Berhubungan Intim Lewat Belakang? Ini Pertimbangannya

Pikir-pikir dulu sebelum mencobanya

Berhubungan intim lewat belakang menjadi salah satu variasi bercinta yang populer. Aktivitas ranjang yang juga disebut seks anal ini, selalu mendapatkan banyak atensi dan memicu pro kontra. Sebagian mendukung, tapi ada juga yang mengatakan bahwa hubungan badan ini tak wajar. 

Sebelum benar-benar mencobanya, tentu kamu perlu mempertimbangkan berbagai hal. Selain faktor kenyamanan, penting pula untuk memikirkan dampaknya bagi kesehatanmu dan pasangan. Lebih lengkapnya bisa terus scroll sampai bawah, ya!

Alasan seseorang berhubungan intim lewat belakang atau melakukan seks anal

Berhubungan Intim Lewat Belakang? Ini Pertimbangannyailustrasi anal beads (pexels.com/cottonbro)

Sebut saja dengan istilah seks anal. Sejatinya, anal tak hanya penetrasi, tetapi seluruh aktivitas intim yang melibatkan anus. Termasuk pula seks oral pada anus yang disebut sebagai rimming atau analingus.

Ada banyak alasan mengapa pasangan melakukan seks anal. Misalnya, karena penasaran dan ingin menikmati sensasi yang dihasilkan saat melakukannya. Bad Girls Bible melakukan sebuah penelitian dengan melibatkan 1260 perempuan. Hasilnya, 15,8 persen perempuan menyukai rasa sakit selama penetrasi anal. 

Sensasi tersebut muncul karena sfingter anus alias lubang pantat berukuran lebih kecil dan lebih rapat daripada lubang vagina. Penetrasi dengan penis ataupun mainan seks di bagian ini, mampu memberikan kepuasan lebih intens.

Sementara itu, seks anal juga memberikan stimulasi ekstra pada penis. Emma McGowan, pendidik dan penulis seks bersertifikat, menjawab pertanyaan seputar alasan orang menyukai seks anal pada Bustle. Dalam wawancaranya, McGowan menyebutkan bahwa hubungan anal mampu memberikan stimulasi prostat pada laki-laki.

Prostat sendiri merupakan anggota tubuh yang keras dan seukuran kenari, letaknya sekitar dua buku jari di dalam rektum. Banyak laki-laki mengungkapkan bahwa stimulasi di area tersebut dapat menghasilkan orgasme kuat, layaknya stimulasi g-spot pada perempuan.

Lebih lanjut, seks anal dapat memberikan kesempatan siapa saja untuk menjadi 'pemberi' maupun 'penerima'. Seorang yang pro terhadap bentuk hubungan ini mengungkapkan berbagai sisi positifnya. Termasuk tidak adanya risiko kehamilan sekalipun penetrasi dapat menghadirkan pengalaman orgasme yang intens.

Pada hubungan dengan pasangan, aktivitas ini dapat melibatkan berbagai permainan seks sehingga menghadirkan pengalaman baru. Aktivitas anal membutuhkan rasa kepercayaan tinggi sehingga membuatmu dan pasangan lebih saling mengerti, melansir Women's Health Magazine.

Baca Juga: Membandingkan Manfaat dan Risiko Anal Seks, Apakah Sepadan?

Risiko berhubungan intim lewat belakang atau seks anal

Berhubungan Intim Lewat Belakang? Ini Pertimbangannyailustrasi seks anal (unsplash.com/Deon Black)

Tidak ada bentuk seks yang bebas dari risiko. Namun, untuk seks anal, ada banyak hal yang perlu lebih diwaspadai. Efek negatifnya lantas memicu jawaban kontra bagi sebagian individu ketika ditanya seputar berhubungan intim lewat belakang. 

Meski ada yang menikmati, rasa sakit saat seks anal jadi alasan kenapa variasi gaya bercinta ini dihindari. Hal ini diungkapkan terutama oleh individu yang bertindak sebagai penerima. Kasarnya, sfingter tidak di-setting untuk hubungan intim. Penetrasi ataupun stimulasi lainnya pada anus menyebabkan ketidaknyamanan yang tidak bisa ditoleransi. 

Selain itu, anus tidak menghasilkan cairan pelumas layaknya vagina. Hal tersebut lantas membuat penetrasi perlu dilakukan dengan gerakan yang sangat lambat. Terlalu kasar sedikit saja dapat menyebabkan robekan, baik di pintu masuk maupun sepanjang jalur anus, melansir Medical News Today.

Masih berhubungan, adanya area terbuka tersebut mempermudah infeksi masuk. Bakteri dan virus yang dibawa oleh alat penetrasi maupun ketika buang air besar dapat menyebabkan penyakit serius. Termasuk di antaranya Human Papilloma Virus (HPV) yang memicu kutil dubur dan kanker, infeksi saluran kemih, dan gangguan kesehatan pada vagina.

Di sisi lain, WebMD menyebutkan seks melibatkan anus 30 kali lebih berisiko terhadap penularan HIV daripada penetrasi vagina. CDC mengungkapkan bahwa mitra reseptif (yang di bawah) lebih berisiko daripada menjadi mitra insertif (yang di atas). Meski demikian, keduanya tetap berpotensi mengalami masalah kesehatan karena virus bisa melewati saluran uretra. 

Di samping itu, luka terbuka akibat robekan ketika penetrasi anus bisa menyebabkan rasa tidak nyaman. Dalam beberapa kasus, luka tersebut bisa cukup dalam dan sulit disembuhkan.

Selain itu, ada kalanya seks anal tidak berjalan mulus. Inkontinensia tinja sering terjadi pasca seks anal, melansir Journal of Gastroenterology. Melakukannya berulang mungkin membuat tinja keluar tanpa disengaja.

Berhubungan intim lewat belakang sah-sah saja selama kamu memang concern untuk melakukannya. Namun, perhatikan risiko yang mungkin timbul dan sebaiknya lakukan pencegahan. Di samping itu, tidak ada salahnya keputusan menghindari sepenuhnya. 

Baca Juga: Seks Anal Bisa Menyebabkan Kehamilan, Mitos atau Fakta?

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya