Teknik Edging untuk Mengulur Orgasme, Bagaimana Caranya?

Bisa kamu coba untuk memberikan orgasme yang lebih intens

Bagi kamu yang ingin memiliki durasi seks lebih lama, teknik edging patut dipertimbangkan untuk dicoba. Teknik yang dikatakan berfokus mengendalikan ejakulasi ini konon bisa memberikan sensasi orgasme yang lebih intens.

Penasaran mengenai ulasan lengkap seputar teknik edging dan cara melakukannya? Temukan jawabannya di bawah ini, ya!

1. Apa itu teknik edging

Dilansir PopSugar, teknik edging adalah praktik menunda orgasme dengan mengulangi rangsangan seksual sampai mencapai ujung (edge) dan jatuh ke dalam euforia orgasme. Orang yang mempraktikkan teknik ini bisa memilih untuk mencapai klimaks pada titik tertentu, memperlama durasi, serta bisa menghentikan ejakulasi sesuai waktu yang diinginkan.

Tujuan teknik edging adalah untuk mempertahankan masturbasi atau seks untuk jangka waktu yang lebih lama. Ini juga bisa dilakukan seseorang untuk menunda orgasme hingga pasangannya siap mencapai klimaks.

Baik laki-laki maupun perempuan mungkin menggunakan edging sebagai cara untuk menghindari ejakulasi dini. Menurut sebuah artikel bertajuk Female Premature Orgasm: Does This Exist tahun 2011, ejakulasi dini terbukti tidak hanya dialami oleh para laki-laki.

2. Manfaat teknik edging

Teknik Edging untuk Mengulur Orgasme, Bagaimana Caranya?ilustrasi teknik edging (freepik.com/jcomp)

Berdasarkan International Society for Sexual Medicine, teknik edging bisa meningkatkan intensitas orgasme baik pada hubungan seks dengan pasangan ataupun masturbasi. Termasuk juga bisa membantu membangun kesenangan dan membuat klimaks lebih memuaskan.

Orang yang memiliki masalah ejakulasi dini mungkin menemukan manfaat dari teknik edging karena dapat meningkatkan durasi hubungan seks sebelum berhubungan seks. Meningkatkan durasi aktivitas seksual juga dapat mengubah dinamika seks dengan mengalihkan fokus dari orgasme. Hal ini memungkinkan untuk bisa menghabiskan waktu lebih lama menikmati proses rangsangan. 

Teknik edging juga dapat membantu seseorang menemukan pemicu seksual tanpa mencapai orgasme terlalu cepat. Hal ini tercatat dalam studi dalam Journal of Sex and Marital Therapy tahun 2018, simulasi klitoris (bisa digunakan dalam edging) lebih mungkin menghasilkan orgasme dan membuatnya lebih baik dibanding hubungan seks saja tanpa edging.

Dilansir Medical News Today, teknik edging bisa memberikan kesempatan bagi pasangan baru untuk mendiskusikan minat seksual dan belajar satu sama lain. Itu juga bisa menjadi momen untuk mencoba aktivitas baru yang bisa membantu pasangan untuk membangun kepercayaan.

Terakhir, dalam penelitian dalam jurnal European Urology tahun 2016, dijelaskan bahwa frekuensi ejakulasi yang sering pada usia dewasa dapat membantu mencegah kanker prostat. Teknik edging memungkinkan seseorang mengatur ejakulasi sehingga berpotensi mendapatkan manfaat tersebut.

Baca Juga: 7 Tips agar Hubungan Seks Meningkat Levelnya

3. Adakah efek samping dari teknik edging?

Teknik edging pada dasarnya bukan praktik seks yang berbahaya dan tidak akan menyebabkan masalah ejakulasi. Jarang ditemukan kasus edging yang menyebabkan hipertensi epididimis, yaitu saat penumpukan darah di testis yang disebabkan oleh gairah panjang tanpa orgasme. 

Apabila kamu ingin mempraktikkan teknik ini, harus dipahami bahwa meskipun teknik ini dapat membantu mencapai orgasme, tetapi ini tidak bisa mengatasi anorgasmia, yaitu kondisi yang kesulitan mencapai orgasme. 

Edging tidak dapat menyebabkan air mani kembali ke tubuh. Artinya, cairan ejakulasi yang ditunda dilepaskan tidak akan keluar ke kandung kemih, ginjal, atau tempat lain walaupun orgasme terjadi. Setelah edging dihentikan dan mencapai klimaks, seseorang tetap mampu ejakulasi seperti pada normalnya. 

Kondisi ejakulasi retrogade yang menyebabkan air mani memasuki kandung kemih disebabkan oleh masalah fisik, seperti cedera atau diabetes. Jadi, edging tidak menyebabkan ejakulasi retrograde.

4. Cara melakukan teknik edging

Teknik Edging untuk Mengulur Orgasme, Bagaimana Caranya?ilustrasi pasangan di ranjang (pexels.com/Pixabay)

Ada beberapa cara untuk melakukan edging dan kamu bisa mengikuti langkah-langkah ini:

  • Melakukan rangsangan seksual sampai ke titik sebelum orgasme.
  • Menghentikan rangsangan atau mengubah intensitas untuk mencegah klimaks.
  • Menunggu beberapa saat untuk meredakan gairah yang intens.
  • Meningkatkan rangsangan sampai mencapai ujung lagi. 
  • Mengulangi langkah-langkah sampai menginginkan orgasme.

Melakukan teknik edging dengan pasangan akan membutuhkan perubahan posisi atau aktivitas seksual untuk mengurangi rangsangan. Tujuannya untuk menurunkan intensitas yang bisa digantikan dengan aktivitas yang sama dengan kecepatan lebih lambat. 

Perhatikan agar tidak menunggu terlalu lama atau berganti ke aktivitas yang kurang menyenangkan. Hal itu dapat menyulitkan mencapai ejakulasi lagi dan dapat merusak mood

5. Tips mengomunikasikan ke pasangan

Sangat penting untuk mendiskusikan teknik edging dengan pasangan sebelum memulainya. Dan, mungkin saja praktik ini tidak untuk semua orang. Beberapa tips untuk mengomunikasikannya dengan pasangan adalah:

  • Membicarakan urusan seksual di lingkungan yang netral. Hindari melakukan ini di kamar tidur. Kamu bisa berbincang santai dengan pasangan di ruang tamu sambil minum kopi atau teh.
  • Jangan memulai pembicaraan ketika sedang lapar, marah, kesepian, atau lelah.
  • Pilih waktu berdua saat sedang santai, nyaman, dan menjadi terbuka.  
  • Perhatikan nada saat menyampaikan, lakukan dengan lembut dan penuh kasih sayang. 
  • Menyampaikan secara jelas akan keinginan menggunakan teknik edging dan bersedia berkompromi dengan batasan yang ditentukan. 

Komunikasi secara terbuka penting dilakukan agar mengetahui apa yang disukai atau tidak disukai, serta dapat membantu memahami kapan saja waktu beraktivitas seksual yang dipilih.

Itulah informasi seputar teknik edging. Manfaat yang didapat dari teknik ini bisa membuat orgasme terasa lebih intens. Selain itu, teknik edging juga tidak bisa memiliki efek samping secara keseluruhan, sehingga bisa dilakukan dengan benar, maka ini bisa menjadi opsi aktivitas seksual yang sehat.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: 5 Prinsip Utama agar Hubungan Seks Tetap Sehat, Aman!

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya