Tremor: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Bisa merupakan gejala terkait beberapa gangguan neurologis

Tremor adalah kontraksi otot berirama yang tidak disengaja, menyebabkan gerakan gemetar di satu atau lebih bagian tubuh. Ini merupakan gangguan gerakan umum yang paling sering memengaruhi tangan. Namun, bisa dialami di lengan, kepala, pita suara, batang tubuh, dan kaki.

Tremor bisa intermiten (berjeda, dengan istirahat) atau konstan. Ini dapat terjadi secara sporadis (dengan sendirinya) atau terjadi sebagai akibat dari gangguan lain.

Tremor paling sering terjadi pada usia paruh baya dan lebih tua, walaupun bisa dialami usia berapa pun, baik pada laki-laki maupun perempuan.

Tremor bukan kondisi berbahaya. Namun, penderitanya bisa merasa malu atau bahkan terasa melumpuhkan, membuat sulit atau tidak mungkin untuk melakukan pekerjaan dan tugas sehari-hari.

1. Penyebab

Seperti dijelaskan dalam laman National Institute of Neurological Disorders and Stroke, secara umum tremor disebabkan oleh masalah di bagian dalam otak yang mengontrol gerakan. 

Kebanyakan jenis tremor tidak diketahui penyebabnya, walaupun ada beberapa bentuk yang tampaknya diturunkan dan diturunkan dalam keluarga.

Tremor dapat muncul dengan sendirinya ataupun merupakan gejala terkait beberapa gangguan neurologis, seperti: 

  • Multiple sclerosis.
  • Stroke.
  • Cedera otak traumatis.
  • Penyakit neurologis yang memengaruhi bagian otak, misalnya penyakit Parkinson.

Beberapa penyebab yang diketahui lainnya dapat meliputi:

  • Obat-obatan tertentu, khususnya obat asma, amfetamin, kafein, kortikosteroid, dan obat yang digunakan untuk beberapa gangguan psikiatri dan saraf.
  • Penyalahgunaan alkohol atau gejala atau putus alkohol (withdrawal).
  • Keracunan merkuri.
  • Tiroid yang terlalu aktif.
  • Gagal hati atau gagal ginjal.
  • Kecemasan atau panik.

2. Klasifikasi

Tremor: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tremor di kaki (unsplash.com/Imani Bahati)

Tremor secara luas diklasifikasikan sebagai tremor istirahat (resting tremor) atau tremor aksi (action tremor).

Dilansir Healthline, tremor istirahat terjadi saat duduk atau berbaring diam. Setelah mulai bergerak, biasanya akan hilang. Tremor saat istirahat sering kali cuma memengaruhi tangan.

Tremor aksi terjadi selama pergerakan bagian tubuh yang terkena. Tremor aksi dibagi lagi menjadi subklasifikasi ini:

  • Tremor postural: Terjadi ketika posisi tubuh melawan gravitasi, seperti meregangkan kaki atau lengan ke atas.
  • Tremor intensi: Terjadi selama gerakan yang ditargetkan, seperti menyentuh jari ke hidung.
  • Task-specific tremor: Terjadi saat melakukan tugas yang membutuhkan keterampilan, seperti menulis tangan atau memainkan alat musik.
  • Tremor kinetik: Terjadi selama gerakan sukarela dari bagian tubuh, seperti menggerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
  • Tremor isometrik: Terjadi ketika seseorang secara sukarela mengontraksikan otot namun tidak menggerakkan otot atau anggota tubuh. Misalnya saat mengepalkan tangan.

3. Jenis

Tremor paling sering diklasifikasikan berdasarkan penampilan dan penyebabnya. Ada lebih dari 20 jenis tremor. Beberapa jenis yang paling umum antara lain:

1. Tremor esensial

Tremor esensial adalah jenis gangguan gerakan yang paling umum. Ini biasanya merupakan tremor postural atau intensi.

Tremor esensial mungkin ringan dan tidak berkembang, atau mungkin berkembang perlahan selama beberapa tahun. Biasanya dimulai sebagai tremor bilateral (memengaruhi kedua sisi tubuh).

Tremor esensial secara tradisional tidak dianggap terkait dengan proses penyakit apa pun. Namun, ada studi yang telah menghubungkannya dengan degenerasi ringan di otak kecil.

Tinjauan literatur dalam jurnal Tremor and Other Hyperkinetic Movements tahun 2019 juga menyimpulkan bahwa tremor esensial dikaitkan dengan penyakit Parkinson pada beberapa orang. Namun, lebih banyak studi diperlukan.

Tremor esensial terkadang dikaitkan dengan:

  • Riwayat keluarga dengan kondisi tersebut.
  • Kesulitan berjalan ringan.
  • Gangguan pendengaran.
  • Gangguan kognitif ringan.

2. Tremor Parkinson

Ini gejala umum penyakit Parkinson, meskipun tidak semua orang dengan penyakit Parkinson mengalami tremor. Umumnya, gejala termasuk gemetar di satu atau kedua tangan saat istirahat. Ini juga dapat memengaruhi dagu, bibir, wajah, dan kaki.

Tremor awalnya mungkin muncul hanya di satu anggota badan atau hanya di satu sisi tubuh. Seiring perkembangan penyakit, tremor dapat menyebar ke kedua sisi tubuh. Tremor sering diperburuk oleh stres atau emosi yang kuat. Lebih dari 25 persen pasien penyakit Parkinson juga memiliki tremor aksi terkait.

3. Tremor fungsional atau tremor psikogenik

Tremor jenis ini bisa muncul sebagai segala bentuk tremor. Gejalanya dapat bervariasi, tetapi sering dimulai tiba-tiba dan dapat memengaruhi semua bagian tubuh.

Tremor meningkat saat stres dan berkurang atau menghilang saat perhatian seseorang teralihkan. Banyak individu dengan tremor psikogenik memiliki gangguan kejiwaan yang mendasari, seperti depresi atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

4. Tremor distonik

Tremor distonik terjadi pada orang yang terkena distonia, yaitu gangguan gerakan di mana pesan yang salah dari otak menyebabkan otot menjadi terlalu aktif, mengakibatkan postur abnormal atau gerakan yang tidak diinginkan berkelanjutan.

Jenis tremor ini biasanya muncul pada orang dewasa muda atau setengah baya dan dapat memengaruhi otot mana pun di tubuh. Gejala kadang-kadang dapat dikurangi dengan relaksasi total.

Meskipun beberapa gejalanya serupa, tremor distonik berbeda dari tremor esensial dalam beberapa hal. Pada tremor distonik:

  • Dikaitkan dengan postur tubuh yang tidak normal karena kejang otot yang kuat atau kram.
  • Dapat memengaruhi bagian tubuh yang sama seperti tremor esensial, tetapi juga—dan lebih sering daripada tremor esensial—kepala, tanpa gerakan lain di tangan atau lengan.
  • Juga dapat meniru tremor istirahat, seperti yang terlihat pada penyakit Parkinson.
  • Tingkat keparahan tremor distonik dapat dikurangi dengan menyentuh bagian tubuh atau otot yang terkena.
  • Gerakan tremor “menyentak” atau tidak teratur, bukan berirama.

5. Tremor serebelum

Tremor serebelum biasanya adalah tremor ekstremitas yang lambat, beramplitudo tinggi (mudah terlihat) pada ekstremitas (misalnya lengan dan kaki) yang terjadi pada akhir gerakan yang bertujuan, seperti mencoba menekan tombol.

Ini disebabkan oleh kerusakan pada otak kecil dan jalurnya ke daerah otak lain akibat stroke atau tumor. Kerusakan juga dapat disebabkan oleh penyakit seperti multiple sclerosis atau kelainan degeneratif yang diturunkan seperti ataksia dan sindrom Fragile X. Ini juga dapat terjadi akibat kerusakan kronis pada otak kecil karena alkoholisme.

6. Tremor ortostatik

Tremor ortostatik adalah gangguan langka yang penyebabnya tidak diketahui, yang ditandai dengan kontraksi otot yang cepat di kaki saat berdiri. Penderitanya bisa mengalami perasaan tidak stabil atau tidak seimbang, menyebabkan mereka segera mencoba untuk duduk atau berjalan.

Karena frekuensi tremor sangat tinggi (getaran yang sangat cepat), ini mungkin tidak terlihat dengan mata telanjang, tetapi dapat dirasakan dengan menyentuh paha atau betis atau dapat dideteksi oleh dokter yang memeriksa otot dengan stetoskop. Dalam beberapa kasus tremor bisa menjadi lebih parah dari waktu ke waktu.

7. Tremor fisiologis

Tremor fisiologis terjadi pada semua individu sehat. Ini jarang terlihat oleh mata dan biasanya melibatkan getaran halus dari kedua tangan dan juga jari.

Ini tidak dianggap sebagai penyakit, tetapi merupakan fenomena normal yang merupakan hasil dari sifat fisik dalam tubuh (misalnya, aktivitas berirama seperti detak jantung dan aktivasi otot).

8. Enhanced physiologic tremor atau tremor fisiologis yang lebih terlihat

Ini merupakan kasus tremor fisiologis yang lebih terlihat. Jenis ini umumnya tidak disebabkan oleh penyakit neurologis, melainkan oleh reaksi terhadap obat-obatan tertentu, putus alkohol, atau kondisi medis termasuk tiroid yang terlalu aktif dan hipoglikemia. Tremor jenis ini reversibel setelah penyebabnya diatasi.

Baca Juga: Bukan Sekadar Tremor, Ini 8 Fakta tentang Penyakit Parkinson

4. Diagnosis

Tremor: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tremor di tangan (pexels.com/cottonbro)

Tremor tidak selalu serius, tetapi terkadang ini menandakan adanya gangguan serius. Tremor sering menjadi bagian dari kondisi medis yang memengaruhi otak, sistem saraf, atau otot.

Pemeriksaan fisik

Dokter akan memeriksa area tubuh yang terdampak secara visual. Namun, penyebab tremor tidak dapat didiagnosis sampai dokter melakukan tes lebih lanjut. Dokter mungkin juga meminta pasien untuk menulis atau memegang benda untuk mengevaluasi tingkat keparahan tremor.

Tes laboratorium

Dokter mungkin memerlukan sampel darah dan urine untuk memeriksa tanda-tanda penyakit tiroid atau kondisi medis lainnya.

Tes neurologis

Pemeriksaan ini akan memeriksa fungsi sistem saraf. Ini akan mengukur:

  • Refleks tendon.
  • Koordinasi.
  • Sikap.
  • Kekuatan otot.
  • Bentuk otot.
  • Kemampuan untuk merasakan sentuhan.

Selama ujian, pasien mungkin perlu:

  • Menyentuh jari ke hidung.
  • Menggambar spiral.
  • Melakukan tugas atau latihan lain.

Dokter mungkin juga memesan elektromiogram (EMG). Tes ini mengukur aktivitas otot tak sadar dan respons otot terhadap stimulasi saraf.

5. Pengobatan

Meskipun tidak ada obat untuk sebagian besar bentuk tremor, tetapi pilihan pengobatan tersedia untuk mengelola gejala. Dalam beberapa kasus, gejala mungkin cukup ringan sehingga perawatan tidak dibutuhkan.

Pengobatan yang tepat tergantung pada diagnosis akurat dari penyebabnya. Tremor yang disebabkan oleh masalah kesehatan yang mendasari terkadang dapat diperbaiki atau dihilangkan seluruhnya dengan pengobatan. Misalnya, tremor akibat hiperaktivitas tiroid akan membaik atau bahkan kembali ke keadaan normal dengan pengobatan malfungsi tiroid. Juga, jika tremor disebabkan oleh pengobatan, menghentikan obat penyebab tremor dapat mengurangi atau menghilangkan tremor.

Apabila tidak ada penyebab yang mendasari tremor yang dapat dimodifikasi, pilihan pengobatan yang tersedia meliputi:

1. Obat-obatan

  • Obat beta-blocker seperti propranolol biasanya digunakan untuk mengobati hipertensi, tetapi juga membantu mengobati tremor esensial. Propranolol juga dapat digunakan pada beberapa orang dengan jenis tremor aksi lainnya. Beta-blocker lain yang dapat digunakan termasuk atenolol, metoprolol, nadolol, dan sotalol.
  • Obat antikejang seperti primidone bisa efektif untuk tremor esensial yang tidak merespons beta-blocker. Obat lain yang mungkin diresepkan termasuk gabapentin dan topiramate. Namun, penting untuk dicatat bahwa beberapa obat antikejang dapat menyebabkan tremor.
  • Obat penenang (benzodiazepine) seperti alprazolam dan clonazepam dapat membantu beberapa orang dengan tremor untuk sementara. Namun, penggunaannya terbatas karena efek samping yang tidak diinginkan yang meliputi kantuk, konsentrasi yang buruk, dan koordinasi yang buruk. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan untuk beraktivitas seperti mengemudi, sekolah, dan bekerja. Juga, bila diminum secara teratur, obat penenang dapat menyebabkan ketergantungan dan bila dihentikan secara tiba-tiba dapat menyebabkan beberapa gejala putus obat.
  • Obat penyakit Parkinson (levodopa, carbidopa) digunakan untuk mengobati tremor yang terkait dengan penyakit Parkinson.
  • Suntik toksin botulinum dapat mengobati hampir semua jenis tremor. Ini sangat bermanfaat untuk tremor kepala, yang umumnya tidak merespons obat-obatan. Toksin botulinum banyak digunakan untuk mengontrol tremor distonik. Meskipun dapat memperbaiki tremor selama kira-kira tiga bulan, toksin botulinum juga dapat menyebabkan kelemahan otot. Meskipun pengobatan ini efektif dan biasanya ditoleransi dengan baik untuk tremor kepala, pengobatan toksin botulinum di tangan dapat menyebabkan kelemahan pada jari. Suara serak dan kesulitan menelan bisa terjadi bila digunakan untuk mengobati tremor suara.

2. Ultrasound terfokus

Perawatan baru untuk tremor esensial menggunakan gambar resonansi magnetik untuk menghasilkan ultrasound terfokus untuk menciptakan lesi di area kecil talamus otak yang dianggap bertanggung jawab menyebabkan tremor. Perawatan ini disetujui hanya untuk orang-orang dengan tremor esensial yang tidak merespons dengan baik terhadap obat antikejang atau beta-blocker.

3. Pembedahan

Ketika seseorang tidak merespons terapi obat atau mengalami tremor parah yang secara signifikan memengaruhi kehidupan sehari-hari, dokter dapat merekomendasikan intervensi bedah seperti stimulasi otak dalam atau sangat jarang, thalamotomy.

  • Stimulasi otak dalam adalah bentuk paling umum dari perawatan bedah tremor. Metode ini lebih disukai karena efektif, berisiko rendah, dan mengobati gejala yang lebih luas daripada thalamotomy. Perawatan ini menggunakan elektroda yang ditanamkan melalui pembedahan untuk mengirim sinyal listrik frekuensi tinggi ke talamus, struktur dalam otak yang mengoordinasikan dan mengontrol beberapa gerakan tak sadar. Perangkat penghasil pulsa kecil yang ditempatkan di bawah kulit di dada bagian atas (mirip alat pacu jantung) mengirimkan rangsangan listrik ke otak dan untuk sementara menonaktifkan getaran. Stimulasi otak dalam saat ini digunakan untuk mengobati tremor Parkinson, tremor esensial, dan distonia.
  • Thalamotomy adalah prosedur pembedahan yang melibatkan penghancuran permanen yang tepat dari area kecil di talamus. Saat ini, operasi digantikan oleh ablasi frekuensi radio untuk mengobati tremor parah ketika operasi otak dalam dikontraindikasikan—artinya tidak bijaksana sebagai pilihan pengobatan atau memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Ablasi frekuensi radio menggunakan gelombang radio untuk menghasilkan arus listrik yang memanaskan saraf dan mengganggu kemampuan persinyalannya selama enam bulan atau lebih. Biasanya ini dilakukan hanya pada satu sisi otak untuk memperbaiki tremor pada sisi tubuh yang berlawanan. Pembedahan pada kedua sisi tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan masalah berbicara.

4. Perubahan gaya hidup

  • Terapi fisik, terapi bahasa-wicara, dan terapi okupasi dapat membantu mengendalikan tremor dan menghadapi tantangan sehar-hari yang disebabkan oleh tremor. Terapis fisik dapat membantu meningkatkan kontrol, fungsi, dan kekuatan otot pasien melalui koordinasi, keseimbangan, dan latihan lainnya. Beberapa terapis merekomendasikan penggunaan beban, belat, peralatan adaptif lainnya, serta piring dan peralatan khusus untuk makan. Ahli patologi bahasa-wicara dapat mengevaluasi dan mengobati gangguan bicara, bahasa, komunikasi, dan menelan. Terapis okupasi dapat mengajari cara-cara baru dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang mungkin dipengaruhi oleh tremor.
  • Menghilangkan atau mengurangi zat pemicu tremor seperti kafein dan obat lain (seperti stimulan) dapat membantu memperbaiki tremor. Meskipun sejumlah kecil alkohol dapat meningkatkan tremor bagi sebagian orang, tetapi tremor dapat memburuk setelah efek alkohol hilang.

 

6. Prognosis

Tremor: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tremor pada orang dengan penyakit Parkinson (pexels.com/Matthias Zomer)

Tremor tidak dianggap sebagai kondisi yang mengancam jiwa. Meskipun banyak kasus tremor ringan, kondisi ini bisa sangat melumpuhkan. Ini bisa menyulitkan penderitanya untuk beraktivitas normal sehari-hari, seperti bekerja, mandi, berpakaian, dan makan.

Tremor juga dapat menyebabkan “cacat sosial”. Penderitanya mungkin membatasi aktivitas fisik, perjalanan, dan keterlibatan sosial untuk menghindari rasa malu atau konsekuensi lainnya.

Gejala tremor esensial biasanya memburuk seiring bertambahnya usia. Selain itu, ada beberapa bukti bahwa orang dengan tremor esensial lebih mungkin daripada rata-rata untuk mengembangkan kondisi neurodegeneratif lainnya, seperti penyakit Parkinson atau penyakit Alzheimer, terutama pada individu yang tremornya pertama kali muncul setelah usia 65 tahun.

Tidak seperti tremor esensial, gejala tremor fisiologis dan akibat obat umumnya tidak memburuk dari waktu ke waktu dan sering kali dapat diperbaiki atau dihilangkan setelah penyebab yang mendasarinya diobati.

Apabila kamu mengalami tremor, segera temui dokter apabila tremor yang dialami:

  • Memburuk saat istirahat atau membaik dengan gerakan seperti saat meraih sesuatu.
  • Berkepanjangan, parah, atau mengganggu kehidupan.
  • Disertai gejala lain seperti sakit kepala, lemas, gerakan lidah abnormal, otot mengencang, atau gerakan lainnya yang tidak bisa dikendalikan.

Baca Juga: Waspadai 8 Fakta Tremor Ini Sejak Dini, Bisa Berbahaya

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya