Dua anak penyintas banjir membawa kucing peliharaan, Minggu (7/12/2025). Banjir menerjang Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh sejak Rabu (25/11/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)
Beberapa hal bisa dilakukan untuk mencegah dan deteksi dini, seperti:
Jaga kebersihan dan hindari kontak langsung: gunakan sarung tangan, sepatu bot, masker saat membersihkan; segera bersihkan dan rawat luka kecil; jangan gunakan makanan/minuman yang terkontaminasi.
Keringkan dan bersihkan rumah dengan cepat: singkirkan bahan berpori yang terkontaminasi, pakai pengering/ventilasi, dan waspadai pertumbuhan jamur. Jika tidak memungkinkan untuk membersihkan sendiri, minta bantuan profesional.
Pantau gejala demam/infeksi: jika mengalami demam, nyeri otot, jaundice, batuk menetap, atau tanda infeksi kulit dalam 2–4 minggu pascabanjir, sebaiknya segera periksakan ke fasilitas kesehatan. Ini penting agar penyakit seperti leptospirosis atau melioidosis dapat ditangani secara cepat.
Perhatikan kesehatan mental dan tidur: ciptakan rutinitas tidur, buka ruang bicara di komunitas, manfaatkan dukungan psikososial awal dan layanan dukungan kesehatan mental dan psikososial jika ada. Pemeriksaan dini dan dukungan bisa mencegah masalah berlanjut.
Vaksinasi dan layanan kesehatan preventif: pastikan status imunisasi (misalnya tetanus jika ada luka berat), dan akses pemeriksaan rutin bagi pasien penyakit kronis. Meskipun banjir tidak selalu meningkatkan risiko tetanus, tetapi luka yang kotor tetap bisa berbahaya.
Beberapa konsekuensi banjir bisa muncul di kemudian hari. Silent illnesses seperti leptospirosis, dermatitis kontak yang tertunda, infeksi jamur pernapasan, gangguan tidur, dan PTSD dapat muncul berminggu-minggu setelah air surut. Jadi, kewaspadaan jangka panjang dan tindakan pencegahan sangat penting.
Menjaga kebersihan, pakai alat pelindung saat pembersihan, memantau gejala, dan mencari bantuan medis atau dukungan psikososial bila diperlukan dapat membantu memperkecil risiko komplikasi yang bisa jadi jauh lebih berat daripada kerusakan materi.
Referensi
"Clinical Overview of Leptospirosis." Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses Desember 2025.
"Public health advice on protecting your health before, during and after floods." World Health Organization (WHO). Diakses Desember 2025.
Therdpong Tempark et al., “Flood‐related Skin Diseases: A Literature Review,” International Journal of Dermatology 52, no. 10 (September 23, 2013): 1168–76, https://doi.org/10.1111/ijd.12064.
Graham Litchman et al., “Contact Dermatitis,” StatPearls - NCBI Bookshelf, September 4, 2023, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459230/.
"Mold Can Make You Sick After Floods." CDC. Diakses Desember 2025.
Mohamad Golitaleb et al., “Prevalence of Post-traumatic Stress Disorder After Flood: A Systematic Review and Meta-Analysis,” Frontiers in Psychiatry 13 (June 23, 2022): 890671, https://doi.org/10.3389/fpsyt.2022.890671.
Yujeong Kim and Haeyoung Lee, “Sleep Problems Among Disaster Victims: A Long-Term Survey on the Life Changes of Disaster Victims in Korea,” International Journal of Environmental Research and Public Health 18, no. 6 (March 23, 2021): 3294, https://doi.org/10.3390/ijerph18063294.
"IASC Guidelines for mental health and psychosocial support in emergency settings." WHO. Diakses Desember 2025.
Arjun, Rajalakshmi, Abdul Ghafur, et al. "A cluster of cases of melioidosis following floods in Chennai, India." Journal of Contemporary Clinical Practice 3, no. 2 (2017): 50+. Gale OneFile: Health and Medicine (accessed December 9, 2025). https://link.gale.com/apps/doc/A558822636/HRCA?u=anon~a6dbe3c1&sid=googleScholar&xid=7371244c.