Harus diakui, mual memang menyebalkan. Perut terasa bergemuruh dan ingin muntah, biasanya diiringi juga dengan pusing, lemas, dan tidak nyaman. Untuk meredakannya, sebagian orang meminum obat anti-mual dan ada pula yang menghirup minyak aromaterapi yang hangat.
Pernahkah terlintas di benakmu, apa penyebab mual yang kamu rasakan? Mungkin, penjelasan ini bisa meredakan rasa penasaranmu!
Pernahkah kamu merasa cemas dan gugup sebelum melakukan presentasi di depan banyak orang? Lalu, tiba-tiba kamu merasa mual? Menurut Dr. Christine Lee, ahli gastroenterologi, hormon stres seperti kortisol, epinefrin, dan lainnya dibuang ke dalam darah. Ini memicu kontraksi di perut dan menciptakan perasaan mual, ujarnya di laman Geelong Medical & Health Group.
Sementara, menurut Dr. Jayme Hoch, ahli osteopati, kecemasan bisa meningkatkan aktivasi sistem saraf otonom. Ini menyebabkan banyak darah yang mengalir ke otot dibanding ke organ yang membentuk sistem pencernaan. Akibatnya, timbul rasa mual.
Untuk menghindari serangan mual, Dr. Jayme Hoch menyarankan kita untuk mengelola kecemasan. Misalnya, dengan berlatih teknik relaksasi, berolahraga atau minum obat yang telah diresepkan dokter.
Tidak sedikit penderita migrain yang mengalami mual dan muntah. Mengapa? Menurut para ahli, ini ada kaitannya dengan serotonin, zat kimia yang ada di otak. Serotonin akan mengirim sinyal ke pembuluh darah di otak dan bisa mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab untuk mual dan muntah, jelas Dr. Christine Lee.
Ada pula teori lain, yaitu migrain memengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan gangguan telinga bagian dalam. Akibatnya, timbul vertigo, pusing, dan mual, jelasnya di laman Geelong Medical & Health Group. Sebagai bentuk antisipasi, hindari pemicu umum migrain, seperti stres emosional, bau yang kuat, kurang tidur, serta melewatkan waktu makan.
Apa keterkaitan dehidrasi dan mual? Menurut Dr. Jayme Hoch, saat cairan yang beredar di tubuh lebih sedikit, tubuh akan mengirimkan cairan itu ke organ-organ penting, seperti otak dan jantung. Lalu, terjadi penurunan aliran darah ke organ-organ saluran pencernaan dan memicu mual serta sakit perut, tuturnya di laman Geelong Medical & Health Group.
Solusinya tentu mudah, yakni minum air yang cukup setiap hari. Setidaknya, orang dewasa perlu minum air minimal 2 liter per hari. Tidak disarankan untuk minum teh, soda, alkohol atau kopi karena bersifat diuretik alias mempercepat pembentukan urin.
Apa yang terjadi jika kadar gula darah turun? Hipoglikemia alias gula darah yang turun terlalu rendah akan membuat hormon glukagon dan epinefrin melonjak. Ini adalah upaya tubuh untuk menghasilkan lebih banyak glukosa. Jika ini terjadi, akan timbul sensasi mual di perut, terang Dr. Christine Lee.
Sementara, menurut Dr. Jayme Hoch, gula darah bisa memengaruhi sistem saraf otonom, lalu menciptakan mekanisme mual, ungkapnya di laman Geelong Medical & Health Group. Untuk menjaga agar gula darah tetap stabil, pilih makanan dengan indeks glikemik rendah dan jangan mengonsumsi makanan dalam porsi besar.
Mual yang kamu alami bisa jadi berkaitan dengan gastroesophageal reflux disease (GERD). Ini karena GERD memicu percikan asam lambung naik ke kerongkongan bagian bawah. Lalu, asam lambung ini bisa merusak lapisan kerongkongan dan memunculkan rasa mual, tutur laman Geelong Medical & Health Group.
Gejala lain dari GERD adalah nyeri dada, mulas, kesulitan menelan makanan, dan merasakan sesuatu mengganjal di kerongkongan. Agar GERD tidak kambuh, hindari makanan pedas, berlemak, atau asam.
Hindari juga merokok dan minuman yang terlalu banyak mengandung kafein. Selain itu, tetaplah duduk tegak 30 menit setelah makan dan jangan langsung berbaring atau tidur setelah makan.
Rupanya, mual adalah efek samping yang umum setelah minum obat. Beberapa obat yang dilaporkan memicu mual adalah obat tekanan darah, obat penghilang rasa sakit, antidepresan, antibiotik, kontrasepsi oral dan masih banyak lagi, menurut Dr. Jayme Hoch di laman Geelong Medical & Health Group.
Alasannya, minum obat sebelum makan akan membuat tubuh melepaskan asam lambung. Alhasil, terjadi iritasi perut dan mual. Jika obat ini terus-menerus membuatmu mual, bicarakan pada dokter supaya ia bisa memberikan obat ini dalam dosis rendah atau menggantinya dengan obat lain.
Terakhir, ada kaitannya alergi dengan mual. Bagaimana bisa? Saat kita alergi, akan timbul berbagai gejala, mulai dari mata berair, tenggorokan gatal, dan bersin terus-menerus. Lalu, lendir berlebih di hidung akan mengalir ke bagian belakang tenggorokan. Ketika lendir ini turun ke esofagus dan masuk ke perut, mual bisa terjadi.
Sebagai bentuk pencegahan, hindari hal-hal yang memicu alergi. Sebagian orang mengalami alergi terhadap debu, serbuk bunga, atau makanan tertentu. Selain itu, minumlah obat alergi yang diberikan oleh dokter. Niscaya, alergi tidak akan datang dan mual pun hilang!
Nah, itulah 7 penjelasan mengapa kamu mengalami mual yang misterius. Jangan lupa diobati, ya!