Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bayi prematur (flickr.com/UNICEF Ethiopia)

Prematur atau kurang bulan didefinisikan sebagai bayi yang lahir hidup sebelum usia kehamilan 37 minggu selesai.

Subkategori kelahiran prematur berdasarkan usia kehamilan (Harju et al., 2014) adalah:

  • Bayi sangat prematur atau very preterm (28–<33 minggu).
  • Bayi prematur sedang atau moderately preterm (33–<35 minggu).
  • Bayi prematur ambang batas atau late preterm (35–<37 minggu).

Bayi dapat lahir prematur karena persalinan prematur spontan atau karena adanya indikasi medis untuk merencanakan induksi persalinan atau kelahiran caesar lebih awal.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 13,4 juta bayi lahir terlalu dini pada tahun 2020. Itu lebih dari 1 dari 10 bayi. Sekitar 900.000 anak meninggal pada tahun 2019 karena komplikasi kelahiran prematur. Banyak penyintas menghadapi disabilitas seumur hidup, termasuk ketidakmampuan belajar serta masalah penglihatan dan pendengaran.

Secara global, prematuritas merupakan penyebab utama kematian pada anak di bawah usia 5 tahun.

Prematuritas bisa menimbulkan masalah pada bayi sepanjang hidupnya. Makin dini bayi lahir, makin besar kemungkinan ia mengalami masalah kesehatan. Beberapa dari masalah ini mungkin tidak muncul selama beberapa tahun, bahkan hingga dewasa. Menemukan dan menangani masalah kesehatan sedini mungkin—dan mencegah kelahiran prematur jika memungkinkan—dapat membantu bayi menjalani hidup lebih lama dan lebih sehat.

Berikut ini beberapa potensi masalah kesehatan dan disabilitas pada bayi prematur.

1. Sindrom gangguan pernapasan

Respiratory distress syndrome (RDS) atau sindrom gangguan pernapasan merupakan gangguan pernapasan yang berhubungan dengan paru-paru bayi yang belum matang. Hal ini terjadi karena paru-paru bayi prematur sering kali kekurangan surfaktan, yaitu zat cair yang memungkinkan paru-paru tetap mengembang, dilansir American Academy of Pediatrics.

Surfaktan buatan dapat digunakan untuk merawat bayi, bersama dengan ventilator untuk membantu mereka bernapas lebih baik dan menjaga tingkat oksigen yang cukup dalam darah mereka. Kadang, bayi yang sangat prematur mungkin memerlukan perawatan oksigen jangka panjang dan kadang bisa pulang ke rumah untuk menjalani terapi oksigen suportif.

2. Penyakit paru kronis/displasia bronkopulmoner

Editorial Team

Tonton lebih seru di