Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash/Cassi Josh

Berbagai penyakit bisa timbul akibat adanya kelainan pada darah, yaitu gangguan pada salah satu atau beberapa bagian darah, sehingga berdampak pada jumlah dan fungsinya. Kelainan ini bisa terjadi pada sel darah merah, sel darah putih, maupun trombosit.

Ketiga jenis sel tersebut dibentuk di sumsum tulang dan punya tugas masing-masing. Sel darah merah mengangkut oksigen ke organ dan jaringan tubuh, sel darah putih membantu tubuh melawan infeksi, sedangkan trombosit membantu pembekuan darah.

Ada banyak jenis kelainan sel darah yang bisa memengaruhi kesehatan tubuh. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Anemia

pexels.com/Samantha Garrote

Dilansir Healthline, anemia adalah salah satu jenis kelainan pada sel darah merah. Umumnya, kelainan darah ini terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. 

Zat besi sendiri diperlukan tubuh untuk menghasilkan hemoglobin (Hb) yang membantu sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Dikutip dari laman WebMD, penderita anemia memiliki jumlah sel darah merah yang rendah. Anemia ringan sering kali tidak menimbulkan gejala. Pada anemia yang lebih parah, gejala yang bisa muncul bisa berupa sakit kepala, kulit tampak pucat, dan sesak napas saat beraktivitas.

2. Polisitemia vera

ilustrasi dirawat inap di rumah sakit (unsplash.com/Ali Yahya)

Dilansir Healthline, polisitemia vera merupakan jenis kanker darah yang disebabkan oleh mutasi gen.

Pada penyakit ini, sumsum tulang akan menghasilkan terlalu banyak sel darah merah. Akibatnya, darah menjadi kental dan mengalir lebih lambat, sehingga berisiko mengalami pembekuan darah. Nah, itulah yang bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Kabar buruknya, menurut keterangan dari National Heart, Lung and Blood Institute, polisitemia vera tidak bisa disembuhkan. Namun, pengobatan bisa membantu mengendalikan penyakit dan komplikasinya.

Contoh pengobatannya adalah phlebotomy (menghilangkan sebagian darah dari pembuluh darah) dan pemberian obat-obatan.

3. Talasemia

doctorxdentist.com

Talasemia adalah kelainan darah yang diturunkan. Penyebabnya adalah mutasi genetik yang menghambat Hb secara normal. Ketika sel darah merah kekurangan Hb, oksigen tidak dapat mencapai semua bagain tubuh, sehingga organ-organ tidak bisa berfungsi secara semestinya.

Talasemia menyebabkan berbagai kondisi seperti pembesaran limpa, masalah jantung, hingga keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Berdasarkan sebuah laporan dalam “International Journal of Current Advanced Research” tahun 2017, pengobatan talasemia meliputi:

  • Transfusi darah.
  • Terapi khelasi untuk menghilangkan kelebihan zat besi dari tubuh yang bisa merusak hati, jantung, dan organ penting lainnya.
  • Splenectomy (pengangkatan limpa).
  • Pemberian vitamin.
  • Transplantasi sumsum tulang.

4. Leukemia

ilustrasi sel leukemia (journals.plos.org)

Dilansir WebMD dan Medical News Today, leukemia adalah salah satu jenis kanker darah, yaitu ketika sel darah putih menjadi ganas dan berkembang di dalam sumsum tulang. Penumpukan sel darah putih yang terjadi dapat mengganggu produksi sel darah merah dan trombosit.

Gejala leukemia meliputi: demam, mudah memar atau berdarah, sakit pada tulang atau persendian, sakit kepala, muntah, kejang, penurunan berat badan, sesak napas, dan pembengkakan kelenjar getah bening atau organ seperti limpa.

Beberapa metode pengobatan leukemia di antaranya kemoterapi, imunoterapi, terapi target (penggunaan obat untuk menghambat produksi protein yang dibutuhkan sel kanker untuk berkembang), splenectomy, dan transplantasi sumsum tulang.

5. Limfoma

Ilustrasi kurang bersemangat. (Pexels.com/Valeria Ushakova)

Bersumber dari MayoClinic, limfoma adalah kanker sistem limfatik, yang merupakan bagian dari jaringan tubuh untuk melawan kuman. Sistem limfatik meliputi kelenjar getah bening, limpa, kelenjar timus, dan sumsum tulang. Limfoma bisa menyerang seluruh area tersebut serta organ lain di tubuh.

Ada beberapa jenis limfoma, tetapi yang utama adalah limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin. Gejala-gejalanya seperti pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan terus-menerus, demam, berkeringat pada malam hari, sesak napas, penurunan berat badan, dan kulit gatal.

Pengobatan untuk kelainan darah ini mencakup kemoterapi, imunoterapi, terapi radiasi, dan transplantasi sumsum tulang.

6. Multiple myeloma

pexels.com/Karolina Grabowska

Kondisi ini juga termasuk salah satu kanker darah. Dilansir WebMD, multiple myeloma tidak bisa disembuhkan. Namun, pengobatan tetap bisa dilakukan dengan fokus untuk memperlambat penyebaran dan terkadang menghilangkan gejala.

Pada multiple myeloma, sel plasma menjadi ganas dan berkembang dengan tidak terkendali.

Perlu diketahui, sel plasma adalah salah satu tipe sel darah putih yang membentuk antibodi. Pada kasus multiple myeloma, sel plasma akan keluar dari sumsum tulang dan menyebar.

Multiple myeloma dapat menimbulkan komplikasi seperti masalah pada tulang, anemia, infeksi, dan gagal ginjal.

Pengobatan pada multiple myeloma yaitu dengan kemoterapi, pemberian obat-obatan, dan transplantasi sumsum tulang.

7. Hemofilia

pexels.com/Karolina Grabowska

Dikutip Medical News Today, hemofilia merupakan kondisi genetik yang menyebabkan darah sulit membeku. Penderitanya akan mengalami perdarahan lebih lama, baik di luar maupun di dalam tubuh.

Pada sebuah laporan dalam “Jounal of Comorbidity” tahun 2011, pada penderita hemofilia, terapi dengan konsentrat faktor pembekuan (profilaksis) dapat mencegah perdarahan seperti pada sendi dan otot.

Pengobatan utama pada hemofilia disebut terapi pengganti. Konsentrat faktor pembekuan VIII untuk hemofilia A atau faktor pembekuan IX untuk hemofilia B secara perlahan diteteskan atau disuntikkan ke dalam pembuluh darah. Infus ini membantu mengganti faktor pembekuan yang rendah atau hilang.

8. Penyakit von Willebrand

pexels.com/Andrea Piacquadio

Berdasarkan keterangan dari laman WebMD, faktor von Willebrand adalah protein dalam darah yang membantu pembekuan darah. Pada penyakit von Willebrand, tubuh memproduksi lebih sedikit protein atau protein yang dihasilkan tidak berfungsi dengan baik.

Merupakan penyakit turunan, kebanyakan orang dengan kondisi ini biasanya tidak tahu memiliki penyakit ini (tidak bergejala) hingga akhirnya ketahuan saat mengalami perdarahan berlebihan saat cedera atau saat operasi.

Beberapa kelainan darah yang disebutkan di atas merupakan penyakit turunan. Maka dari itu, penting untuk tahu apakah ada kondisi kelainan darah di riwayat keluarga. Bila ada, sebaiknya cek ke dokter.

Di samping itu, jagalah pola hidup tetap sehat dengan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang dan rutin olahraga agar terhindari dari berbagai penyakit.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team