TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Ada Perbedaan antara Klimaks dan Orgasme?

Yang pasti sama-sama terasa nikmat

ilustrasi pasangan intim (freepik.com/lookstudio)

Baik klimaks maupun orgasme merupakan bagian dari aktivitas seksual. Banyak orang menggunakan kedua istilah itu secara bergantian, tetapi ada yang mempercayai ada perbedaan antara klimaks dan orgasme.

Sebagian besar peneliti ilmiah menganggap tidak ada perbedaan klimaks dan orgasme yang secara signifikan. Artikel ini akan melihat kemungkinan adanya perbedaan antara klimaks dan orgasme yang dipercayai sebagian orang. 

1. Klimaks

Dilansir Medical News Today, sebagian orang menganggap klimaks sebagai kenikmatan intens yang dirasakan saat mengalami puncak orgasme, sementara sebagian lainnya menganggap klimaks dan orgasme adalah hal yang sama.

Selama klimaks, otot dasar panggul berkontraksi berulang kali. Beberapa orang dapat mencapai klimaks lebih dari sekali selama aktivitas seksual, sementara yang lain mungkin hanya sekali atau tidak sama sekali.

Ada berbagai cara untuk mencapai klimaks, seperti melalui:

  • Seks vaginal.
  • Seks oral.
  • Seks anal.
  • Masturbasi.
  • Stimulasi zona sensitif seksual, seperti puting payudara.

Namun, kembali lagi bahwa setiap orang berbeda-beda dan hal yang menyebabkan kesulitan mencapai klimaks juga akan beragam bagi setiap individu.

2. Orgasme

ilustrasi cara melakukan teknik edging (besthealthmag.ca)

Ada yang mempercayai bahwa orgasme adalah penumpukan kenikmatan yang terjadi sebelum klimaks, sementara sebagian yang lain menganggap orgasme merujuk pada seluruh pengalaman peningkatan seksual dan klimaks.

Menariknya, terdapat kemungkinan bagi seseorang untuk memperpanjang waktu mengalami orgasme. Ini bisa didapat melalui teknik edging, yaitu mengulur durasi orgasme. Teknik tersebut dipercaya dapat memberikan klimaks yang lebih intens.

International Society for Sexual Medicine menjelaskan teknik edging dalam langkah-langkah berikut: 

  • Seseorang merasa sangat terangsang di ujung mencapai klimaks. 
  • Kemudian rangsangan dikurangi sehingga tidak jadi mencapai klimaks.
  • Rangsangan seksual diberikan kembali untuk memberikan intensitas orgasme.
  • Pada saat ini, seseorang bisa membiarkan dirinya mencapai klimaks atau mengurangi rangsangan lagi.

Siklus itu bisa diulang beberapa kali sampai pasangan merasa cukup dan terpuaskan.

3. Apa saja tanda mencapai klimaks?

Dilansir Planned Parenthood, seseorang yang mencapai klimaks mungkin merasakan gelombang kenikmatan yang dimulai di alat kelamin dan menjalar ke seluruh tubuh.

Detak jantung dan tingkat pernapasan juga akan meningkat. Bagi perempuan, klimaks akan memberikan pengalaman kejang vagina dan kontraksi rahim. Bahkan, sebagian perempuan juga bisa melakukan squirting, yang ditandai dengan keluarnya cairan ejakulasi.

Sementara bagi laki-laki, tanda mencapai klimaks adalah ejakulasi penis. Tidak selalu mengeluarkan cairan mani, ada pula klimaks yang dicapai tanpa ejakulasi yang dikenal dengan orgasme kering. International Society for Sexual Medicine (ISSM) mencatat bahwa orgasme kering biasanya tidak perlu dikhawatirkan. 

Misalnya, jika pria mencapai klimaks beberapa kali dalam sehari, kemungkinan itu bisa membuatnya kehabisan sperma. Namun, orgasme kering juga bisa terjadi karena penggunaan obat atau operasi tertentu.

Setelah merasakan klimaks, seseorang bisa merasa mengantuk, bahagia, atau rileks. Klitoris dan penis mungkin terasa sangat sensitif setelah klimaks. Kemerahan pada dada, leher, dan wajah juga biasanya menjadi ciri umum efek klimaks.

Baca Juga: Karezza: Menghindari Klimaks saat Bercinta, Apa Manfaatnya?

4. Lalu apa tanda orgasme?

ilustrasi anorgasmia (unsplash.com/Jeremy Bishop)

Dalam penumpukan sensasi menuju klimaks, seseorang bisa mengalami perasaan senang yang meningkat. Perasaan ini dapat terbentuk secara bertahap atau terjadi tiba-tiba dalam waktu singkat.

Ketegangan juga akan terasa menumpuk yang direspons tubuh dengan jari-jari yang melengkung atau tangan mengepal seperti menahan. Bila orgasme adalah penumpukan ketegangan, maka klimaks menjadi momen pelepas ketegangan itu.

Jadi, saat seseorang mengalami orgasme, dimungkinkan itu bisa sampai ke tahap klimaks atau juga justru bisa merasakan penurunan tingkat kenikmatan. Perubahan stimulasi mungkin diperlukan untuk menghadapi intensitas yang menurun. 

Pasangan bisa memilih untuk meningkatkan rangsangan atau juga mengubah posisi bercinta untuk kembali menghidupkan gairah seksual.

5. Bisakah hanya mengalami satu tanpa yang lain?

Dengan masing-masing definisi yang telah dijelaskan, seseorang dinilai dapat mencapai orgasme tanpa mendapat klimaks.

Penelitian berjudul "Determinants of Female Sexual Orgasms" dalam jurnal Socioaffective Neuroscience & Psychology tahun 2016 melaporkan bahwa lebih dari 90 persen pria bisa menapai klimaks saat berhubungan seks. Sementara itu, jumlahnya pada perempuan lebih rendah, yaitu sekitar 50 persen.

Hal itu dianggap menjelaskan bahwa seseorang bisa mengalami orgasme selama aktivitas seksual namun tidak sampai mencapai klimaks. Bagi sebagian pihak, hal ini bisa diterima, tetapi yang lain bisa merasa frustrasi karenanya.

6. Tanda mengalami klimaks dan orgasme?

ilustrasi orgasme (unsplash.com/Deon Black)

Sangat mungkin bagi individu untuk mengalami orgasme dan klimaks pada waktu yang bersamaan. Orang tersebut bisa merasakan gelombang kenikmatan yang intens setelah orgasme. Lonjakan kesenangan seksual ini merupakan klimaks dari orgasme.

Klimaks biasanya terasa lebih intens dan menyenangkan daripada orgasme. Namun, itu akan bergantung pada faktor-faktor tertentu, seperti:

  • Seberapa terangsang seseorang.
  • Sudah berapa lama sejak terakhir kali mencapai klimaks. 
  • Seberapa banyak pelumasan yang ada.
  • Keadaan emosional dan kedekatan pasangan.
  • Jenis posisi seks yang dilakukan. 
  • Jenis aktivitas seksual. 

Setelah klimaks tercapai pertama kali, alat kelamin bisa terlalu sensitif untuk melanjutkan aktivitas seksual. Sebagian orang dapat melanjutkan lagi dan mencapai beberapa orgasme. Informasi dari ISSM menunjukkan bahwa sekitar 15 persen perempuan bisa mengalami orgasme berulang kali.  

7. Apakah perlu untuk mengalami keduanya?

Pada dasarnya, tidak selalu perlu bagi siapa pun untuk mengalami klimaks dan orgasme, karena kepuasan seksual berbeda-beda untuk tiap orang. Seseorang dapat menikmati perasaan intim dengan pasangannya tanpa perlu mencapai orgasme atau klimaks.

Bagi sebagian orang, orgasme bisa membawa ke klimaks namun seseorang mungkin juga menemukan tingkat kesenangannya turun tanpa mengalami klimaks. 

Sementara itu, sebagian orang juga dimungkinkan untuk tidak klimaks sama sekali. Ini dikenal sebagai anorgasmia. Anorgasmia dapat terjadi karena:

  • Stres.
  • Cemas akan kinerja seksualnya.
  • Masalah dalam hubungan. 
  • Memiliki trauma masa lalu atau pelecehan seksual.
  • Menerima sikap seksual negatif dari pasangan.
  • Tidak berpengalaman. 
  • Rasa bersalah seksual. 
  • Pengaturan kegiatan intim yang tidak memadai.
  • Penggunaan obat-obatan.
  • Diabetes.
  • Tekanan darah tinggi.

Baca Juga: Sleep Orgasm, Merasakan Ledakan Sensasi Orgasme saat Tidur 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya