Fakta Thoracic Aortic Aneurysm, Kondisi yang Berpotensi Fatal

Kondisi ini paling sering disebabkan oleh aterosklerosis

Thoracic aortic aneurysm atau aneurisme aorta toraks adalah area yang melemah di aorta (arteri utama tubuh) di dada. Ketika dinding aorta lemah, arteri bisa melebar. Ketika pembuluh melebar secara signifikan, itu disebut aneurisme. Aneurisme aorta toraks juga disebut aneurisme toraks.

Aneurisme aorta toraks terjadi saat diameter aorta meningkat lebih dari 50 persen dari ukuran biasanya, mengutip StatPearls. Jika tidak diobati, aneurisme dapat pecah dan menyebabkan komplikasi parah hingga kematian.

Aneurisme aorta toraks sering kali tidak bergejala sampai pecah. Sebuah metaanalisis dalam jurnal Seminars in Thoracic and Cardiovascular Surgery tahun 2022, peneliti memperkirakan bahwa tingkat insiden tahunan adalah 5,3 per 100.000 orang.

1. Penyebab dan faktor risiko

Aneurisme aorta toraks paling sering disebabkan oleh aterosklerosis, pengerasan pembuluh darah yang merusak dinding arteri. Saat aterosklerosis terjadi, zat lengket yang disebut plak atheromatous menumpuk di dinding arteri. Seiring waktu, kelebihan plak menyebabkan aorta menjadi kaku dan melemah. Dilansir Cleveland Clinic, risiko aterosklerosis meningkat jika kamu:

  • Merokok.
  • Punya tekanan darah tinggi.
  • Punya kolesterol tinggi.
  • Kelebihan berat badan.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular atau pembuluh darah perifer.

Penyakit tertentu juga dapat melemahkan lapisan dinding aorta dan meningkatkan risiko aneurisme aorta toraks, seperti:

Jarang, trauma, seperti jatuh parah atau kecelakaan mobil dapat menyebabkan aneurisme aorta toraks.

Seiring bertambahnya usia, risiko kita mengalami aneurisme aorta toraks meningkat. Kondisi ini lebih banyak didiagnosis pada laki-laki, dan mereka sering kali terdampak kondisi ini pada usia yang lebih muda.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sejumlah besar aneurisme memiliki pola familial, atau diturunkan dari generasi sebelumnya. Penting untuk memberi tahu dokter jika ada riwayat aneurisme aorta dalam keluarga untuk memastikan pemeriksaan pencegahan dilakukan.

2. Gejala

Fakta Thoracic Aortic Aneurysm, Kondisi yang Berpotensi Fatalilustrasi thoracic aortic aneurysm atau aneurisme aorta toraks (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Dilansir Johns Hopkins Medicine, aneurisme aorta toraks mungkin tidak menimbulkan gejala. Ketika gejala benar-benar muncul, itu mungkin terkait dengan lokasi, ukuran, dan seberapa cepat pertumbuhan aneurisme.

Nyeri hebat yang tiba-tiba terkait dengan aneurisme toraks mungkin merupakan tanda darurat medis yang mengancam jiwa.

Gejala aneurisme toraks dapat meliputi:

  • Nyeri di rahang, leher, atau punggung atas.
  • Nyeri di dada atau punggung.
  • Mengi, batuk, atau sesak napas akibat tekanan pada trakea (batang tenggorokan).
  • Suara serak akibat tekanan pada pita suara.
  • Kesulitan menelan karena tekanan pada kerongkongan.

Gejala aneurisme aorta toraks mungkin terlihat seperti kondisi lain. Temui dokter untuk diagnosis.

3. Komplikasi yang dapat terjadi

Robekan di dinding aorta dan pecahnya aorta adalah komplikasi utama dari aneurisme aorta toraks. Namun, beberapa aneurisme kecil dan tumbuh lambat mungkin tidak pernah pecah. Secara umum, makin besar aneurisme, makin besar risiko pecahnya. Inilah beberapa komplikasi yang dapat terjadi:

  • Pendarahan berbahaya di dalam tubuh (pendarahan internal): Operasi darurat diperlukan untuk mencegah kematian.
  • Pembekuan darah: Gumpalan darah kecil dapat berkembang di area aneurisme aorta. Jika bekuan darah lepas dari dinding bagian dalam aneurisme, itu dapat menyumbat pembuluh darah di tempat lain di tubuh, kemungkinan menyebabkan komplikasi serius.
  • Stroke: Tanda dan gejala stroke termasuk kelemahan atau ketidakmampuan untuk bergerak (lumpuh) satu sisi tubuh. Selain itu, berbicara juga bisa sulit.

Baca Juga: Aneurisme Aorta: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan

4. Diagnosis

Fakta Thoracic Aortic Aneurysm, Kondisi yang Berpotensi Fatalilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Diterangkan dalam laman Penn Medicine, dokter mungkin menggunakan pengawasan aktif untuk memantau perkembangan aneurisme aorta jika memiliki:

  • Riwayat aneurisme aorta dalam keluarga.
  • Kondisi genetik seperti sindrom Marfan atau sindrom Ehlers-Danlos, yang memengaruhi jaringan ikat dalam tubuh.
  • Penyakit katup aorta bikuspid.
  • Aterosklerosis.

Apabila dokter curiga kamu memiliki aneurisme aorta toraks, tes pencitraan kardiovaskular lanjutan mungkin akan dipesan oleh dokter. Ini bisa meliputi:

  • USG jantung.
  • Rontgen dada.
  • CT scan atau MRI.
  • Angiografi.

Kalau kamu punya riwayat keluarga aneurisme atau kondisi genetik, dokter dapat merekomendasikan tes genetik. Konseling genetik dapat memberikan informasi untuk membantu merencanakan jika kamu ingin berkeluarga.

5. Pengobatan

Aneurisme aorta toraks membutuhkan perawatan segera untuk meminimalkan risiko ruptur yang mengancam jiwa. Dijelaskan dalam laman Healthline, tergantung seberapa besar aneurisme, dokter dapat merekomendasikan:

  • Secara teratur memantau aneurisme setiap 6 bulan sampai 1 tahun dengan pencitraan.
  • Obat-obatan.
  • Operasi pencegahan atau darurat.

Obat-obatan

Obat-obatan dapat membantu menurunkan tekanan di sekitar aneurisme dan mengurangi kemungkinannya pecah.

Beta-blocker adalah obat lini pertama yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan stres pada aorta. Banyak orang dapat menggunakan beta-blocker dengan efek samping ringan atau tanpa efek samping. Beberapa potensi efek samping meliputi sesak napas, kelelahan, merasa sakit, dan pusing.

Obat lain yang dapat digunakan untuk mengelola aneurisme aorta toraks meliputi:

  • Angiotensin receptor blocker dan angiotensin-converting enzyme.
  • Statin dan agen penurun lipid lainnya.
  • Glukokortikoid.
  • Indometasin.
  • Leukocyte-depleting antibody.

Operasi

Operasi darurat sangat penting untuk aneurisme yang pecah. Dokter dapat merekomendasikan operasi pencegahan jika aneurisme berisiko pecah di masa depan.

American College of Cardiology dan American Heart Association merekomendasikan operasi pencegahan jika aneurisme berada di aorta asendens dan lebarnya lebih dari 5,5 sentimeter (cm). Atau, jika aneurisme berada di aorta desendens dan lebih besar dari 6,0 cm.

Tiga jenis operasi digunakan untuk mengobati aneurisme aorta toraks antara lain:

  • Perbaikan terbuka aneurisme aorta toraks: Sayatan dibuat di dada atau punggung sehingga ahli bedah dapat mengakses aorta dan memperbaiki aneurisme. Operasi ini memiliki risiko kematian yang tinggi.
  • Cangkok stent aorta: Kumparan jaring logam dimasukkan melalui arteri di selangkangan. Sinar-X digunakan untuk memvisualisasikan posisinya di aorta sehingga menutupi aneurisme.
  • Cangkok stent aorta kompleks: Prosedurnya mirip dengan cangkok stent aorta, tetapi jaring logam memiliki lubang di dalamnya untuk memungkinkan darah mengalir ke arteri yang bercabang dari aorta.

Prospek jangka panjang untuk orang dengan aneurisme aorta toraks bergantung pada masalah medis lainnya, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Masalah-masalah ini mungkin telah menyebabkan atau berkontribusi pada kondisi tersebut.

6. Pencegahan

Fakta Thoracic Aortic Aneurysm, Kondisi yang Berpotensi Fatalilustrasi rutin olahraga (pexels.com/Kampus Production)

Menjaga pembuluh darah sesehat mungkin penting dalam mencegah aneurisme. Dokter dapat merekomendasikan strategi jantung sehat ini:

  • Tidak merokok atau menggunakan produk tembakau.
  • Jaga tekanan darah dan kadar kolesterol tetap terkendali.
  • Rutin olahraga.
  • Kurangi kolesterol dan lemak dari makanan.

Tidak ada obat untuk mencegah aneurisme aorta. Namun, obat-obatan dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan kondisi lain yang terkait dengan aneurisme. Manajemen yang tepat dari kondisi tersebut dapat menurunkan risiko komplikasi aneurisme aorta toraks.

Skrining dan pengujian genetik

Kondisi yang menyebabkan aneurisme aorta toraks dapat diturunkan dalam keluarga. Dokter dapat merekomendasikan skrining jika kerabat tingkat pertama—seperti orang tua, saudara laki-laki, saudara perempuan, putra atau putri—memiliki penyakit genetik seperti sindrom Marfan atau kondisi lain yang terkait dengan aneurisme aorta toraks.

Skrining berarti kamu menjalani tes pencitraan rutin, biasanya ekokardiogram, untuk memeriksa aneurisme. Jika ekokardiogram menunjukkan aorta yang membesar atau aneurisme, tes pencitraan lain biasanya dilakukan dalam waktu 6 hingga 12 bulan untuk memastikannya tidak tumbuh.

Tes genetik juga dapat direkomendasikan kalau kamu punya riwayat keluarga dengan aneurisme aorta, terutama jika sedang mempertimbangkan untuk hamil.

Aneurisme aorta toraks ditandai dengan pelebaran abnormal pada aorta. Kondisi ini pada kebanyakan orang dikaitkan dengan trauma atau tekanan darah yang sangat tinggi.

Aneurisme aorta toraks hampir selalu menyebabkan kematian jika pecah. Mendapatkan penanganan sesegera mungkin sebelum pecah sangat penting.

Bicarakan dengan dokter tentang pemeriksaan aneurisme aorta toraks jika seseorang dalam keluarga kamu memiliki kondisi ini, atau jika kamu memiliki sindrom genetik yang terkait dengan aneurisme aorta toraks.

Baca Juga: Koarktasio Aorta: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya