TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Miss V Terasa Longgar, Benarkah Karena Seks?

Beberapa penyebabnya tidak dapat dihindari

ilustrasi vagina (pexels.com/Deon Black)

Vagina memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-macam, dan semuanya normal. Otot vagina bersifat sangat elastis, yaitu dapat meregang bila diperlukan, lalu kembali ke bentuk semula.

Namun, otot-otot vagina bisa menjadi longgar atau kendur karena satu dan lain hal. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan otot vagina menjadi kendur, sayangnya, tidak semua penyebab dapat dicegah. Akan tetapi, dengan mengetahui penyebabnya, harapannya ini dapat membantu kamu mempersiapkan diri.

Di sini, kita akan membahas apa saja penyebab miss V terasa longgar.

1. Usia

ilustrasi perempuan lanjut usia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Vagina cenderung mengalami penurunan elastisitas saat seorang perempuan memasuki usia 40-an. Dijelaskan laman Healthline, ini karena kadar estrogen akan mulai turun saat memasuki tahap perimenopause.

Hilangnya estrogen selanjutnya menyebabkan jaringan vagina menjadi:

  • Lebih tipis.
  • Lebih kering.
  • Kurang asam.
  • Kurang elastis.

Perubahan ini akan makin jelas setelah mencapai menopause penuh.

Baca Juga: 9 Jenis Infeksi Vagina Paling Umum, Bukan Cuma Infeksi Ragi

2. Penyakit

ilustrasi seseorang sedang sakit (unsplash.com/Bermix Studio)

Diterangkan laman Cadogan Clinic, kondisi medis dan pengobatan untuk kondisi medis tertentu juga bisa menyebabkan vagina menjadi longgar:

  • Kondisi medis tertentu, seperti kanker ginekologi tertentu, cedera punggung bagian bawah, dan cedera dasar panggul.
  • Prosedur medis, seperti operasi panggul, kemoterapi, terapi radiasi, persalinan, dan ooforektomi.
  • Kelainan genetik yang melibatkan metabolisme kolagen, seperti osteogenesis imperfekta, sindrom Ehlers-Danlos, dan sindrom Marfan.

Semua hal tersebut dapat menyebabkan vagina kendur dengan berbagai cara. Mulai dari penurunan fungsi ovarium, kelemahan ligamen, hingga trauma.

3. Melahirkan

ilustrasi melahirkan (pixabay.com/Parentingupstream)

Persalinan pervaginam dapat menyebabkan vagina mengalami peregangan. Ini selanjutnya menyebabkan perubahan, mulai dari elastisitas, kekenyalan, atau bentuk vagina. Akibatnya, selama beberapa saat setelah melahirkan, pengalaman seks menjadi kurang memuaskan. Dijelaskan laman ToplineMD, vagina yang longgar ini dapat disebabkan oleh kerusakan otot, kulit, atau jaringan perineum selama persalinan. 

Kabar baiknya, vagina akan kembali ke bentuk asalnya seiring berjalannya waktu. Begitu pula dengan seks, yang akan menjadi lebih baik pada waktunya.

4. Tingkat estrogen rendah

ilustrasi vagina (pexels.com/Deon Black)

Seiring bertambahnya usia, kadar estrogen pada perempuan akan mengalami penurunan, yang secara alami berpengaruh pada vagina. Diterangkan laman Cadogan Clinic, rendahnya kadar estrogen menyebabkan jaringan vagina menjadi lebih kering dan tipis. Ini pada akhirnya menyebabkan vagina kehilangan elastisitas dan terasa lebih longgar. 

Ini paling umum dialami oleh perempuan setelah menopause. Meskipun menopause merupakan penyebab umum menurunnya kadar estrogen, masalah kesehatan atau obat-obatan juga bisa menjadi penyebabnya. 

Baca Juga: 11 Penyebab Potensial Nyeri Vagina saat Hamil

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya