ilustrasi penyebab nyeri panggul pada perempuan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Ada beberapa alasan mengapa rahim bisa membesar. Kondisi ini mungkin lebih sering terjadi pada perempuan menopause, tetapi perempuan di usia subur juga bisa mengalaminya.
1. Fibroid
Fibroid adalah salah satu penyebab pembesaran rahim yang paling umum. Fibroid adalah benjolan kecil yang beratnya bisa mencapai beberapa kilogram. Benjolan ditemukan di sepanjang dinding rahim. Kabar baiknya, fibroid tidak bersifat kanker.
Mengutip laporan dalam jurnal Fertility and Sterility tahun 2022, fibroid adalah tumor panggul yang paling umum pada perempuan usia reproduksi, memengaruhi 1 dari 4 perempuan dewasa. Ini paling sering terjadi para usia 40-an dan awal 50-an, meskipun bisa dialami perempuan usia berapa pun.
Fibroid mungkin tidak bergejala, atau dapat menyebabkan nyeri dan siklus menstruasi yang berat.
Fibroid juga memberi tekanan pada kandung kemih dan dubur, menyebabkan sering buang air kecil dan tekanan dubur. Jika terlalu besar, fibroid dapat menyebabkan rahim membesar.
Dilansir Office on Women's Health, jika muncul gejala, ini dapat meliputi:
- Anemia akibat pendarahan menstruasi berat.
- Perut bagian bawah membesar.
- Area panggul terasa penuh.
- Sering buang air kecil.
- Pendarahan berat selama menstruasi.
- Sakit punggung bagian bawah.
- Rasa sakit saat berhubungan seks.
- Menstruasi yang menyakitkan.
- Nyeri panggul.
2. Adenomiosis
Adenomiosis adalah kondisi saat jaringan yang melapisi bagian dalam rahim tumbuh ke dalam dinding organ. Kondisi ini dapat menyebabkan ukuran rahim menjadi dua atau tiga kali lipat lebih besar. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kamu berisiko lebih tinggi jika pernah mengalami setidaknya satu kali kehamilan atau keguguran.
Menurut buku Yen & Jaffe's Reproductive Endocrinology (Seventh Edition), adenomiosis paling sering terjadi pada perempuan berusia antara 40 dan 50 tahun dan memengaruhi 20–65 persen perempuan. Gejalanya meliputi:
- Perasaan perut kembung, penuh, atau berat.
- Pendarahan menstruasi yang berat.
- Seks yang menyakitkan.
- Nyeri panggul.
- Kram menstruasi yang parah.
Banyak kasus adenomiosis tidak menunjukkan gejala, tetapi jika kamu memiliki salah satu dari gejala di atas, segeralah periksakan diri ke dokter.
3. Sindrom ovarium polikistik
Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah hasil dari ketidakseimbangan hormon dalam menstruasi dan peluruhan lapisan endometrium rahim.
Tubuh biasanya melepaskan lapisan endometrium selama siklus menstruasi, tetapi pada beberapa perempuan, lapisan tersebut tidak sepenuhnya luruh dan mengganggu siklus bulanan mereka. Akumulasi lapisan endometrium menyebabkan peradangan dan pembesaran rahim.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), PCOS memengaruhi sekitar 8–13 perempuan usia subur. Hingga 70 persen perempuan yang memilikinya tetap tidak terdiagnosis di seluruh dunia.
Diterangkan dalam laman Johns Hopkins Medicine, gejalanya antara lain:
- Jerawat atau kulit berminyak.
- Bercak gelap atau tebal pada kulit di belakang leher, di ketiak, dan di bawah payudara.
- Kelebihan rambut tubuh di dada, perut, dan punggung.
- Infertilitas.
- Periode menstruasi tidak teratur.
- Pola kebotakan laki-laki pada perempuan.
- Ovarium yang besar atau memiliki banyak kista.
- Skin tag di leher atau ketiak.
- Periode menstruasi yang sangat ringan.
- Berat badan bertambah, terutama di sekitar perut.
4. Kanker endometrium
Kanker endometrium terjadi pada lapisan rahim. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi sangat dapat disembuhkan bila terdeteksi dini.
Tanda pertama adalah perdarahan yang tidak berhubungan dengan menstruasi, seperti flek di antara siklus atau perdarahan setelah menopause. Salah satu gejala lainnya adalah rahim yang membesar, meski bisa juga menjadi indikator kanker stadium lanjut.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, gejala lainnya termasuk:
- Nyeri saat berhubungan seks.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Nyeri panggul.
5. Kista ovarium
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang tumbuh di permukaan ovarium atau di dalamnya. Dalam kebanyakan kasus, kista ovarium tidak berbahaya. Namun, jika kista menjadi terlalu besar, ini dapat menyebabkan pembesaran rahim serta komplikasi yang lebih serius.
Dilansir Cleveland Clinic, beberapa kista yang lebih kecil tidak menimbulkan gejala. Dalam kasus ini, kamu bahkan tidak tahu kalau memiliki kista. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan:
- Nyeri panggul atau sakit tumpul di punggung.
- Perasaan kenyang (kembung) yang di perut bagian bawah yang mungkin terasa lebih jelas di satu sisi tubuh.
- Nyeri saat berhubungan seksual.
- Periode menstruasi yang menyakitkan.
6. Menopause
Perimenopause, yang merupakan tahap sebelum seorang perempuan memasuki masa menopause, merupakan penyebab lain dari pembesaran rahim dan karena kadar hormon yang berfluktuasi.
Kadar hormon yang tidak konsisten selama periode kehidupan perempuan ini dapat menyebabkan rahim membesar. Sering kali, rahim kembali ke ukuran normalnya setelah seorang perempuan mencapai menopause.