5 Pertimbangan sebelum Memutuskan untuk Melakukan Bayi Tabung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap pasangan yang telah sah menikah tentu memiliki harapan yang sama untuk segera dipercayakan momongan. Sayangnya tak semua pasangan dapat secara beruntung langsung dikaruniai momongan setelah menikah. Ada pula yang harus sabar menunggu beberapa tahun, hingga mencoba proses bayi tabung terlebih dahulu.
Bayi tabung atau yang juga sering disebut dengan in vitro fertilization (IVF) merupakan sebuah prosedur kehamilan yang dilakukan secara non alami. Caranya adalah dengan mempertemukan sel sperma dan sel telur di luar tubuh. Jika berhasil terbuahi, maka janin akan dipindahkan ke dalam rahim untuk proses kehamilan selanjutnya.
Tentu saja program bayi tabung dinilai sebagai titik harapan bagi banyak pasangan yang menginginkan anak. Namun, ternyata para pasangan juga perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut ini sebelum setuju untuk melakukan program bayi tabung.
1. Pembiayaan
Sebagai prosedur non alami yang dilakukan oleh para ahli, tentu harga yang dibanderol juga tidaklah mudah. Dapat dikatakan bahwa biaya program bayi tabung bisa sangat bervariasi.
Secara umum, biasanya biaya yang diperlukan dalam proses bayi tabung dimulai dalam kisaran Rp40 juta. Hal ini jelas tergantung dengan jenis rumah sakit, obat-obatannya, hingga prosedur dan jangka waktu yang diperlukan.
2. Prosedur yang harus dilakukan
Program bayi tabung bukan hal hal mudah yang dapat dilakukan begitu saja. Nyatanya program ini memerlukan proses yang panjang untuk dilalui, dari mulai stimulasi pada perempuan agar memproduksi sel telur, pengambilan sel telur dan sel sperma, inseminasi dan fertilisasi, kultur embrio, hingga sampai pada transfer embrio. Jelas saja proses panjang ini juga memerlukan waktu dan biaya yang mungkin lebih dari prediksi sebelumnya.
Baca Juga: 5 Fakta Metode Inseminasi Buatan, Seperti Apa Prosedurnya?
3. Kemungkinan gagal dalam prosesnya
Editor’s picks
Bisa dikatakan bahwa program bayi tabung tak memberikan jaminan mengenai tingkat keberhasilan. Hal ini tentu karena setiap prosesnya pasti memiliki risiko tersendiri untuk dapat gagal dan tak berkembang.
Itulah yang para pasangan harus ketahui sejak awal. Dengan demikian, jika mungkin program ini tak berhasil, maka perasaan kecewa tak membuat para pasangan terpuruk.
4. Kecacatan bayi yang mungkin terjadi
Perlu diketahui bahwa setiap kehamilan selalu memiliki risiko tersendiri mengenai kecacatan. Begitu pula dengan bayi yang lahir dengan bayi tabung.
Bukan hanya untuk bayi yang terlahir dari program ini saja, bahkan bayi yang terlahir dari kehamilan non bayi tabung saja memiliki risiko yang sama untuk dapat mengalami cacat. Konsekuensi inilah yang juga harus dipegang oleh pasangan agar tak mudah kecewa.
5. Emosional dan mental pada pasangan
Hal yang sangat diuji dalam program bayi tabung adalah kondisi mental dan emosional dari pasangan. Dapat dikatakan bahwa proses bayi tabung tidak lah mudah, apalagi pihak calon ibu harus mengalami beberapa stimulasi untuk merangsang produksi sel telur yang prosesnya mungkin tidaklah enak atau bahkan sakit.
Belum lagi dengan kemungkinan gagal, cacat, hingga biaya yang semakin tak terkendali. Itulah mengapa kondisi mental dan emosional pasangan haruslah baik sehingga dapat menjalani prosedur ini dengan baik pula.
Jelas saja tak mudah untuk pasangan dalam menjalankan program bayi tabung ini. Proses yang panjang, harga yang mahal, dan berbagai risiko yang ada tentu harus siap dihadapi. Pertimbangkan terlebih dahulu, ya!
Baca Juga: 5 Manfaat Penting USG selama Kehamilan, Jangan Sampai Terlewat!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.