Calcinosis Cutis: Jenis, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Benjolan yang muncul bisa mengeluarkan cairan putih

Calcinosis cutis, juga dikenal dengan kalsinosis kulit atau kalsinosis kutis, adalah istilah untuk pengendapan garam kalsium di kulit dan jaringan subkutan. Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai alasan, dan sering kali muncul berbeda-beda pada setiap kasus.

Kondisi langka ini memiliki beragam penyebab, mulai dari infeksi dan cedera, hingga penyakit sistemik seperti gagal ginjal. Terkadang calcinosis cutis tidak memiliki gejala. Namun, dalam beberapa kasus ini bisa sangat menyakitkan.

1. Jenis

Calcinosis Cutis: Jenis, Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi calcinosis cutis atau kalsinosis kutis (commons.wikimedia.org/Mohammad2018)

Dilansir Healthline, terdapat lima subtipe dari calcinosis cutis, yaitu:

  • Kalsifikasi distrofik (dystrophic calcification). Ini adalah jenis yang paling umum, yang terjadi di mana kulit telah rusak atau meradang. Ini tidak melibatkan kadar kalsium atau fosfor yang tidak normal dalam tubuh.
  • Kalsifikasi metastatik (metastatic calcification). Jenis ini muncul pada orang-orang yang kadar kalsium dan fosfornya tinggi secara abnormal.
  • Kalsifikasi idiopatik (idiopathic calcification). Jenis ini tidak memiliki penyebab yang jelas dan biasanya terjadi di satu area tubuh saja.
  • Kalsifikasi iatrogenik (iatrogenic calcification). Jenis calcinosis cutis ini merupakan akibat dari prosedur atau terapi medis, biasanya terjadi secara tidak sengaja. Misalnya, bayi baru lahir bisa mengalami kalsifikasi iatrogenik pada tumitnya akibat tusukan tumit untuk mengambil darah.
  • Kalsifilaksis. Langka dan serius, jenis calcinosis cutis ini biasanya muncul pada orang-orang yang mengalami gagal ginjal, menerima transplantasi ginjal, atau sedang menjalani cuci darah atau dialisis. Ini memengaruhi pembuluh darah dalam kulit atau lapisan lemak. Kadar kalsium dan fosfat dalam tubuh tidak normal.

2. Penyebab

Calcinosis Cutis: Jenis, Penyebab, Gejala, dan PengobatanRadiografi tangan menunjukkan beberapa kalsifikasi dalam jaringan subkutan di bantalan jari. (cureus.com/Durga Shankar Meena, Deepak Kumar, Gopal K. Bohra, Mahendra Kumar Garg)

Calcinosis cutis adalah kondisi yang langka namun memiliki penyebab yang bervariasi tergantung subtipenya.

Kalsifikasi distrofik 

Secara umum, kerusakan jaringan menyebabkan protein fosfat dilepaskan oleh sel-sel mati yang kemudian mengapur, membentuk garam kalsium. Kerusakan jaringan dapat berasal dari:

  • Infeksi.
  • Tumor.
  • Jerawat.
  • Penyakit jaringan ikat seperti lupus, skeloris sistemik, atau dermatomyositis.

Kalsifikasi metastatik

Saat kalsium fosfat tubuh tinggi secara tidak normal, ia menghasilkan garam kalsium yang membentuk nodul pada kulit. Penyebab kadar kalsium dan fosfat abnormal dapat meliputi:

  • Gagal ginjal kronis (penyebab paling umum).
  • Terlalu banyak vitamin D.
  • Hiperparatiroidisme.
  • Sarkoidosis.
  • Milk-alkali syndrome .
  • Penyakit tulang, seperti penyakit Paget.

Kalsifikasi idiopatik

Tidak seperti dua tipe calcinosis cutis di atas, kalsifikasi idiopatik muncul tanpa adanya kerusakan jaringan yang mendasari dan tidak ada kadar kalsium atau fosfor yang abnormal. Idiopatik berarti penyebabnya tidak diketahui. Jenisnya ada tiga, yakni:

  • Nodul familial, umumnya muncul pada remaja sehat atau anak yang lebih muda.
  • Nodul subepidermal, biasanya muncul di bawah kulit.
  • Nodul pada skrotum.

Kalsifikasi iatrogenik

Penyebab kalsifikasi iatrogenik adalah prosedur medis yang secara tidak sengaja menyebabkan endapan garam kalsium sebagai efek samping. Mekanisme untuk ini tidak diketahui. Beberapa prosedur yang terlibat adalah:

  • Pemberian larutan yang mengandung kalsium dan fosfat.
  • Kontak berkepanjangan dengan pasta elektroda kalsium klorida jenuh selama elektroensefalograf atau elektromiograf.
  • Kalsium glukonat intravena, kalsium klorida, dan asam para-aminosalisilat dalam pengobatan tuberkulosis.
  • Teknik pengambilan darah melalui tumit bayi (heel stick atau heel prick)

Kalsifilaksis

Penyebab kalsifilaksis masih belum jelas. Ini sangat jarang terjadi, walau beberapa faktor terkait umum terjadi, yaitu:

  • Gagal ginjal kronis
  • Obesitas
  • Diabetes
  • Hipoparatiroidisme

Dalam kombinasi dengan skleroderma

Calcinosis cutis sering terjadi bersamaan dengan sklerosis sistemik (skleroderma). Ini ditemukan terutama dalam bentuk terbatas penyakit ini, yang dikenal sebagai sklerosis sistemik kulit terbatas (CREST).

Diperkirakan 25 hingga 40 persen dari pengidap sindrom CREST akan mengembangkan calcinosis cutis setelah 10 tahun. Lesi biasanya muncul di sekitar jari dan siku dan bisa pecah serta mengeluarkan material putih tebal.

Baca Juga: Muncul Garis Hitam di Kuku? Bisa Jadi Itu Tanda Penyakit Serius

3. Gejala

Calcinosis Cutis: Jenis, Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi calcinosis cutis pada pasien dengan sindrom CREST (healthjade.net)

Calcinosis cutis biasanya terlihat seperti benjolan di kulit. Ini bisa muncul perlahan seiring waktu dan tidak memiliki gejala lain, atau bisa datang secara tiba-tiba dan parah. Benjolan bisa berwarna kulit atau putih, bisa keras maupun lunak. Beberapa mungkin mengeluarkan cairan putih dan sangat menyakitkan.

Tergantung jenisnya, lesi ini bisa muncul di berbagai tempat di tubuh. Namun, beberapa tempat yang paling umum adalah:

  • Siku
  • Jari
  • Lutut
  • Lengan bawah
  • Pantat
  • Di bawah luka lupus
  • Sekitar sendi
  • Wajah
  • Kulit kepala
  • Kelopak mata

Meskipun lesi mungkin tidak memiliki gejala, tetapi terkadang dapat menyebabkan masalah lain, termasuk:

  • Kesulitan berjalan atau bergerak
  • Disabilitas
  • Ulkus atau borok kulit
  • Kekakuan otot atau tendon
  • Deformitas sendi
  • Kehilangan gerakan
  • Nyeri

4. Diagnosis

Calcinosis Cutis: Jenis, Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi sampel darah untuk tes darah (pexels.com/Los Muertos Crew)

Menentukan jenis calcinosis cutis yang dimiliki penting untuk menentukan perawatan yang tepat. Dokter akan memeriksa dan meninjau riwayat kesehatan pasien serta mengajukan pertanyaan seputar gejala.

Dokter kemungkinan akan memesan beberapa tes laboratorium untuk menentukan penyebab calcinosis cutis, seperti:

  • Tes darah untuk melihat apakah kadar kalsium dan fosfat tinggi secara tidak normal, untuk mencari penanda lupus dan kemungkinan tumor, serta untuk mengesampingkan kadar paratiroid dan vitamin D yang abnormal.
  • Tes metabolisme untuk mengesampingkan masalah ginjal.
  • Sinar-X, CT scan, atau scan tulang (scintigraphy) untuk melihat sejauh mana kalsifikasi.
  • Biopsi lesi atau benjolan.
  • Tes khusus lainnya untuk memeriksa dermatomyositis (penyakit inflamasi) dan milk-alkali syndrome.

Sebuah teknologi baru yang sedang dikembangkan untuk membantu diagnosis adalah spektroskopi getaran canggih. Teknik diagnostik ini menggunakan analisis spektroskopi Fourier transform infrared (FT-IR) atau analisis spektroskopi Raman. Ini dengan cepat mengidentifikasi komposisi kimia dari lesi calcinosis cutis serta dapat memprediksi perkembangan penyakit.

5. Pengobatan

Calcinosis Cutis: Jenis, Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Calcinosis cutis dapat menyebabkan masalah dengan:

  • Sendi
  • Deformitas
  • Pembengkakan
  • Infeksi
  • Ulkus kulit atau borok
  • Nyeri

Beberapa obat-obatan yang direkomendasikan mungkin memiliki efek samping yang membuat pasien lebih sakit atau menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti masalah ginjal.

Operasi pengangkatan atau pengangkatan dengan laser juga bisa merusak atau menyebabkan cedera pada kulit. Ini bisa menyebabkan lesi tumbuh kembali. Risiko lain termasuk penyembuhan luka yang lambat dan infeksi.

Calcinosis cutis bisa sulit untuk dikelola dan diobati, karena tidak ada satu pengobatan yang cocok untuk semua orang. Pendekatan individual harus digunakan.

Terkadang, pengobatan yang tidak tepat untuk penyakit autoimun jaringan ikat dapat menyebabkan calcinosis cutis. Dokter mungkin menyarankan pasien menjalani pengobatan dini dan agresif dengan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh untuk menurunkan risiko ini.

Prospek calcinosis cutis tergantung pada penyakit atau penyebab yang mendasarinya, serta tingkat keparahan lesi. Perawatan yang ada saat ini dapat membantu dan terapi baru sedang dikembangkan. Bicarakan dengan dokter mengenai cara meredakan gejala dan mengobati akar masalahnya.

Baca Juga: 7 Tanda Tubuhmu Kekurangan Kalsium, Cegah Selagi Masih Muda!

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya