di mana pun, dapat meningkatkan risiko terkena virus yang ditularkan melalui darah. Ini bisa terjadi terutama jika peralatan yang digunakan tidak dibersihkan dan disterilkan dengan benar.

Dilansir Verywell Health, inilah beberapa virus yang harus kamu waspadai:

  • Virus herpes simpleks: Ada risiko terkena virus herpes simpleks lewat tindik di mulut. Namun, belum ada bukti ini terjadi pada tindik kulit atau puting.
  • Human immunodeficiency virus (HIV): Sementara HIV lebih kecil kemungkinannya terjadi dari satu tusukan jarum dibandingkan dari tusukan jarum yang berkepanjangan seperti saat membuat tato, tetapi menurut laporan dalam Journal of Infection and Public Health tahun 2009 masih ada risiko kecil penularan.
  • Hepatitis B dan C: Hepatitis B adalah virus yang memengaruhi hati yang ditularkan melalui darah yang terkontaminasi. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), jarum, terutama dalam pengaturan tato dan tindik, adalah beberapa kemungkinan sumber infeksi. Sementara itu, hepatitis C adalah infeksi hati yang menyebar lewat kontak dengan darah yang terinfeksi, termasuk dari jarum yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Karena alasan inilah peralatan tindik harus sekali pakai atau disterilkan dengan benar—tidak hanya disanitasi—setelah digunakan. Penting untuk mencari tempat tindik maupun tato yang memahami dengan benar akan risiko ini.

2. Abses

Berencana Tindik Puting? Kenali Dulu 5 Risikonyailustrasi tindik puting (pexels.com/cottonbro studio)

Abses adalah benjolan berisi nanah yang menyakitkan, yang bisa terbentuk di bawah kulit akibat infeksi. Ini merupakan komplikasi umum dari tindik puting, yang mengakibatkan kemerahan, bengkak, berdarah, dan mengeluarkan nanah. Abses juga bisa terjadi di bagian lain tubuh.

Abses puting tidak cukup hanya diobati dengan antibiotik. Pertama-tama abses harus dibersihkan dan dikeringkan, sering kali dengan pembedahan. Setelah dikeringkan, dokter akan meresepkan antibiotik untuk melawan infeksi.

Menurut laporan dalam Journal of Ultrasound in Medicine tahun 2011, terkadang tindikan mungkin perlu diangkat secara permanen untuk mencegah infeksi lebih lanjut.

Selain infeksi, tindik puting bisa menyebabkan masalah lain. Menurut studi dalam Dermatology Online Journal tahun 2018, komplikasi ini bisa terjadi akibat teknik penindikan yang buruk, masalah dalam penyembuhan, atau penempatan tindik pada jaringan lunak.

Baca Juga: Apa Itu Tindik Kelamin? Kenali Prosedur dan Risikonya

3. Robekan

Tindikan di mana saja di tubuh bisa merobek kulit jika anting atau aksesori yang dipasang secara tidak sengaja tersangkut atau tercabut. Robekan juga bisa terjadi jika kamu tiba-tiba bergerak saat ditindik.

Beberapa jaringan, seperti puting atau alat kelamin, sangat lembut dan mudah robek. Risiko mengalami robekan meningkat jika orang yang menindik tidak cukup menusuk kulit agar tetap stabil dan aman.

Dalam beberapa kasus, robekan mungkin cukup parah sehingga memerlukan pembedahan korektif. Robeknya penindikan klitoris juga dapat mengurangi sensitivitas seksual.

4. Jaringan parut

Berencana Tindik Puting? Kenali Dulu 5 Risikonyailustrasi tindik puting (pexels.com/Laker)

Tindik pada dasarnya melukai kulit, dan luka dapat menyebabkan jaringan parut atau bekas luka. Ini lebih mungkin terjadi jika mengalami infeksi setelah penindikan. Bahkan, itu tidak terjadi, tindikan bisa mengakibatkan bekas luka berpigmen yang disebut keloid.

Ukuran keloid umumnya lebih besar dari luka aslinya. Beberapa dapat tumbuh secara signifikan, membuatnya menodai estetika dan nyeri saat ditekan. Operasi, terapi laser, atau cryotherapy mungkin diperlukan jika keloid menjadi bermasalah.

5. Kerusakan saraf

Memang jarang terjadi, tetapi kadang tindik dapat menyebabkan kerusakan saraf, menyebabkan nyeri persisten, ketidaknyamanan, atau hilangnya sensasi. Kamu lebih mungkin mengalaminya jika telah mengalami infeksi atau robekan traumatis.

Area tindik tubuh di mana kerusakan saraf lebih umum adalah klitoris. Tindik di area ini telah dikaitkan dengan tingginya tingkat penurunan fungsi seksual dan hilangnya sensitivitas klitoris karena cedera saraf, menurut laporan kasus dalam Case Reports in Obstetrics and Gynecology tahun 2017.

Itulah beberapa risiko kesehatan dari tindik puting yang perlu kamu pertimbangkan. Infeksi tertentu bisa bersifat permanen, dan jika terjadi kesalahan kamu bisa mengalami efek jangka panjang.

Bicarakan dengan penindik atau dokter tentang semua kemungkinan risiko kesehatan dan potensi efek jangka panjang dari tindik puting, sehingga kamu bisa membuat keputusan yang tepat.

Baca Juga: Ini 7 Bahaya Serius Tindik Lidah Menurut Medis, Pikirkan Sekali Lagi!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya