TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mana yang Lebih Baik Viagra, Cialis, Levitra, dan Stendra?

Keempatnya gak boleh dipakai sembarang

ilustrasi obat kuat (pexels.com/Castorly Stock)

Viagra, Cialis, Levitra, dan Stendra merupakan nama merek dari obat kuat untuk mengatasi disfungsi ereksi pada laki-laki. Seluruhnya telah mengantongi izin Food and Drug Administration Amerika Serikat, untuk digunakan sebagai pengobatan.

Meski memiliki fungsi sama, ketiganya memberikan panjang efek yang berbeda. Lalu, mana yang lebih baik Viagra, Cialis, Levitra, dan Stendra? Simak ulasan lengkapnya berikut.

Cara kerja Viagra, Cialis, Levitra, dan Stendra

Viagra (sildenafil), Cialis (tadalafil), Levitra (vardenafil), dan Stendra (avanafil) merupakan obat jenis inhibitor phosphodiesterase 5 (PDE5). Seluruhnya bekerja dengan cara yang sama, yakni mengendurkan otot dan melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk penis. 

Meningkatnya aliran darah ini memungkinkan seseorang dengan gangguan ereksi bisa 'tegang' yang lebih lama. Umumnya, obat jenis PDE5 bekerja dengan cepat, tetapi memiliki aturan minum dan lama efek yang berbeda-beda. 

Viagra harus diminum 30 menit hingga 4 jam, tetapi idealnya 60 menit sebelum berhubungan seks. Dosis minum harian maksimal 50 mg dan dapat bertahan 4-12 jam.

Cialis bisa diminum di hari yang sama saat ingin bercinta. Dosis maksimal 10 mg sehari dan efeknya bertahan 17,5 hingga 36 jam.

Levitra mirip dengan viagra yakni diminum 60 menit sebelum melakukan aktivitas seksual. Dosis harian maksimal 10 mg dan bisa bertahan 4-12 jam.

Adapun Stendra diminum lebih dekat dengan waktu seks yakni 30 menit sebelumnya. Dosis hariannya pun lebih tinggi 100 mg dan efeknya lebih singkat, sekitar 3-6 jam.

Baca Juga: 7 Tips Menikmati Seks dengan Pria Penderita Disfungsi Ereksi

Siapa yang boleh meminumnya?

Sering disebut sebagai ‘obat kuat’, jenis obat PDE5 diperuntukkan untuk mengatasi individu dengan gejala disfungsi ereksi. Dokter akan memberikan diagnosis apabila seseorang mengalami hal ini:

  • gak pernah bisa ereksi;
  • sering gak bisa ereksi; dan
  • mampu ereksi, tetapi gak bertahan cukup lama untuk melakukan hubungan seksual.

Diagnosis ditentukan dengan melihat kondisi psikologis, fisik, hingga gaya hidup. Sebab, tiga hal tersebut memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan ereksi seseorang. 

Baik Viagra, Cialis, Levitra, dan Stendra bekerja dengan mempengaruhi peredaran darah. Dokter mungkin gak meresepkan obat jenis ini pada seseorang yang memiliki kondisi kesehatan khusus terkait kardiovaskular atau yang sedang mengonsumsi obat tertentu guna menghindari interaksi.

Interaksi obat

ilustrasi obat-obatan (pexels.com/pixabay)

Penggunaan obat disfungsi ereksi harus menggunakan rekomendasi dokter. Sebab, dosis dan cara penggunaan yang kurang tepat, dapat meningkatkan risiko efek samping. Beberapa hal juga bisa membuat seseorang mengalami efek samping fatal.

Selain itu, meminum Viagra, Cialis, Levitra, dan Stendra bersamaan atau dalam waktu berdekatan dengan obat tertentu, pun dapat menimbulkan reaksi interaksi. Misalnya obat di bawah ini yang dapat meningkatkan konsentrasi dan fungsi obat disfungsi ereksi:

  • Antibiotik, eritromisin dan klaritromisin
  • Ketoconazole, agen antijamur dan anti-ketombe
  • Penghambat protease HIV, seperti ritonavir

Selain itu, masing-masing obat DE pun memiliki interaksi dengan obat lain yang wajib dihindari. Berikut uraian lengkapnya. 

Viagra

  • Nitrat (seperti nitrogliserin)
  • Alpha-blocker
  • Obat penurun tekanan darah
  • Inhibitor CYP4, seperti ritonavir, ketoconazole, dan erythromycin
    Cialis 

Nitrat

  • Alpha-blocker
  • Obat penurun tekanan darah
  • Penghambat CYP3A4, seperti ketoconazole dan ritonavir, karena dapat meningkatkan dampaknya
  • Penginduksi CYP3A4, seperti rifampisin, antibiotik, karena dapat mencegah Cialis bekerja

Levitra

  • Nitrat
  • Alpha-blocker
  • Obat untuk menurunkan tekanan darah 

Levitra juga gak diperkenankan bagi seseorang dengan detak jantung gak teratur. Selain itu, dokter akan menyesuaikan dosis untuk seseorang yang memiliki masalah hati atau telah mengonsumsi obat antiretroviral, obat antijamur, dan antibiotik.

Stendra

Nitrat atau penghambat CYP3A4 yang kuat, seperti ketoconazole dan ritonavir, gak boleh digunakan bersamaan dengan Stendra. Selain itu, dokter akan menyesuaikan dosis apabila seseorang telah mengonsumsi:

  • alpha-blocker atau inhibitor CYP3A4 moderat;
  • abat penurun darah; dan
  • alkohol.

Efek samping obat disfungsi ereksi

Viagra, Cialis, Levitra, dan Stendra memiliki efek samping yang serupa, tetapi gak selalu sama. Reaksi efek samping ini perlu diketahui untuk melakukan antisipasi saat mendapatkan obat-obatan jenis ini. 

  • Sakit kepala
  • Hidung tersumbat
  • Kemerahan pada kulit
  • Gangguan pencernaan
  • Mual
  • Pusing 
  • Ruam
  • Perubahan penglihatan
  • Nyeri dan nyeri otot atau mialgia
  • Kehilangan penglihatan 
  • Priapisme alias ereksi lebih dari 4 jam
  • Tingkat kreatin kinase yang tinggi (Levitra)
  • Gangguan pendengaran (Levitra dan Stendra)

Baca Juga: 3 Ramuan Obat Kuat Alami, Bikin Tahan Lama di Ranjang

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya