Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You
Age VerificationThis content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

5 Lagu Barat yang Sempat Memicu Kerusuhan, Ada Menyinggung Polisi

Guns N’ Roses (instagram.com/gunsnroses)

Musik memiliki kekuatan luar biasa karena bisa menginspirasi, menyatukan, bahkan membakar semangat perlawanan. Beberapa lagu lahir dari kemarahan dan ketidakadilan, sementara yang lain tanpa sengaja memicu gelombang emosi yang tak terkendali. Tidak jarang, lagu-lagu tertentu menjadi pemantik bagi aksi protes hingga kerusuhan.

Ada momen-momen di mana musik bertransformasi menjadi sesuatu yang lebih besar dari sekadar hiburan. Lagu-lagu ini bukan hanya sekadar kumpulan nada dan lirik, tetapi juga simbol dari kemarahan, perlawanan, dan perubahan sosial. Beberapa musisi bahkan harus membayar mahal atas keberanian mereka dalam menyuarakan kebenaran, seperti halnya deretan lagu Barat yang sempat memicu kerusuhan berikut ini.

1. "Zombie" – Fela Kuti

Sekilas, judul lagu ini mungkin terdengar biasa saja, tetapi bagi masyarakat Nigeria pada 1976, “Zombie” adalah seruan perlawanan yang kuat. Fela Kuti, ikon musik dan aktivis politik, menggunakan lagu ini untuk mengkritik kepatuhan tentara Nigeria secara buta terhadap pemerintah yang korup.

Dengan lirik tajam dan irama afrobeat yang menghentak, Kuti menyamakan militer dengan zombieyakni makhluk tak bernyawa yang hanya mengikuti perintah tanpa berpikir. Lagu ini segera menjadi simbol perlawanan rakyat, tetapi juga membuat pemerintah geram.

Tak lama setelah lagu ini meledak, tentara Nigeria menyerbu rumah dan studio Kuti. Mereka menghancurkan segalanya dan memukuli Kuti hingga babak belur. Mereka bahkan melempar ibunya yang sudah tua dari jendela, yang akhirnya meninggal akibat luka-lukanya.

Meski terusir dari negaranya sendiri, Kuti tetap memainkan ‘Zombie’ di konsernya. Saat tampil di Accra, Ghana, pada 1978. Lagu ini memicu kerusuhan besar di antara penonton yang begitu bersemangat hingga meledak dalam amukan massa. Akibatnya, Kuti dideportasi dari Ghana dan dilarang kembali ke kota tersebut.  

2. "Fuk Da Police" – N.W.A

Dirilis pada 1988, “Fuk Da Police” adalah protes keras terhadap kebrutalan polisi terhadap komunitas kulit hitam di Amerika. Lagu ini semakin relevan ketika menjadi lagu dari kerusuhan Los Angeles pada 1992. Kerusuhan ini pecah setelah empat polisi kulit putih dibebaskan dari tuntutan atas pemukulan brutal terhadap Rodney King, pria kulit hitam yang dihentikan karena melanggar lalu lintas.

Bagi Ice Cube dan anggota N.W.A lainnya, lagu ini adalah bentuk perlawanan terhadap sistem yang menindas mereka sejak kecil. Liriknya menempatkan polisi di kursi terdakwa dengan putusan yang jelas bersalah.

Meskipun lagu ini tidak secara langsung menyebabkan kerusuhan, pengaruhnya terasa dalam setiap gerakan perlawanan terhadap kekerasan polisi, dari protes setelah kematian George Floyd hingga demonstrasi besar lainnya. Hingga kini, “Fuk Da Police” tetap menjadi simbol perlawanan bagi mereka yang menuntut keadilan.  

3. "Rocket Queen" – Guns N' Roses

Sebuah konser Guns N’ Roses di St. Louis pada 1991 berubah menjadi kekacauan setelah Axl Rose turun ke penonton dan menyerang seorang penggemar yang ketahuan mengambil foto tanpa izin. Insiden ini terjadi di tengah lagu “Rocket Queen” yang langsung berhenti saat Rose kembali ke panggung dengan marah. Ia melempar mikrofon ke lantai dan meninggalkan panggung bersama seluruh band.

Keputusan Rose untuk mengakhiri konser begitu saja membuat ribuan penonton marah besar. Mereka mulai merusak panggung, menghancurkan peralatan, bahkan menyerang staf keamanan. Selama tiga jam berikutnya, kerusuhan menyebar ke seluruh kota yang menyebabkan banyak korban luka dan kerugian besar.

Axl Rose kemudian ditangkap dan didakwa atas tuduhan memicu kerusuhan, meski akhirnya tidak terbukti bersalah. Namun, insiden ini meninggalkan bekas yang dalam dan membuat Guns N’ Roses dijauhi oleh kota itu selama lebih dari dua dekade.  

4. "(I Can't Get No) Satisfaction" – The Rolling Stones

The Rolling Stones dikenal sebagai band yang kerap menarik perhatian massa dan itu bukan selalu dalam arti positif. Pada 1964, konser mereka di Blackpool, Inggris, berubah menjadi medan pertempuran. Para penggemar mulai melemparkan benda-benda ke panggung dan memaksa band berhenti bermain.

Keith Richards, sang gitaris, merespons dengan menendang salah satu penonton di wajah dan itu justru membuat suasana makin panas. Kejadian serupa terjadi di Altamont Free Concert pada 1969 yang seharusnya menjadi Woodstock versi Barat. Namun, dengan Hell’s Angels sebagai keamanan acara, suasana justru menjadi brutal.

Puncaknya terjadi saat seorang penonton bernama Meredith Hunter ditikam hingga tewas di depan panggung saat Stones sedang tampil. Mick Jagger dan kawan-kawan memilih tetap bermain demi meredam situasi, tetapi tragedi itu tetap dikenang sebagai salah satu momen tergelap dalam sejarah musik rock.  

5. "Rock Around the Clock" – Bill Haley & His Comets

Pada 1956, lagu ini digunakan sebagai soundtrack film berjudul sama yang mempopulerkan budaya rock di kalangan anak muda. Namun, ketika film ini tayang di bioskop Eropa, khususnya di Jerman, Austria, dan Denmark, para remaja yang menontonnya malah berujung pada bentrokan dengan polisi dan penghancuran properti.

Saat Bill Haley akhirnya tampil di Jerman dua tahun kemudian, suasana tidak banyak berubah. Konsernya di Hamburg dan Berlin dipenuhi dengan perkelahian antara polisi dan penonton, yang mengakibatkan banyak korban luka dan kerusakan parah. Pemerintah Jerman Barat bahkan melarang konser rock and roll setelah kejadian tersebut.

Media komunis di Jerman Timur juga mengecam Haley, menyebutnya sebagai orang yang mengubah pemuda dari tanah Bach dan Beethoven menjadi binatang buas. Ironisnya, semua ini justru membuktikan betapa kuatnya pengaruh rock and roll bagi generasi muda saat itu.

Pada akhirnya, musik dan kekacauan terkadang berjalan beriringan. Beberapa lagu Barat yang sempat memicu kerusuhan mungkin hanya dimaksudkan untuk bersenang-senang, tetapi ada juga yang lahir dari keresahan dan keinginan untuk mengguncang status quo. Jadi, apakah menurutmu musik memang memiliki kekuatan untuk mengubah dunia atau semua ini hanya kebetulan belaka?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Emma Kaes
EditorEmma Kaes