Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: Perempuan dengan HIV Menua Lebih Cepat

ilustrasi penuaan (freepik.com/ freepik)

Perempuan dengan human immunodeficiency virus (HIV) mengalami percepatan penuaan DNA, yang mana ini akan memengaruhi fungsi fisik, membuatnya lebih cepat memburuk, menurut sebuah studi baru.

Penanda penuaan yang diukur dalam darah mengungkapkan bahwa perempuan dengan HIV menua lebih cepat daripada usia kronologis mereka. Temuan ini diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases pada 15 Februari 2024.

1. Tantangan perempuan dengan HIV

ilustrasi virus HIV (commons.wikimedia.org/NIAID)

Penelitian menyoroti tantangan yang dihadapi oleh perempuan dengan HIV seiring bertambahnya usia. Ini juga membuka jalan untuk dilakukannya intervensi guna meningkatkan hasil kesehatan.

Secara global, lebih dari 50 persen orang yang hidup dengan HIV adalah perempuan, yang mana mereka menyumbang sekitar 46 persen dari seluruh infeksi baru pada 2022.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa perempuan dengan HIV mengalami tingkat pengeroposan tulang yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan tanpa HIV, sehingga meningkatkan risiko patah tulang seiring bertambahnya usia.

"Memahami mekanisme molekuler di balik percepatan penuaan pada orang dengan HIV sangat penting untuk mengembangkan intervensi yang ditargetkan dan meningkatkan kualitas hidup mereka yang hidup dengan virus tersebut," ujar pemimpin penelitian, Stephanie Shiau, dikutip dari laman News-Medical.

Shiau mengatakan, meskipun percepatan penuaan telah dilaporkan untuk orang dengan HIV, tetapi penelitian sebelumnya hanya dilakukan pada laki-laki, bukan perempuan.

2. Analisis penuaan dalam darah

ilustrasi penuaan (unsplash.com/Alpay Tonga)

Studi ini fokus pada 195 sampel perempuan yang positif HIV berusia 40 hingga 60 tahun, membandingkan mereka dengan kelompok perempuan tanpa HIV.

Para peneliti menganalisis bagaimana penanda penuaan dalam darah berhubungan dengan kepadatan mineral tulang dan pengukuran fungsi fisik seperti kekuatan otot, kecepatan berjalan, keseimbangan dan daya tahan.

Mereka menemukan bahwa perempuan yang tidak bisa berdiri dengan satu kaki selama 30 detik menunjukkan peningkatan penuaan.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi dan lebih memahami hubungan antara HIV, percepatan penuaan, dan fungsi fisik.

Temuan menunjukkan bahwa perempuan yang hidup dengan HIV mengalami proses penuaan yang dipercepat pada tingkat DNA. Proses penuaan ini mungkin terkait dengan hasil fungsional.

Studi lebih lanjut perlu melihat apakah temuan ini diamati secara longitudinal.

Penelitian ini tidak hanya memberi wawasan mengenai tantangan yang dihadapi oleh perempuan dengan HIV, tetapi juga memberikan dasar untuk pemeriksaan lebih lanjut mengenai hasil jangka panjang bagi mereka yang hidup dengan virus tersebut.

3. Dampak HIV pada perempuan

ilustrasi terapi HIV (pix4free.org/Nick Youngson)

HIV dapat menyebabkan beberapa masalah pada kesehatan perempuan yang "unik", seperti:

  • Masalah ginekologi.
  • Peningkatan risiko kanker serviks.
  • Peningkatan risiko penyakit jantung.
  • Efek samping obat HIV dan interaksi obat.
  • Masalah terkait penuaan.

Kehamilan dan pengendalian kelahiran juga memerlukan penanganan yang cermat dengan penyedia layanan kesehatan.

Kabar baiknya, perempuan dengan HIV yang menjalankan terapi antiretroviral (ART) sesuai resep dan viral load-nya tidak terdeteksi, dapat berumur panjang serta tidak akan menularkan HIV ke pasangannya yang HIV negatif melalui hubungan seks.

Viral load yang tidak terdeteksi mengartikan bahwa tingkat HIV dalam darah sangat rendah, sehingga tes laboratorium standar tidak dapat mendeteksinya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Misrohatun H
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us