Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sutradara yang Menanggung Biaya Produksi Film Mereka Sendiri

behind the scene Transformers: Age of Extinction (dok. Paramount Pictures/Transformers: Age of Extinction)
behind the scene Transformers: Age of Extinction (dok. Paramount Pictures/Transformers: Age of Extinction)

Membuat film tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terdapat serangkaian proses rumit dan panjang yang harus dilalui oleh sineas demi mendapatkan hasil sesuai dengan visinya. Salah satunya menemukan rumah produksi untuk membiayai proyek film tersebut.

Mengingat dana yang digelontorkan tidak sedikit, tentu rumah produksi memiliki hak untuk mengawasi dan mengontrol proses pembuatan film tersebut. Hal tersebut mendorong sejumlah sutradara untuk membiayai film mereka sendiri. Tidak hanya terbebas dari sejumlah aturan yang mengekang, mereka memiliki kendali penuh dalam proses penggarapan film tersebut.

Uniknya, tidak sedikit juga sutradara yang menggunakan uang pribadi mereka untuk produksi filmnya karena tak kunjung menemukan investor. Seperti deretan sutradara berikut ini, mereka memutuskan membiayai produksi film mereka dengan uang pribadi.

1. Francis Ford Coppola

behind the scene The Godfather (dok. Paramount Pictures/The Godfather)
behind the scene The Godfather (dok. Paramount Pictures/The Godfather)

Siapa yang tak kenal Francis Ford Coppola? Sutradara 85 tahun tersebut sosok penting di balik lahirnya gerakan New Hollywood. Film-film arahannya, seperti The Godfather dan Apocalypse Now (1979) pun masuk dalam daftar film terbaik sepanjang masa.

Dengan pencapaiannya sekalipun, Coppola kerap kali berseteru dengan sejumlah rumah produksi karena perbedaan visi dan misi. Melalui rumah produksinya sendiri, American Zoetrope, Coppola membiayai sendiri pembuatan film eksperimental, seperti Tetro (2009) dan Twixt (2011).

Meskipun gagal di box office, hal tersebut tidak membuatnya kapok. Untuk membiayai proyek film paling ambisiusnya, Megalopolis, Coppola dilaporkan menghabiskan sekitar 120 juta dolar Amerika (Rp1,9 triliun). Megalopolis akan tayang perdana di Cannes Film Festival yang akan digelar pada 14—25 Mei 2024 mendatang.

2. M. Night Shyamalan

behind the scene Knock at the Cabin (dok. Universal Pictures/Knock at the Cabin)
behind the scene Knock at the Cabin (dok. Universal Pictures/Knock at the Cabin)

Menandai debutnya dengan fantastis lewat The Sixth Sense (1999), M. Night Shyamalan sempat kesulitan mengulang kesuksesan yang sama. Setelah beberapa kali mengalami kegagalan, sutradara asal India tersebut mengambil keputusan yang terbilang nekat, yakni memproduksi film dengan uang pribadinya.

Alasannya pun sederhana, karena M. Night Shyamalan menginginkan kebebasan dalam berkreasi dan suka mengambil resiko. Berkaca dari film-film sebelumnya, nampaknya Shyamalan enggan melibatkan banyak orang jika filmnya gagal di pasaran.

Sejauh ini M. Night Shyamalan telah membiayai sendiri produksi film The Visit (2005), Split (2016), Glass (2019), dan Old (2021) yang diperkirakan menghabiskan 60 juta dolar Amerika Serikat (Rp974 miliar). Shyamalan turut bertanggung jawab untuk ongkos produksi keempat musim Servant (2019) yang yang di Apple TV+.

3. Michael Bay

behind the scene Ambulance (dok. Universal Pictures/Ambulance)
behind the scene Ambulance (dok. Universal Pictures/Ambulance)

Spesialis melahirkan sejumlah film popcorn yang merajai box office, bukan hal yang sulit bagi Michael Bay untuk menemukan investor. Identik lewat adegan aksi yang megah dan penuh dengan ledakan, siapa sangka jika sutradara 59 tahun tersebut sempat mengalami kesulitan finansial.

Dilansir Screenrant, adegan ledakan pesawat di penghujung film Bad Boys (1995) awalnya dihapus karena keterbatasan biaya. Michael Bay lantas mengeluarkan 25 ribu dolar Amerika (Rp406 juta) dari dompet pribadinya demi mempertahankan adegan tersebut. Pengorbanannya pun terbayarkan dengan raihan box office yang menyentuh angka 141 juta dolar Amerika (Rp2,2 triliun)

4. Orson Welles

behind the scene Citizen Kane (dok. Mercury Productions/Citizen Kane)
behind the scene Citizen Kane (dok. Mercury Productions/Citizen Kane)

Orson Welles mendedikasikan kariernya pada perkembangan industri perfilman Hollywood. Kejeniusannya yang diiringi kegigihan dan kerja keras menghasilkan Citizen Kane (1941), mahakarya yang membawa pengaruh besar di Hollywood. Karya Welles lainnya, Othello (1951), tak kalah menarik.

Di hari pertama proses pengambilan gambar, rumah produksi yang menaungi Othello dinyatakan bangkrut. Tidak ingin menyerah begitu saja, Orson Welles, selaku sutradara, penulis, sekaligus aktor utamanya menggunakan uang pribadinya.

Sempat tertunda karena kehabisan dana, Welles mengakalinya dengan membintangi The Third Man (1949) dan Prince of Foxes (1949). Bayaran yang didapatnya ia gunakan untuk melanjutkan produksi Othello. 

5. Richard Linklater

behind the scene Before Midnight (dok. Castle Rock Entertainment/Before Midnight)
behind the scene Before Midnight (dok. Castle Rock Entertainment/Before Midnight)

Dikenal sebagai sineas revolusioner yang telah membuat para hati penggemar film tersentuh melalui The Before Trilogy dan Boyhood (2014), siapa sangka jika Richard Linklater mengambil keputusan yang sangat beresiko di awal kariernya. Produksi film debutnya, Slackers (2002), sutradara 63 tahun tersebut dibiayai menggunakan kartu kredit dan sejumlah pinjaman uang ke berbagai pihak.

Keputusannya yang terbilang nekat tersebut terbayarkan dengan Slackers yang menjadi primadona di Sundance Film Festival dan dipinang oleh distributor film ternama. Linklater pun bisa balik modal.

Meskipun memiliki popularitas dan reputasi sebagai sutradara terkenal, belum tentu film yang mereka biaya sendiri laku keras di pasaran. Namun,  dibandingkan dengan kendali yang mereka miliki secara penuh atas kebebasan berkreasi, nampaknya resiko gagal di box office bukan lagi hal penting.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febby Arshani
EditorFebby Arshani
Follow Us