Persalinan Caesar Sebabkan Ketidakseimbangan Mikrobiota di Usus Anak

Dalam lima tahun terakhir, jumlah persalinan dengan metode caesar atau c-section naik dua kali lipat, dari 8,2 persen menjadi 17,6 persen. Pernyataan ini dikeluarkan setelah membandingkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018. Tidak hanya dalam skala nasional, jumlah persalinan dengan metode caesar juga meningkat secara global.
Ada banyak faktor mengapa sebagian perempuan tidak bisa melakukan persalinan pervaginam dan harus menjalani persalinan caesar. Salah satunya karena kondisi medis tertentu seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.
Benarkah persalinan caesar membuat mikrobiota di usus anak menjadi tidak seimbang? Ini dikupas tuntas dalam webinar Bicara Gizi yang mengangkat tema "Kunci Kesehatan Jangka Panjang Anak Kelahiran Cesar" pada Rabu siang (5/4/2023).
Salah satu narasumber yang mengisi acara ini adalah Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K), dokter spesialis anak konsultan gastrohepatologi. Simak pemaparannya, yuk!
1. Alasan mengapa sebagian perempuan bersalin dengan metode caesar
Operasi caesar atau persalinan caesar merupakan prosedur pembedahan di mana bayi dilahirkan melalui sayatan di perut ibu. Dalam sebagian besar kasus, persalinan caesar dilakukan karena persalinan pervaginam berpotensi membahayakan ibu dan bayi.
Tidak hanya diabetes dan tekanan darah tinggi, ada beberapa kondisi medis yang mengharuskan sebagian perempuan bersalin dengan metode caesar. Di antaranya adalah:
- Mengalami plasenta previa, di mana plasenta berada di bagian bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir dan menyebabkan perdarahan hebat.
- Memiliki infeksi (seperti herpes genital atau HIV) yang bisa menular ke bayi selama persalinan pervaginam.
- Sedang hamil anak kembar.
- Ukuran bayi terlalu besar.
- Bayi mengalami hidrosefalus yang membuat kepalanya menjadi sangat besar.
- Bayi dalam posisi sungsang (pantat dan kakinya menghadap ke bawah).
- Mengalami prolaps tali pusat.
- Janin tidak berkembang, sehingga harus segera dikeluarkan.
2. Beda metode persalinan, beda pula jenis mikrobiota yang mengkolonisasi usus bayi

Mikrobiota didefinisikan sebagai kumpulan mikroorganisme yang hidup di lingkungan tertentu. Menurut dr. Ariani, mikrobiota ada di seluruh tubuh manusia, mulai dari mulut, hidung, usus, kulit, hingga vagina.
Yang dibahas secara spesifik kali ini adalah mikrobiota di usus. Ia mengatakan bahwa jika mikrobiota di usus dalam keadaan seimbang, kita tidak akan gampang sakit dan bisa mengambil lebih banyak nutrisi dari makanan.
Namun, jenis mikrobiota yang pertama kali mengkolonisasi usus bisa berbeda, tergantung metode persalinannya. Jika dilahirkan secara pervaginam, yang paling awal mengkolonisasi usus adalah bakteri yang ada di vagina.
"Tapi, kalau bayi lahir caesar, kuman kulit akan mengkolonisasi usus terlebih dahulu. Akhirnya, bakteri baik lain lebih susah masuk karena sudah terlanjur dikuasai oleh bakteri kulit," jelasnya.
3. Mikrobiota yang ada di vagina lebih baik daripada yang ada di kulit
Menurut studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Obstetrics & Gynaecology pada tahun 2016, mikrobiota yang mendominasi vagina adalah Lactobacillus, yang merupakan bakteri baik.
Sementara, mikrobiota kulit yang paling umum adalah Staphylococcus dan Propionibacterium. Mengutip National Health Service (NHS), Staphylococcus bisa menyebabkan keracunan darah dan sindrom syok toksik. Sedangkan, Propionibacterium bisa menyebabkan bakteremia (penumpukan bakteri dalam aliran darah).
4. Ketidakseimbangan mikrobiota di usus bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan
Menurut dr. Ariani, jika mikrobiota di usus seimbang, maka sistem imun dan metabolisme akan berjalan dengan baik. Disebut seimbang jika bakteri baik menguasai 80-85 persen dari seluruh kuman di saluran cerna.
Istilah untuk ketidakseimbangan mikrobiota di usus adalah disbiosis, yang bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Seperti inflamasi atau peradangan berlebihan, diare, kram perut, hingga obesitas, diabetes, dan masalah psikiatri.
5. Bisa diatasi dengan memberikan ASI sesegera mungkin

Bagi ibu-ibu yang melahirkan dengan metode caesar, jangan berkecil hati. Ketidakseimbangan mikrobiota di usus bisa diatasi dengan memberikan air susu ibu (ASI) sesegera mungkin.
"ASI akan memberi probiotik dalam jumlah banyak ke bayi. Selain itu, skin to skin contact juga bisa memperbaiki," terang dr. Ariani.