Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Miranda Priestly Dijuluki Iblis di Film The Devil Wears Prada

potret Meryl Streep sebagai Miranda Priestly di The Devil Wears Prada (dok. 20th Century Studios/The Devil Wears Prada)
potret Meryl Streep sebagai Miranda Priestly di The Devil Wears Prada (dok. 20th Century Studios/The Devil Wears Prada)

The Devil Wears Prada (2006) menjadi salah satu film terkenal favorit banyak orang. Judul ini tidak hanya merujuk pada sosok kejam dalam dunia mode, tetapi juga dapat diartikan secara harfiah dengan sosok iblis. Umumnya tidak berurusan dengan mode, tetapi malah menjadi sosok yang memakai label terkenal dan juga berpengaruh dalam mode.

Saat ini tersedia di Netflix, The Devil Wears Prada memukau penonton dengan kemegahan dan intrik di balik dunia mode. Salah satu karakter utamanya, Miranda Priestly, pemimpin majalah mode Runway, diperankan dengan penuh karisma oleh Meryl Streep. Namun, di balik aura glamornya, Miranda sering dianggap sebagai "iblis" oleh mereka yang berada di sekitarnya, termasuk asisten barunya, Andrea Sachs (Anne Hathaway).

Mengapa julukan kontroversial ini melekat pada karakter film klasik tersebut? Mungkin, beberapa alasan Miranda Priestly dijuluki iblis di The Devil Wears Prada ini jawabannya!

1. Bermulut tajam

cuplikan Miranda Priestly di The Devil Wears Prada (dok. 20th Century Studios/The Devil Wears Prada)
cuplikan Miranda Priestly di The Devil Wears Prada (dok. 20th Century Studios/The Devil Wears Prada)

Sebagai seorang pemimpin, Miranda cenderung menilai orang lain dengan kata-kata yang tajam. Kadang-kadang, secara tidak sadar, ia juga menyerang fisik. Kehadirannya dalam industri kecantikan memberinya wewenang untuk menjadi penilai gaya yang berpengaruh.

Namun, cara penyampaiannya ini tidak dapat diterima oleh semua orang, termasuk Andrea, yang awalnya tidak begitu memperlihatkan minat pada fesyen seperti rekan-rekan kerjanya. Sikap ini berdampak pada reputasinya sebagai pemimpin yang baik, karena dapat membuat orang di sekitarnya merasa tidak nyaman dan tidak dihargai.

2. Suka meremehkan orang lain

cuplikan make over Andrea di film The Devil Wears Prada (dok. Movieclips/The Devil Wears Prada)
cuplikan make over Andrea di film The Devil Wears Prada (dok. Movieclips/The Devil Wears Prada)

Sikap superioritas Miranda sering membuatnya enggan mengakui usaha para bawahannya yang mencoba melakukan hal benar. Bahkan, hal-hal sederhana, seperti mengucapkan "tolong," "terima kasih," dan "maaf" jarang terdengar dari mulutnya.

Menurut Nigel (Stanley Tucci), yang mencoba memahami situasi dengan bijaksana, sikap-sikap Miranda ini merupakan bagian tak terpisahkan dari tugasnya. Dalam pandangannya, karya-karya terbaik Miranda muncul dari perilaku tersebut, termasuk menilai penampilan orang lain. Nigel percaya bahwa untuk bertahan dalam pekerjaan ini, Andrea perlu memahami lebih dalam keinginan Miranda sebagai atasannya.

Meskipun terdengar keras, kata-kata Nigel mampu menginspirasi Andrea untuk mengubah penampilannya, sehingga tidak lagi diremehkan oleh Miranda.

3. Mementingkan diri sendiri

cuplikan film The Devil Wears Prada (dok. Ty's DV Treasures/The Devil Wears Prada)
cuplikan film The Devil Wears Prada (dok. Ty's DV Treasures/The Devil Wears Prada)

Menjadi pemimpin yang disegani juga memungkinkan Miranda untuk tidak ragu bertindak tegas ketika membantah pendapat bawahannya. Seringnya, ia terlihat meremehkan perasaan orang lain karena menganggap pendapatnya lebih unggul.

Di samping itu, Miranda juga tidak memberikan cukup ruang pribadi bagi para asistennya. Ia sering memanfaatkan waktu istirahat para asistennya untuk melakukan pekerjaan. Sikap ini menunjukkan ketidaksediaannya mempertimbangkan kebutuhan atau perasaan orang lain, baik dalam konteks profesional maupun personal.

4. Tidak peduli dengan orang lain

cuplikan film The Devil Wears Prada (dok. Ty's DV Treasures/The Devil Wears Prada)
cuplikan film The Devil Wears Prada (dok. Ty's DV Treasures/The Devil Wears Prada)

Pendekatan Miranda dalam The Devil Wears Prada juga terlihat tidak sensitif terhadap perasaan dan nilai-nilai orang lain, termasuk pada bawahannya. Sebagai contoh, ketika ia mengetahui Andrea memiliki potensi yang lebih baik daripada Emily (Emily Blunt), Miranda memutuskan secara sepihak Andrea akan menjadi pendampingnya ke Paris, Prancis, meskipun Andrea menolak karena mengetahui Emily telah menyiapkan diri dan sangat menantikan untuk pergi ke Paris bersamanya.

Masalahnya, selain memaksa Andrea untuk pergi, Miranda tidak memberitahu Emily secara langsung. Ini membuat Emily merasa diabaikan dan kecewa yang berujung salah paham pada Andrea. Tindakan ini mencerminkan sikap ketidakpeduliannya dengan menolak untuk berkomunikasi secara terbuka.

5. Menyabotase impian orang lain

cuplikan Meryl Streep dan Anne Hathaway di film The Devil Wears Prada (dok. Movieclips/The Devil Wears Prada)
cuplikan Meryl Streep dan Anne Hathaway di film The Devil Wears Prada (dok. Movieclips/The Devil Wears Prada)

Puncak pemberontakan Andrea terjadi ketika ia menyaksikan perlakuan Miranda terhadap Nigel. Titik kritisnya ini dimulai ketika Andrea mengetahui rencana penggantian Miranda oleh Jacqueline Follet (Stephanie Szostak), sosok yang lebih muda. Kabarnya, jika itu terjadi, Christian (Simon Baker) akan menjadi editor baru dalam struktur yang direvisi.

Sementara itu, James Holt (Daniel Sunjata), perancang terkenal, sedang mencari rekan kerja. Nigel yakin bahwa Miranda akan memilihnya untuk posisi tersebut. Namun, ketika pengumuman resmi dilakukan, Miranda justru menunjuk Jacqueline sebagai rekan James Holt.

Nigel kehilangan kesempatan yang ia dambakan dan Christian harus menunda impian menjadi editor baru di majalah Runway di bawah pimpinan Jacqueline. Keputusan Miranda tidak hanya merugikan Nigel dan Christian, tetapi juga mengancam impian mereka. James Holt pun terlihat kecewa dengan keputusan tersebut.

Di akhir film, Miranda mengaitkan tindakan Andrea yang menggantikan Emily, sama seperti tindakannya terhadap Nigel. Namun, Andrea menegaskan bahwa ia tidak memiliki pilihan lain. Baginya, Miranda yang memaksa dirinya melakukan hal tersebut. Tanpa perlu membela diri lebih lanjut, Andrea memutuskan untuk meninggalkan posisinya sebagai asisten Miranda.

Selain menampilkan mode glamor, The Devil Wears Prada menggambarkan kepemimpinan yang kompleks, terutama yang diperankan dengan brilian oleh Meryl Streep. Dengan mengungkap sisi kejam seorang pemimpin yang memprioritaskan gaya, film ini memberikan refleksi yang mendalam tentang dinamika kehidupan profesional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Davrean Dita
EditorDavrean Dita
Follow Us