Stealthing, Trik Ilegal Melepas Kondom Diam-diam yang Berbahaya

Perilaku tidak fair yang mencurangi kepercayaan pasangan

Salah satu hal yang dapat merusak sexual consent  adalah melepas kondom tanpa sepengetahuan pasangan saat beraktivitas seksual. Ini disebut stealthing, yang dinyatakan sebagai salah satu bentuk pelecehan seksual karena menghilangkan kesepakatan di dalamnya. 

Salah satu kasus stealthing terbaru dilaporkan oleh NZ Herald, di mana seorang laki-laki dari Wellington, Selandia baru, dijatuhi vonis atas pemerkosaan karena melepas kondom tanpa persetujuan pasangannya. Hukuman atas kasus itu terjadi pada 2021 dan baru pertama kali untuk jenis pelanggaran tersebut di area setempat. 

Sangat serius bukan dampak dari stealthing, ini? Berikut hal yang perlu diketahui dari stealthing dan mengapa kita harus memahami dan mewaspadainya.

1. Apa itu stealthing?

Stealthing adalah kondisi ketika laki-laki dengan sengaja melepas atau merusak kondom selama melakukan hubungan seksual tanpa mendapat persetujuan dari pasangannya.

The American Academy of Family Physicians (AAFP) mengatakan, tidak masalah apakah pasangan melihat tindakan tersebut atau tidak. Masalah utamanya adalah apakah pasangannya menyetujui tindakan tersebut.

Stealthing, tindakan yang dilakukan sembunyi-sembunyi ini, dapat berakar dari keinginan seseorang untuk mengerahkan kekuasaan dan kendali atas pasangannya, mengutip love is respect. Pada akhirnya, stealthing merupakan tindakan yang tidak menghormati kepercayaan seseorang untuk mengambil manfaat seksual pribadi. 

2. Penyebab seseorang melakukan stealthing

Stealthing, Trik Ilegal Melepas Kondom Diam-diam yang Berbahayailustrasi kesetaraan gender (banyanmentalhealth.com)

Merujuk WebMD, stealthing sering dilakukan laki-laki yang agresif secara seksual dan menyukai seks tanpa kondom karena dirasa lebih menyenangkan. Aspek mendominasi dalam sensasi psikologis juga disebut-sebut berperan dalam mendorong beberapa laki-laki berbuat stealthing

Beberapa alasan yang diperkirakan menjadi penyebab praktik stealthing meliputi:

  • Bentuk kekerasan emosional: Memberikan persetujuan melakukan seks aman tidak berarti bahwa seseorang punya hak untuk melanggar kesepakatan dengan melepas kondom tanpa seizin pasangan. Pelanggaran kepercayaan merupakan bentuk tidak menghormati otoritas tubuh dan perasaan yang dimiliki pasangan. Jika stealthing dilakukan untuk menyakiti, maka tidak diragukan lagi bahwa itu kekerasan emosional. 
  • Bentuk kekerasan seksual: Melakukan seks tanpa consent adalah pelanggaran atas hak seksual seseorang. Termasuk, bila terjadi perubahan tindakan yang menyalahi kesepatan awal, seperti melepas kondom saat berhubungan seks tanpa persetujuan pasangan, adalah bentuk kekerasan seksual. Stealthing yang dilakukan dengan kesadaran merupakan upaya melecehkan seseorang yang tidak bisa dibenarkan. 
  • Mendapat kepuasan pribadi: Memilih untuk berhubungan seks tanpa kondom untuk mendapatkan kepuasan seksual pribadi mungkin terdengar menggiurkan, sampai mempertimbangkan penularan penyakit seksual. Stealthing memiliki konsekuensi seksual fetish "risiko kehamilan", yang dilansir Healthline adalah lelaki yang merasakan nikmat seksual dari risiko kehamilan yang tidak diinginkan. 
  • Dapat Berakar dari pikiran misogini: Penelitian dalam Columbia Journal of Gender and Law tahun 2017 menemukan alasan laki-laki melakukan stealthing adalah karena mereka merasa berhak melakukannya. Pembenaran atas nama "naluri alami pria" bisa jadi kerangka berpikir dari misoginis, yaitu seseorang yang membenci perempuan. Hal tersebut juga bisa berkembang menjadi permasalahan kekuasaan dan kendali untuk menciptakan ikatan dengan penyintas.

Baca Juga: 8 Fungsi Kondom saat Berhubungan Intim, Harus Tau!

3. Risiko kesehatan terkait stealthing

Salah satu dampak fatal dari stealthing adalah kondisi kesehatan yang dipertaruhkan. Tindakan ini berpotensi menularkan penyakit menular seksual dari satu orang ke orang lainnya. Lebih buruknya, bila stealthing tidak diketahui sampai akhir, maka seseorang tidak bisa mencegah penularan karena terlambat menerima penanganan.

Risiko kedua stealthing adalah dapat menyebabkan kehamilan yang tidak direncanakan, yang mana ini juga bisa dimanfaatkan sebagai trik manipulatif untuk menjebak perempuan tetap bertahan dalam hubungan. 

Serupa dengan jenis kekerasan seksual lainnya, stealthing juga dapat menyebabkan tekanan emosional atau perasaan menerima pengkhianatan. Penyintas stealthing juga kerap merasa marah serta bingung. Trauma secara fisik, emosional, dan psikologis akibat stealthing juga bisa bertahan lama. 

4. Apa yang bisa dilakukan oleh penyintas?

Stealthing, Trik Ilegal Melepas Kondom Diam-diam yang Berbahayailustrasi tes penyakit menular seksual (netdoctor.co.uk)

Bila seseorang mengetahui pasangan seksnya melakukan stealthing atau takut mengalaminya, beberapa hal ini mungkin membantu:

  • Jangan menyalahkan diri sendiri: Kendali yang bisa dilakukan seseorang ketika menyetujui melakukan seks aman terpisah dari keputusan diam-diam pasangan yang melakukan stealthing. Jangan bersikap keras pada diri sendiri jika ini terjadi. Merawat diri sendiri mungkin akan membantu mengakhiri perasaan bersalah. 
  • Melakukan tes kehamilan dan tes infeksi menular seksual: Ini adalah satu-satunya cara mengetahui kebenaran dari ketakutan yang dipunyai. Beberapa hal dapat terjadi di luar kendali, tetapi kamu bisa memutuskan lebih baik jika mengetahui lebih awal. 
  • Mempercayai insting: Jika sesuatu terasa salah, mungkin itu benar demikian. Menanyakan langsung kepada pasangan tidak seharusnya terasa menakutkan karena kamu punya hak atas rasa aman dalam suatu hubungan. Bila tak kunjung mendapat kenyamanan dan ketenangan, sebaiknya pikirkan lagi untuk tetap bertahan dalam hubungan tersebut.
  • Saat ragu, pastikan kembali: Kalau kamu takut pasanganmu mungkin melakukan stealthing, awasi baik-baik terutama jika ia bertingkah mencurigakan seperti sedang menyesuaikan kondom saat seks berlangsung. Segera pastikan kembali dan bila kamu masih merasa tidak puas dengan jawabannya, kamu bisa menarik persetujuan yang kamu berikan.
  • Persiapkan kondom sendiri: Tidak ada salahnya untuk menyiapkan kondom cadangan untuk diberikan ke pasangan. Ini penting, jaga-jaga bila kondom yang dibawa pasangan rusak atau kedaluwarsa.

5. Menyebarkan edukasi stealthing

Dilansir Verywell Health, mengatasi stealthing perlu melibatkan pendidikan dan diskusi menyerupai pencegahan kekerasan seksual secara umum. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kelly Davis, profesor di fakultas Edson College of Nursing and Health Innovation, Arizona State University, Amerika Serikat, mendidik pelaku stealthing merupakan metode pencegahan yang lebih aktif dibanding mendidik orang lain tentang cara melindungi diri sendiri.

Hal lain yang tak kalah penting adalah memberikan edukasi tentang cara yang efektif meminta pasangan untuk menggunakan kondom, dengan menekankan pada manfaat kondom yang bisa membuat seks bertahan lebih lama, merasa aman dari penularan penyakit seksual, serta mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.

Diskusi mengenai manfaat penggunaan kondom akan membantu mengubah narasi, sehingga orang tidak hanya melihat kondom sebagai alat "penghindaran risiko".

Stealthing, Trik Ilegal Melepas Kondom Diam-diam yang Berbahayailustrasi seks aman dengan kondom (pexels.com/Pixabay)

Semua orang berhak memiliki hubungan sehat yang didasarkan kepercayaan, rasa hormat, dan komunikasi yang asertif. Stealthing merupakan praktik pengkhianatan kepercayaan pasangan dan bisa sangat memengaruhi kelangsungan hidup seseorang. Dengan praktik seks aman, kamu akan lebih mungkin untuk mempertahankan hubungan dalam jangka panjang.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: Terlanjur Berhubungan Seks Tanpa Kondom? Cepat Lakukan Ini

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya