11 Penyebab Keringat Malam pada Pria, Salah Satunya Sleep Apnea

Keringat itu layaknya termostat tubuh, membantu mengatur suhu tubuh saat terlalu tinggi. Inilah cara tubuh mendinginkan diri pada hari yang panas, saat berolahraga, atau aktivitas apa pun yang menyebabkan lonjakan suhu tubuh.
Berkeringat saat tidur umum terjadi ketika ruangan tidur terlalu hangat atau selimut terlalu tebal atau berat. Namun, jika berkeringat berlebihan sampai membuat pakaian atau seprai basah, ini merupakan gejala keringat pada malam hari dan kemungkinan masalah kesehatan yang mendasarinya. Keringat berlebihan saat tidur juga terkait dengan gejala lain seperti demam, penurunan badan, nyeri, batuk, dan diare, menurut Mayo Clinic.
Banyak kondisi medis yang dapat memicu keringat saat tidur. Pada pria, inilah beberapa kemungkinan penyebab berkeringat pada malam hari.
1. Tingkat testosteron yang rendah
Pria dapat mengalami keringat malam karena kadar testosteron rendah, yang juga disebut hipogonadisme pria. Menurut studi dalam International Journal of Clinical Practice tahun 2016, sekitar 38 persen pria berusia 34 tahun ke atas memiliki kadar testosteron rendah karena berbagai alasan, dan bahkan pria sehat sekalipun punya kemungkinan 20 persen memiliki kadar testosteron rendah jika usianya di atas 60 tahun.
Penyebab hipogonadisme pria bervariasi secara dramatis tetapi dapat dikategorikan menjadi primer, yang mengacu pada masalah dengan testis; dan sekunder, yang mengacu pada masalah dengan bagian otak yang mengontrol produksi hormon.
Gejala lain dari kadar testosteron rendah meliputi:
- Libido rendah dan disfungsi ereksi.
- Hilangnya rambut tubuh dan wajah.
- Kelemahan dan kelelahan.
- Penurunan massa otot dan peningkatan lemak tubuh.
Keringat malam yang disebabkan oleh kadar testosteron yang rendah dapat diobati dengan terapi penggantian testosteron atau dengan mengobati penyebab yang mendasari kadar hormon yang rendah.