Cara Mengendalikan Fetish yang Mulai Mengganggu Aktivitas

Agar tidak merugikan orang lain

Bicara tentang seks, setiap orang punya tingkat ketertarikan yang berbeda pada suatu hal. Pada tingkat tertentu, ketertarikan bisa jadi tak cuma preferensi seksual, tetapi sudah berubah menjadi fetish. Artinya, seseorang memerlukan hal tersebut untuk membuatnya bergairah.

Walau begitu, bukan berarti memiliki fetish adalah hal yang tidak normal. Namun, jika ketertarikan ini menimbulkan masalah dalam sebuah hubungan, maka kamu memerlukan cara mengendalikan fetish yang tepat. Mengapa ini penting? Simak uraiannya di bawah, ya!

Apa itu fetish?

Fetish berasal dari kata Portugis feitico yang berarti 'mantra'. Kata ini berakar dari bahasa Latin facticius yang artinya 'dibuat-buat'. Kondisi ini dikategorikan sebagai paraphilia yang berarti menikmati perilaku seksual di luar norma, melansir Psychmechanics

Umumnya, pemilik fetish atau fetishist memerlukan objek atau perilaku seksual yang khas. Objek yang dibutuhkan pun tidak selalu manusia, bisa pula benda mati, bentuk aktivitas seksual tertentu, hingga gambar dan konsep. 

Meski begitu, sebetul fetish ialah hal umum. Dalam arti, banyak orang memang memiliki fetish tertentu. Dalam jurnal Journal of Sex Research disebutkan bahwa hampir setengah dari peserta penelitian pun memiliki fetish. Namun, fetish yang mereka miliki tergolong normal, belum memenuhi kategori paraphilia. Walaupun begitu, hal tersebut tak sekadar sebagai preferensi seksual. 

Nah, fetish dan preferensi seksual ialah dua hal berbeda, lho! Preferensi seksual berarti kamu sekadar mencoba untuk membuat eksperimen di ranjang. Sementara itu, fetish berarti objek atau tindakan tersebut harus menjadi bagian dari seks agar kamu bisa terangsang, melansir Glamour.

Meski dianggap wajar, fetish bisa menjadi tidak normal. Dikatakan demikian apabila ketertarikan seksual berlebihan hingga menciptakan kecemasan yang signifikan secara klinis. Atau, berpotensi membahayakan diri sendiri maupun orang lain. 

Baca Juga: Apa Itu Hand Fetish? Ketertarikan Seksual pada Tangan

Tanda gangguan fetish

Cara Mengendalikan Fetish yang Mulai Mengganggu Aktivitasilustrasi fetish terhadap tindik (pexels.com/Rodolfo Clix)

Sebagian besar memang berada di tingkat normal, tapi tidak semuanya demikian. Fetish dianggap mengganggu apabila muncul gangguan fetisistik yang merujuk pada DSM-5.

  • Keinginan berulang, intens, kompulsif pada gairah seksual dan benda mati atau tubuh non-genital
  • Hasrat seksual bermanifestasi sebagai fantasi, dorongan, bahkan perilaku tidak menentu
  • Kecemasan berulang dan kehilangan fungsi yang signifikan akibat fetish.

Seseorang dengan fetish yang mengganggu bisa jadi jarang menceritakan pandangan seksualnya. Mirip dengan tanda-tanda hiperseksual yang mungkin disalahpahami. 

Cara mengendalikan fetish

Pada tingkat tertentu, fetish dapat berdampak negatif. Sayangnya, tidak ada cara untuk menyingkirkannya begitu saja. 

Hasil wawancara dengan Samuel Hughes, seorang peneliti psikologis di University of California, Santa Cruz, dalam Psychology Today menyebutkan bahwa fetish biasanya berkembang pada masa anak-anak dan bisa menjadi bawaan dari seksualitas seseorang. Lantas, bagaimana jika fetish sudah menunjukkan tanda-tanda gangguan? Well, ada beberapa cara mengendalikan fetish secara medis yang bisa kamu lakukan.

Dilansir Thrive Works, tindakan tersebut termasuk:

  • Terapi seks

Terapi seks menawarkan pemahaman dan pendekatan yang tidak menghakimi. Dalam prosesnya, terapis akan membantu kamu mengeksplorasi riwayat seksual dan psikologi. Ini membantu meningkatkan kesadaran diri serta mengidentifikasi faktor yang mungkin berkontribusi pada fetish

Bersama-sama dengan terapis, kamu akan diajak mengeksplorasi kapan dan bagaimana fetish dialami. Setelahnya, terapis dapat mengajarkan strategi coping yang baru untuk mengurangi efek dari fetish yang mungkin membahayakan. 

  • Terapi perilaku kognitif

Metode ini termasuk tindakan universal guna membantu klien belajar mengurangi keinginan dan dorongan terkait fetish. Opsi ini dapat digunakan ketika fetish tidak berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain, tetapi sudah dalam level mengganggu.

Tindakan ini dilakukan untuk belajar memoderasi perilaku seksual serta menemukan cara untuk merasa puas. Di sisi lain, tetap menyadari kebutuhan atau keharusan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 

  • Pengobatan

Pada level tertentu, penggunaan obat-obatan mungkin digunakan untuk mengontrol kecenderungan akan seks yang berlebihan. Psikiatri dapat meresepkan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor alias SSRI serupa antidepresan guna menurunkan gairah seks. 

Pengobatan memang dapat menurunkan dorongan seks. Namun, klien tetap harus mendapatkan terapi untuk mengatasi akar dari dorongan fetish yang mengganggu. 

Cara mengendalikan fetish terbaik adalah dengan mengunjungi ahlinya. Jangan tunggu nanti, terlebih jika kamu mendapati ketertarikan seksual sudah mengganggu kehidupan romantis bersama pasangan maupun aktivitas sehari-hari. 

Baca Juga: Perbedaan Kinky dan Fetish, Sering Dikira Sama

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya