15 Fakta Menarik Green Day, Bertabur Kontroversi

Tepat setelah meninggalnya vokalis Nirvana, Kurt Cobain, dunia rock alternatif terasa hampa, tapi muncullah band Green Day dari Berkeley, California, dengan genre punk rock-nya. Band ini terdiri dari vokalis sekaligus gitaris Billie Joe Armstrong, bassis Mike Dirnt, dan drummer Tré Cool. Di sisi lain, lagu-lagu mereka dari album Dookie, yang dirilis pada 1994, terjual hingga 10 juta kopi.
Hampir semua saluran radio memutarkan lagu-lagu populer Green Day sejak pertengahan era 90-an. Kamu yang anak 90-an pasti tahu, kan, lagu-lagu "Wake Me Up When September End," "Basket Case," "When I Come Around," "Hitchin' a Ride," "Holiday," "American Idiot," dan "Boulevard of Broken Dreams." Nah, pada 2015, nama Green Day diabadikan dalam Rock & Roll Hall of Fame. Itu sebabnya, Green Day masih menjadi salah satu band paling populer di dunia hingga hari ini.
Green Day mengaku bahwa band mereka terinspirasi dari band Germs, yang menaungi musisi Pat Smear dan Lorna Doom, serta Sex Pistols, dengan Johnny Rotten dan Sid Vicious. Namun, jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang kisah band ini, mulai dari asal-usul genre punk rock mereka hingga masa lalu mereka, maka baca terus, ya, artikelnya hingga poin terakhir.
1. Billie Joe Armstrong dan Mike Dirnt adalah anggota pertama yang membentuk band

Green Day diisi oleh tiga anggota yang sama sejak 1991. Billie Joe Armstrong dan Mike Dirnt sudah ada sejak band ini berdiri pada 1986. Sementara Tré Cool, baru bergabung pada 1991.
Pada pertengahan 80-an, Billie Joe Armstrong dan Mike Dirnt, yang saat itu masih remaja, mengajak teman-temannya, Jason Andrew Relva dan Sean Hughes untuk membentuk sebuah band. Awalnya, band metal yang mereka bentuk diberi nama Condom, kemudian berubah nama menjadi Desecrated Youth. Mike Dirnt menjadi pemain gitar ritem dan Sean Hughes pada bass, temannya yang bernama Raj Punjabi pada drum, dan Jason Relva sebagai pemain gitar. Sayangnya, Relva meninggal pada 1992 di usia yang masih cukup muda, yakni 19 tahun. Itu sebabnya, Green Day membuat lagu berjudul "J.A.R." untuk mengenang sahabat sekaligus anggota bandnya tersebut.
Pada 1986, band ini kembali berganti nama menjadi Sweet Children. Namun, Mike Dirnt menjadi pemain bass sementara Billie Joe Armstrong menjadi pemain gitar. Di sisi lain, drummer yang diisi Raj Punjabi memutuskan keluar dari band tersebut.
Nah, saat band ini tampil untuk pertama kalinya pada 1988 di Berkeley, California, band ini mengajak John Kiffmeyer dari band punk Isocracy untuk bermain drum. Pengalaman Kiffmeyer dalam kancah musik lokal berperan penting dalam membantu band tersebut tampil di atas panggung. Penampilan mereka pun menarik perhatian label rekaman indie. Sayangnya, Kiffmeyer tak bertahan lama dengan band tersebut karena memilih untuk fokus kuliah pada 1990. Band yang sekarang bernama Green Day ini pun mencari drummer baru, yang akhirnya diisi oleh Tré Cool.
2. Dua anggota band Green Day memakai nama samaran

Pemain bass dari band Green Day terlahir dengan nama Michael Pritchard, tetapi ia lebih suka memakai nama samarannya, Mike Dirnt. Drint mulai tertarik pada musik sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Ia pun sering menirukan suara instrumen bass.
Adapun, drummer Tré Cool, terlahir dengan nama Frank Edwin Wright III. Di usia 12 tahun, pada pertengahan 1980-an, ia bergabung dengan band Larry Livermore yang bernama Lookouts. Livermore menjulukinya Tré Cool, plesetan dari frasa semi-Prancis, trés cool, yang berarti sangat keren. Nah, hanya vokalis Billie Joe Armstrong saja, nih, yang tidak punya nama samaran. Ia menggunakan nama yang diberikan orang tuanya.
3. Beberapa lagu Green Day terinspirasi dari mantan Billie Joe Armstrong

Pada 9 Februari 2011, Billie Joe Armstrong menulis lewat Twitter (sekarang X) bahwa tiga lagu Green Day yang berjudul, "She," "Sassafras Roots," dan "Whatsername" terinspirasi dari seorang gadis bernama Amanda. Menurut buku Green Day: The Ultimate Unauthorized History karya Alan di Perna, Amanda juga menginspirasi lagu "She's a Rebel" dan lagu perpisahan "Good Riddance (Time of Your Life)." Jadi, siapa, sih, sebenarnya Amanda ini?
Nah, pada 1991, setelah pulang dari tur musiknya, Billie Joe Armstrong memutuskan pacarnya, Erica Paleno. Armstrong kemudian berpacaran dengan seorang perempuan bernama Amanda. Amanda ini bisa dibilang seorang penggemar punk rock yang dikenal Armstrong di The Alternative Music Foundation di Berkley.
The Alternative Music Foundation yang terletak di 924 Gilman Street ini merupakan tempat nongkrong anak muda yang menyajikan pertunjukan live musik. Billie Joe Armstrong dan Amanda memang sering nongkrong di tempat ini. Nah, Green Day sendiri sering manggung di tempat ini.
Sayangnya, hubungan Billie Joe Armstrong dan Amanda tidak bertahan lama. Amanda mencampakkan Armstrong tepat ketika album Dookie berhasil menjadikan Green Day sebagai band terkenal di kancah internasional pada 1994. Armstrong yang lagi sayang-sayangnya, tentunya sangat terpukul dengan hal tersebut. Itu mengapa, ia menciptakan lagu "Good Riddance" sebagai keresahan hatinya. Meski begitu, Armstrong justru menyimpan lagu itu selama hampir empat tahun, dan baru memasukkannya ke dalam album Green Day, Nimrod pada 1997.
Namun, meskipun Armstrong akhirnya menikah dengan orang lain, ia tidak bisa melupakan Amanda. Armstrong mengaku hampir bunuh diri saat ditinggalkan Amanda. Di sisi lain, Amanda juga menginspirasi lagu "Whatsername", lagu yang menggambarkan sebuah penyesalan dan kehilangan, karena ditinggalkan sang kekasih.
4. Kerusuhan di festival Woodstock saat Green Day tampil

Woodstock adalah festival musik yang diadakan selama tiga hari di Saugerties, New York. Konser musik ini memang sering kali memakan korban. Namun, salah satu festival Woodstock yang rusuh terjadi pada 1994.
Saat itu, festival ini mengundang band-band terkenal era Generasi X, seperti Metallica, Nine Inch Nails, dan Green Day. Green Day sendiri menjadi salah satu artis pendatang baru terpopuler di tahun itu. Namun, saat Green Day tampil pada hari ketiga, kerusuhan terjadi. Hal ini diperparah dengan para penonton yang sudah kelelahan berada di tempat itu selama tiga hari. Ditambah dengan cuaca yang kurang bersahabat, karena hujan turun dengan cukup deras.
Di samping itu, vokalis Green Day, Billie Joe Armstrong malah memperkeruh keadaan dengan berteriak, "Apa kabar, dasar orang kaya brengsek?" tanyanya sebelum bandnya mulai tampil. Beberapa penonton yang kesal akhirnya melemparkan bola lumpur ke arah band itu saat mereka ingin menyanyikan lagu-lagu hit dari album Dookie. Sekitar 35 menit Green Day tampil, pertunjukan musik itu berubah menjadi perkelahian bola lumpur yang sengit antara band dan penonton.
"Lihat aku, aku benar-benar idiot!" teriak Billie Joe Armstrong untuk mengejek para penonton. "Kuharap hujannya deras, kalian semua akan terjebak," imbuh Mike Dirnt yang sudah mulai frustrasi. Namun, saat Dirnt ingin meninggalkan panggung, pemain bass yang berlumuran lumpur itu tertabrak oleh seorang penjaga keamanan, yang membuat beberapa gigi Drint copot.
5. Lagu Warning dianggap melanggar hak cipta

Pada 2000, Green Day merilis album keenamnya, Warning. Album ini tidak seheboh dan se-punk karya Green Day sebelumnya. Meski begitu, salah satu singlenya yang berjudul "Warning", mampu mencapai No. 3 di tangga lagu rock alternatif Billboard.
Seperti yang ditunjukkan oleh Pop Matters, lagu "Warning" mirip seperti lagu "Picture Book" karya The Kinks. Lagu Kinks ini sangat populer dari album The Kinks Are the Village Green Preservation Society, yang dirilis pada 1969. Band ini juga menjadi grup British Invasion yang berpengaruh pada masanya. Nah, Green Day justru dituntut pada Januari 2001 atas lagu "Warning" oleh band Other Garden dari Cambridge, Inggris.
Leader band Other Garden, Colin Merry, menulis sebuah lagu berjudul "Never Got the Chance" pada 1992 dan merekamnya untuk EP (rekaman yang terdiri lebih dari satu single) pada 1997. Merry mengaku bahwa lagu Green Day ini sangat mirip dengan lagu yang diciptakannya itu. Merry pun menuduh bahwa Green Day telag melakukan pelanggaran hak cipta dan meminta penerbit Green Day, Warner Chappell, untuk membekukan royalti yang dihasilkan oleh lagu "Warning."
Meskipun Merry mengakui adanya kemiripan antara "Warning" dan "Picture Book" (sebuah lagu yang tidak dikenalnya setelah "Warning" dirilis), ia menganggap bahwa lagu Green Day itu terdengar lebih mirip dengan lagunya. Akan tetapi, karena tidak ingin terkena pelanggaran hak cipta juga, Merry pun membatalkan gugatannya tersebut kepada Green Day, sebagaimana yang dilaporkan NME.
6. Green Day disebut mencuri karya seorang ilustrator

Dikutip Rolling Stone, Green Day masuk pengadilan pada 2009, karena masalah desain panggung. Pasalnya, pada 2003, artis dan ilustrator Dereck Seltzer merancang desain Scream Icon, sebuah karya seni hitam putih yang menggambarkan wajah perempuan yang sedang menjerit. Pada 2009, Seltzer membuat poster dan stiker Scream Icon itu dan menempelkannya di gedung-gedung di sekitar Los Angeles. Nah, tanpa meminta izin kepada Seltzer, tim desain panggung Green Day meniru gambar Scream Icon untuk dijadikan latar belakang video Green Day yang berjudul "East Jesus Nowhere" selama tur Green Day pada 2009.
Seltzer yang mengetahui hal itu pun marah. Dia langsung menghubungi tim dari band Green Day. Seltzer pun tidak mau menyelesaikan masalah itu secara finansial, seperti ditawarkan tiket gratis untuk menonton konser Green Day. Seltzer tetap mengajukan gugatan hukum, atas pelanggaran hukum merek dagang federal dan pelanggaran hak cipta. Pada 2011, seorang hakim distrik menyatakan bahwa Green Day dan timnya tidak bersalah. Setelah Seltzer melakukan banding, Pengadilan Banding Sirkuit AS ke-9 justru menguatkan putusan tersebut, dan masalah ini pun selesai.
7. Green Day pernah kehilangan rekaman albumnya

Pada 2003, rekaman master dari album studio ketujuh Green Day, Cigarettes and Valentines, hilang. Padahal, rekamam itu belum selesai dikerjakan. Nah, karena tidak mau merekam ulang album tersebut, Green Day justru merekam album lain, yakni American Idiot, yang akhirnya menjadi hits besar pada masa itu.
Meski sempat hilang, rekaman master itu justru ditemukan kembali. Akan tetapi, Green Day belum merilis rekaman tersebut dalam bentuk aslinya. "Saat ini rekaman itu ada di brankas," kata Billie Joe Armstrong kepada NME. Namun, beberapa lagu yang hilang itu akhirnya dirilis untuk konsumsi publik di dalam live album Green Day.
8. Billie Joe Armstrong dan anggota Green Day lainnya membentuk band bernama The Network

Pada 2003, saat Green Day mengenyahkan album Cigarettes and Valentines dan membuat album American Idiot, band tersebut membentuk band sampingan bergenre New Wave yang diberi nama The Network. The Network manggung dengan mengenakan topeng dan memakai nama panggung, seperti Fink (Billie Joe Armstrong), Van Gough (Mike Dirnt), Snoo (Tré Cool), dan Z (gitaris Green Day, Jason White). Mereka bahkan merilis album Money Money 2020. Namun, ada spekulasi bahwa rekaman itu sebenarnya adalah album Cigarettes and Valentines, hanya saja namanya diubah. Tapi, tuduhan itu dibantah Billie Joe Armstrong. Ia dengan tegas menyatakan bahwa Green Day bukanlah The Network. Meski ditentang, vokal dan instrumentasi The Network terdengar sangat mirip dengan Green Day.
Pada saat wartawan menyinggung Green Day dalam sebuah konferensi pers, The Network pun kesal. Kendati demikian, The Network pernah tampil sebagai band pembuka untuk Green Day di sebuah pertunjukan di Las Vegas pada 2005.
9. Lagu "Wake Me Up When September End" bercerita tentang kematian ayah Billie Joe Armstrong

"Wake Me Up When September Ends" merupakan lagu lembut dan menyayat hati yang dibawakan oleh Green Day, sebuah band yang dikenal karena membawakan lagu-lagu pop punk yang penuh humor. Lagu ini muncul dalam album American Idiot. Lagu ini juga merupakan lagu Green Day yang punya interpretasi mendalam di hati penyanyi dan penulis lagu Billie Joe Armstrong. Pasalnya, ayah Armstrong, yang merupakan seorang drummer musik jazz, meninggal pada 1982 ketika vokalis Green Day tersebut baru berusia 10 tahun.
"Sulit untuk bernyanyi," jelas Armstrong, "tetapi membuat trauma, karena lagu ini berhubungan dengan meninggalnya seseorang yang Anda cintai."
Bahkan, bertahun-tahun setelah lagu ini dirilis, Green Day jarang sekali membawakan lagu ini dalam penampilan mereka di atas panggung.
10. American Idiot punya drama musikalnya sendiri

Pada 2010, American Idiot dibuat versi musikalnya. Green Day memulai debutnya di Teater St James di Great White Way, setelah musikal ini sukses di tempat lama Green Day di Berkeley, California. "Kami berbicara tentang membuat opera mini, dan masing-masing dari kami menulis lagu berdurasi 30 detik tentang di mana tepatnya kami berada dalam hidup kami," kata Armstrong. "Dan kami mulai melihat alur cerita yang ingin kami ceritakan."
Penulis naskah dan sutradara teater, Michael Mayer, menganggap bahwa American Idiot sebenarnya menceritakan tentang keterasingan kaum muda dengan para pemimpin dan media. Ia dan Billie Joe Armstrong menulis naskah untuk pertunjukan tersebut. Armstrong bahkan pernah terlibat dalam drama musikal tersebut, ia memerankan St Jimmy.
11. Billie Joe Armstrong marah-marah di iHeartRadio Festival 2012

Pada 2012, Green Day diundang untuk tampil di iHeartRadio Festival di Las Vegas, bersama bintang-bintang pop terkenal lainnya, seperti Taylor Swift, Rihanna, dan Shakira. Ada cukup banyak artis yang akan tampil sehingga para bintang ini harus mengikuti jadwal yang telah ditentukan, termasuk durasi saat mereka tampil di atas panggung. Namun, ketika Green Day sedang tampil di atas panggung, muncul pesan di prompter yang ngasih tahu Billie Joe Armstrong bahwa ia hanya punya waktu satu menit untuk tampil di panggung. Nah, karena inilah Armstrong marah-marah.
Billie Joe Armstrong langsung menghentikan penampilannya saat membawakan lagu "Basket Case". Armstrong pun ngomel-ngomel tidak karuan dan mengucapkan kata-kata kasar. "Kau memberiku waktu satu menit? Lihat tanda sialan itu di sana. Satu menit!" teriak Armstrong sambil menunjuk prompter. "Saya sudah ada sejak tahun 1988. Dan Anda memberi saya waktu satu menit? Anda pasti bercanda!" Kemudian bintang rock itu bilang bahwa dia memang bukan Justin Bieber dan mengacungkan jari tengahnya. Tak hanya itu, dia membanting gitarnya hingga patah dan enyah dari atas panggung.
Empat tahun kemudian, Rolling Stone mengungkapkan penyebab dari insiden itu. Billie Joe Armstrong diketahui sedang mabuk berat. Bahkan, tidak lama setelah Festival iHeartRadio, dia pun masuk rehabilitasi.
12. Green Day pernah digugat karena dianggap melanggar hak cipta

Album American Idiot adalah salah satu album yang punya ulasan baik pada 2000-an. Album ini menceritakan tentang masyarakat Amerika dan kebijakan presiden George W Bush. Akan tetapi, seorang laki-laki dari California Utara mengklaim bahwa Green Day tidak menulis satu pun lagu dalam album American Idiot.
Kemudian, pada Oktober 2006, Paul McPike, seorang laki-laki yang tinggal di Medford, Oregon, dan bekerja sebagai kasir di sebuah toko swalayan, mengajukan gugatan di Pengadilan Distrik AS atas pelanggaran hak cipta. Ia mengaku telah menulis semua lagu dalam album tersebut pada awa 1990-an dan membawakannya di depan umum, seperti menyanyikannya di Independence High School di Sutter Creek, California, pada 1992, sebagaimana yang dilaporkan Mail Tribune. Laki-laki ini mengaku pernah menulis surat kepada Green Day dan label rekaman mereka, Warner Bros. Records, tetapi karena tidak mendapat tanggapan, ia menggugat, meminta sebagian dari royalti yang dihasilkan oleh American Idiot. Namun, hakim John Cooney justru membatalkan kasus tersebut.
13. Lagu J.A.R menceritakan tentang kematian salah satu sahabat Green Day

Lagu "J.A.R" masuk dalam album Dookie. Lagu ini merupakan karya dari bassis Mike Dirnt. Selain itu, "J.A.R" juga menjadi soundtrack film Angus (1995) dan menjadi salah satu lagu yang sangat populer hingga masuk dalam koleksi lagu terbaik Green Day tahun 2001, International Superhits! "J.A.R." merupakan inisial untuk Jason Andrew Relva, teman masa kecil Mike Dirnt yang meninggal di usia 19 tahun, karena kecelakaan mobil. Lirik lagunya sendiri mengisahkan tentang kematian, kesedihan, dan duka.
Mark Hoppus, salah satu anggota band Blink-182, sangat mengidolakan Green Day. Nah, lagu Blink-182 yang berjudul "What's My Age Again?" (1999) ternyata terinspirasi dari lagu "J.A.R."
14. Green Day membentuk band-band lain

Pada Desember 2007, Green Day merilis musik daring dengan nama band Foxboro Hot Tubs. Foxboro Hot Tubs sendiri hanya merilis satu album, Stop Drop and Roll, dan salah satu lagu mereka, "Mother Mary," menjadi lagu rock alternatif yang sangat hits di radio pada 2008. Selain itu, album Green Day ¡Dos! justru terinspirasi oleh band Foxboro Hot Tubs, lho. Nah, selain Foxboro Hot Tubs, Billie Joe Armstrong dan Mike Dirnt membentuk grup lain, yakni Coverups. Sesuai namanya, mereka hanya memainkan lagu-lagu terkenal yang mereka sukai.
15. Green Day manggung di film The Simpsons

The Simpsons muncul di layar lebar pada 2007 dengan judul The Simpsons Movie. Film ini dibuka dengan penampilan singkat dari anggota Green Day, yang mengisi suara mereka sendiri tetapi menggunakan nama asli mereka. Tre Cool sebagai Frank Edwin Wright III, dan Mike Dirnt sebagai Michael Pritchard. Setelah tampil dengan menyanyikan lagu bertema "The Simpsons" dalam sebuah konser di Danau Springfield, vokalis Billie Joe Armstrong meminta agar penonton lebih peka terhadap isu lingkungan, tetapi penonton marah dan melemparkan batu hingga menenggelamkan panggung mereka. Nah, saat mereka hampir tenggelam, band ini memainkan biola dengan membawakan lagu "Nearer My God to Thee", yang konon terinspirasi dari adegan Titanic saat kapal Titanic mau tenggelam.
Penulis The Simpsons, Al Jean, mengatakan bahwa kreator sedang mengerjakan sebuah adegan di mana beberapa band rock dicemooh oleh Springfield karena membahas isu lingkungan. "Sebuah surat datang yang mengatakan Green Day ingin tampil di The Simpsons, pada hari itu kami menulis naskah adegan itu," kata Jean kepada Movies Online. Potongan soundtrack Green Day untuk lagu tema "The Simpsons" menjadi singel hit, mencapai No. 19 di tangga lagu pop Inggris.
Faktanya, banyak label rekaman yang ingin mengontrak Green Day. Band ini digadang-gadang sebagai penerus Nirvana karena musiknya terngiang di telinga para penggemar muda. Hal ini bermula pada rekaman dan perilisan album Dookie pada 1994, yang terjual sebanyak 20 juta kopi, dengan begitu, album ini menjadi album punk terlaris sepanjang masa dan menjadikan Green Day sebagai salah satu band terbesar di dunia selama lebih dari dua dekade. Nah, Green Day sendiri akan mengadakan konser di Jakarta pada 15 Februari 2025 mendatang. Siap-siap buat nonton?