Xerosis (Kulit Kering): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Merupakan kondisi kulit umum dan biasa dialami siapa saja

Xerosis adalah istilah medis dari kulit kering. Kondisi ini bisa dialami siapa saja, tetapi lebih berisiko pada orang tua. Kulit kering kerap menimbulkan perasaan tidak nyaman dan bisa terjadi dalam waktu singkat atau dalam waktu yang lama (kronis).

Xerosis ditandai dengan kulit tampak bersisik, gatal, dan pecah-pecah, serta dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun. Biasanya xerosis bukan kondisi serius dan bisa diatasi. Namun, pada beberapa kasus mungkin butuh perhatian dokter secara khusus.

1. Jenis

Xerosis (Kulit Kering): Penyebab, Gejala, Pengobatan, PencegahanIlustrasi seborrheic dermatitis salah satu jenis xerosis (balmonds.co.uk)

Paparan terhadap cuaca kering, air panas, dan beberapa kimia dapat menyebabkan kulit kering. Kulit kering juga bisa merupakan akibat dari kondisi medis yang mendasari, seperti dilansir Healthline.

Istilah medis untuk kulit kering yang ekstrem adalah dermatitis. Jenisnya ada beberapa, yaitu:

  • Dermatitis kontak: berkembang saat kulit bereaksi pada sesuatu yang berkontak dengannya, menyebabkan inflamasi. Dermatitis kontak iritan dapat muncul saat kulit terekspos agen kimia iritan, misalnya pemutih. Dermatitis kontak alergi dapat berkembang saat kulit terpapar substansi yang membuat seseorang alergi, misalnya nikel.
  • Dermatitis seboroik: muncul ketika kulit memproduksi terlalu banyak minyak. Keadaan ini mengakibatkan ruam merah dan bersisik. Dermatitis jenis ini umum pada bayi.  
  • Dermatitis atopik atau eksem: merupakan kondisi kulit kronis yang menyebabkan bercak kering bersisik muncul di kulit. Ini umum pada anak-anak.

Kondisi medis lainnya, seperti psoriasis dan diabetes tipe 2 juga dapat menyebabkan kulit kering.

2. Penyebab dan faktor risiko

Xerosis (Kulit Kering): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi xerosis atau kulit kering (liveoakdermatl.com)

Pada kebanyakan kasus xerosis disebabkan oleh cuaca panas atau dingin, kelembapan udara yang rendah, dan mandi atau berendam air panas. Penyakit tertentu juga bisa menyebabkan kulit menjadi kering. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut ini adalah penyebab xerosis.

  • Cuaca: kulit cenderung menjadi kering ketika cuaca dingin. Bagi yang tinggal di daerah pegunungan lebih berisiko mengalami xerosis. Cuaca terlalu panas juga menjadi pemicu kulit kering.
  • Paparan pendingin ruangan: kondisi cuaca yang panas membuat penggunaan AC jangka panjang. Berada di ruangan ber-AC dalam waktu lama membuat kulit menjadi kering.
  • Mandi air panas: mandi air panas atau berendam air panas dalam waktu lama dapat membuat kulit kering, termasuk sering berenang terutama di kolam yang banyak mengandung klorin.
  • Sabun: beberapa produk sabun dan sampo menghilangkan kelembapan kulit karena beberapa kandungannya bertujuan untuk menghilangkan minyak.
  • Kondisi kulit lainnya: orang dengan kondisi kulit eksem atau psoriasis rentan terhadap kulit kering.

Selain faktor lingkungan dan gaya hidup, kulit kering bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan yang mendasarinya, meliputi:

  • Dehidrasi: tubuh memerlukan air untuk menjalankan fungsinya. Namun, jika air yang dikeluarkan lebih banyak daripada yang masuk ke dalam tubuh, maka berpotensi mengalami dehidrasi dan memengaruhi seluruh tubuh terutama kulit.
  • Eksem: kondisi kulit yang menyebabkan kulit gatal, meradang, dan kering. Ini termasuk juga dermatitis atopik, dermatitis kontak, eksem dishidrotik, eksem numular, dermatitis seboroik, dan dermatitik stasis.
  • Diabetes: penderita diabetes kesulitan dalam mengatur jumlah gula darah dengan baik, bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan kulit kering dan gatal.
  • Penyakit ginjal: ketika ginjal tidak dalam kondisi baik, tubuh tidak dapat menjaga keseimbangan yang tepat antara mineral, nutrisi, dan air dalam darah. Penyakit ginjal cenderung membuat penderitanya buang air kecil lebih banyak dan menyebabkan cairan yang terus berkurang akhirnya berdampak pada kulit.
  • Anoreksia: orang dengan gangguan makan membatasi asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi, sehingga menjadi kurang gizi dan menyebabkan kulit kering.
  • HIV: orang dengan HIV memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga cenderung memiliki kulit kering. Ini juga bisa terjadi sebagai efek samping dari obat.
  • Konsumsi obat: obat diuretik atau retinoid dan sistemik menyebabkan kulit kering dan biasanya akan sembuh ketika berhenti konsumsi obat.

Semua orang bisa mengembangkan kulit kering. Namun, kamu akan lebih berisiko mengalaminya jika:

  • Berusia 40-an atau lebih. Risiko meningkat seiring usia. Lebih dari 50 persen dewasa yang lebih tua memiliki kulit kering.
  • Hidup di area yang kering, dingin, atau iklim dengan kelembapan yang rendah.
  • Memiliki pekerjaan yang mengharuskan kamu untuk membenamkan kulit ke dalam air, seperti perawat atau penata rambut.
  • Sering berenang di kolam yang mengandung klorin.

3. Gejala

Xerosis (Kulit Kering): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi xerosis (cetaphil.com.my)

Kulit kering seringkali hanya sementara (misalnya saat musim dingin), tetapi bisa juga merupakan kondisi yang dialami dalam jangka panjang. Tanda dan gejalanya akan bergantung pada beberapa faktor, seperti usia, kondisi kesehatan, tempat tinggal, berapa lama waktu yang dihabiskan di luar ruangan, serta penyebabnya. 

Kulit kering cenderung menyebabkan satu atau lebih tanda dan gejala berikut ini:

  • Kulit terasa kencang, khususnya setelah mandi, berendam, atau berenang.
  • Kulit yang terasa dan terlihat kasar.
  • Gatal (pruritus).
  • Kulit mengelupas atau bersisik dari ringan hingga parah.
  • Adanya garis-garis atau retakan halus.
  • Kulit berwarna keabuan atau pucat.
  • Retakan dalam yang mungkin berdarah.

Kebanyakan kasus kulit kering merespons baik terhadap pengobatan rumahan. Temui dokter bila mengalami ini:

  • Kulit kering tidak membaik meskipun sudah dilakukan perawatan dan perubahan gaya hidup.
  • Kulit kering disertai kemerahan.
  • Kekeringan dan gatal-gatal pada kulit berdampak pada kualitas tidur.
  • Terdapat luka terbuka atau infeksi akibat garukan.
  • Memiliki area bersisik atau pengelupasan yang luas.

Baca Juga: 7 Penyebab Kulit Kering dan Cara Mengatasinya 

4. Diagnosis

Xerosis (Kulit Kering): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi tes alergi (relialabtest.com)

Xerosis cukup mudah didiagnosis dari penampilannya dan gejala yang dialami. Selain itu beberapa pemeriksaan fisik dan riwayat xerosis sebelumnya juga diperlukan. Dokter akan bertanya seputar gaya hidup, kebiasaan mandi, diet, dan perawatan kulit yang biasa dilakukan.

  • Tes alergi: guna mengidentifikasi zat yang menyebabkan reaksi alergi di kulit.
  • Tes darah: berfungsi untuk memeriksa masalah lainnya seperti diabetes dan penyakit ginjal.
  • Biopsi kulit: mengambil sampek jaringan kulit untuk dicek melalui mikroskop guna menguji eksem atau kondisi kuit lainnya.

5. Pengobatan

Xerosis (Kulit Kering): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi pengobatan xerosis (ucsf.edu)

Biasanya xerosis bisa sembuh dengan penggunaan pelembap secara rutin, terutama pelembap yang mengandung minyak karena lebih efektif dibanding pelembap yang berbahan dasar air.

Dilansir American Academy of Dermatology Association, penggunaan krim pelembap sepanjang hari lebih efektif dibanding penggunaan losion. Cari krim pelembap yang mengandung bahan berikut ini:

  • Minyak jojoba
  • Dimethicone
  • Gliserin
  • Hyaluronic acid
  • Lactic acid
  • Minyak mineral
  • Shea butter

Pengobatan lainnya tergantung dari kondisi fisik, misalnya bila ada diabetes atau anoreksia. Xerosis juga bisa terjadi karena penggunaan obat-obatan tertentu. Bila obat dihentikan, kulit kering biasanya akan hilang dengan sendirinya. Namun, ini perlu dikonsultasikan terlebih dulu ke dokter.

6. Pencegahan

Xerosis (Kulit Kering): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi pencegahan xerosis (nm.org)

Agar kulit tidak kering, kamu dapat melakukan beberapa upaya ini:

  • Rutin menggunakan pelembap: gunakan pelembap yang tidak mengandung alkohol sekaligus yang aman untuk bayi, misalnya baby oil. Gunakan segera setelah mandi untuk penyerapan maksimal.
  • Hindari mandi terlalu lama: jika kulit terkena air dalam waktu lama, terutama air panas, minyak di kulit cenderung akan berkurang. Usahakan jangan mandi lebih dari 10 menit dan maksimal mandi dua kali sehari.
  • Gunakan sabun mandi yang sesuai: pilih sabun mandi yang mengandung minyak dan hindari penggunaan sabun mengandung alkohol.
  • Menggunakan tabir surya: tabir surya berfungsi menghalangi sinar UV yang berlebihan yang dapat memicu kulit kering.
  • Minum air putih secara cukup: untuk menghindari dehidrasi sekaligus mencegah kulit kering.
  • Tutupi area tubuh: jika bepergian ke daerah dingin, bersalju, ataupun daerah panas, tutupi kulit dengan sarung tangan, topi, atau syal agar terhindar dari paparan langsung cuaca ekstrem.
  • Hindari menggaruk kulit yang gatal berlebihan: jika menggaruk atau menggosok kulit yang gatal secara berlebihan, kulit berpotensi menjadi rusak, luka, dan kemerahan sehingga memicu infeksi.
  • Mengeringkan badan dengan tepat: sehabis mandi, keringkan badan dengan menepuk. Jangan menggosok kulit dengan keras yang basah setelah mandi karena berpotensi membuat kulit kering.
  • Konsumsi suplemen omega-3: suplemen dan makanan seperti minyak ikan dapat membantu melembapkan kulit.

7. Komplikasi

Xerosis (Kulit Kering): Penyebab, Gejala, Pengobatan, PencegahanIlustrasi komplikasi xerosis (curofy.com)

Xerosis biasanya tidak akan berubah menjadi kondisi serius. Namun, bila tidak dirawat dengan benar, maka bisa menyebabkan:

  • Eksem: jika memiliki riwayat xerosis, kondisi kulit kering yang berlebihan dapat menyebabkan aktivasi eksem, menyebabkan kemerahan, pecah-pecah, dan inflamasi pada kulit.
  • Infeksi: kulit yang kering bisa mengalami pecah-pecah, membuat bakteri memasuki kulit dan menyebabkan infeksi. 
  • Perubahan permanen pada kulit: dalam jangka panjang, gatal yang terus-menerus bisa menyebabkan perubahan permanen di kulit. Seperti luka yang menebal, gatal permanen, dan perubahan warna kulit.

Komplikasi-komplikasi tersebut lebih sering muncul ketika mekanisme pelindung normal kulit sangat terganggu. Sebagai contoh, kulit kering yang parah bisa menyebabkan retakan yang dalam atau fisura, yang mana bisa terbuka dan berdarah, memberi jalan bagi bakteri untuk menyerang.

Xerosis atau kulit kering merupakan kondisi umum. Dalam banyak kasus, kondisi ini dapat ditangani dengan di rumah. Namun, jika mengalami kesulitan dalam menangani kulit kering, bahkan makin parah meskipun sudah dilakukan perawatan, sebaiknya buat janji temu dengan dokter.

Baca Juga: Kena Terik Matahari, Ini 5 Cara Mudah Melembapkan Kulit Kering

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya