Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Film Pemenang Aktris Terbaik FFI, Ada Budi Pekerti

Sha Ine Febriyanti dalam film Budi Pekerti (dok. Rekata Studio/Budi Pekerti)
Sha Ine Febriyanti dalam film Budi Pekerti (dok. Rekata Studio/Budi Pekerti)

Setiap tahunnya, industri perfilman Indonesia terus berkilau dengan karya-karya yang memanjakan mata dan meresonansi di hati penonton. Kebanggaan nasional kita terhadap film-film ini meningkat seiring pengakuan yang mereka raih, baik di tingkat lokal maupun internasional, serta kemampuan mereka untuk mengangkat representasi sosial serta budaya secara mendalam.

Di balik layar, aktris berbakat Indonesia telah menghidupkan karakter yang kompleks, penuh warna, dan beragam. Performa mereka yang menyajikan cerminan dari berbagai lapisan masyarakat berhasil memenangkan hati penonton dan membawa mereka ke puncak penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) sebagai Aktris Terbaik.

Dalam artikel ini, penulis akan merekomendasikan enam film Indonesia yang mengantarkan para aktris utamanya meraih penghargaan Aktris Terbaik FFI. Salah satunya ada Budi Pekerti (2023) yang mencuri perhatian berkat penampilan total dari Sha Ine Febriyanti. Kisahnya kental dengan sindiran sosial yang cerdas!

1. Tabula Rasa (2014)

Dewi Irawan dalam film Tabula Rasa (dok. Lifelike Pictures/Tabula Rasa)
Dewi Irawan dalam film Tabula Rasa (dok. Lifelike Pictures/Tabula Rasa)

Tabula Rasa mengisahkan perjuangan Hans, pemuda dari Papua yang bermimpi menjadi pemain sepak bola profesional. Namun, kegagalan membawanya ke Jakarta dan takdir mempertemukannya dengan Mak Uwo, pemilik warung masakan Padang yang hangat dan penuh kasih. Lewat tangan-tangan Mak Uwo, Hans belajar bahwa hidup itu seperti resep masakan, penuh dengan bumbu dan rasa yang harus diolah dengan hati.

Dewi Irawan, yang memerankan Mak Uwo, berhasil menyajikan akting yang begitu menyentuh, sehingga membawanya meraih Aktris Terbaik di Festival Film Indonesia 2014. Kehadirannya di layar tak hanya sebagai pelengkap cerita, tetapi juga sebagai jiwa dari film ini. Jika kamu suka film tentang makanan yang dibalut tema keluarga, harapan, dan mimpi, Tabula Rasa bisa menjadi hidangan yang lezat!

2. Athirah (2016)

Cut Mini dalam film Athirah (dok. Miles Films/Athirah)
Cut Mini dalam film Athirah (dok. Miles Films/Athirah)

Athirah menghadirkan kisah nyata yang mengharukan dari keluarga Bugis. Dengan latar belakang kehidupan Athirah, ibu dari mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, film ini mengeksplorasi dinamika keluarga dan perjuangan seorang wanita dalam menghadapi poligami suaminya. Riri Riza, selaku sutradara, berhasil mengemas cerita ini dengan apik, memberikan nuansa yang autentik dari budaya Sulawesi Selatan.

Berperan sebagai karakter tituler, Cut Mini menghadirkan potret seorang wanita penuh kekuatan dan kelembutan. Penampilannya yang subtil dan penuh nuansa berhasil mengantarkannya meraih Aktris Terbaik di Festival Film Indonesia 2016. Ini merupakan piala FFI pertama yang diraih oleh aktris senior tersebut, sebelum ia memenangkannya kembali lewat Dua Garis Biru (2019).

3. Posesif (2017)

Putri Marino dalam film Posesif (dok. Palari Films/Posesif)
Putri Marino dalam film Posesif (dok. Palari Films/Posesif)

Tak bisa dimungkiri, Posesif merupakan awal dari penampilan fenomenal Putri Marino dalam industri film Indonesia. Dalam film ini, ia memerankan Lala, atlet loncat indah yang terjebak dalam hubungan toksik. Putri Marino menampilkan transformasi karakter Lala dengan begitu rinci dan emosional, sehingga diganjar penghargaan Aktris Terbaik di Festival Film Indonesia 2017.

Dari segi cerita, Posesif tak hanya mengangkat isu tentang hubungan tak sehat, tetapi juga mengeksplorasi dampak psikologis yang dialami oleh mereka yang terlibat. Naskahnya yang berani dan menggugah sangat direkomendasikan untuk penonton yang mencari kisah cinta dengan pendekatan lebih dalam dan serius.

4. Susi Susanti: Love All (2019)

Laura Basuki dalam film Susi Susanti: Love All (dok. Damn! I Love Indonesia Movies/Susi Susanti: Love All)
Laura Basuki dalam film Susi Susanti: Love All (dok. Damn! I Love Indonesia Movies/Susi Susanti: Love All)

Siapa yang tak tahu Susi Susanti? Baik penyuka olahraga atau tidak, pasti familier dengan prestasinya yang luar biasa sebagai peraih medali emas Olimpiade pertama untuk Indonesia di Barcelona 1992, serta berbagai kemenangan di kejuaraan dunia dan All England. Susi Susanti: Love All mengajak kita menyelami kisah hidupnya, dari awal mula karier hingga menjadi legenda bulu tangkis.

Dalam film ini, sosok "Queen of Badminton" tersebut diperankan sangat apik oleh Laura Basuki. Laura Basuki mampu menangkap esensi seorang atlet yang gigih dan penuh dedikasi, menghidupkan kembali momen-momen penting dalam karier Susi Susanti. Tak heran jika aktingnya di film arahan Sim F ini berhasil mencuri hati juri FFI, sehingga menganugerahkannya penghargaan Aktris Terbaik di 2020.

5. Yuni (2021)

Arawinda Kirana dalam film Yuni (dok. Starvision/Yuni)
Arawinda Kirana dalam film Yuni (dok. Starvision/Yuni)

Di awal masa pandemik COVID-19, Indonesia seakan kekurangan film-film drama yang mampu menyentuh hati dan menggugah emosi penonton. Namun, semua berubah saat Yuni, film garapan Kamila Andini, hadir dan membawa angin segar dengan cerita yang kuat dan penuh makna. Berlatar Banten, film ini mengisahkan perjuangan Yuni (Arawinda Kirana), siswi yang berani melawan norma-norma patriarki untuk mengejar pendidikan dan mimpi-mimpinya.

Film ini tak hanya mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh remaja di tengah tekanan sosial, tetapi juga menyoroti pentingnya pendidikan dan keberanian memilih jalan hidup sendiri. Pesan tersebut mampu tersampaikan dengan baik berkat akting yang luar biasa dari Arawinda Kirana, yang meraih Aktris Terbaik di FFI 2021. Saat itu, aktris muda kelahiran Jakarta ini berhasil mengalahkan para seniornya, seperti Nirina Zubir (Paranoia) dan Wulan Guritno (Jakarta vs Everybody).

6. Budi Pekerti (2023)

Sha Ine Febriyanti dalam film Budi Pekerti (dok. Rekata Studio/Budi Pekerti)
Sha Ine Febriyanti dalam film Budi Pekerti (dok. Rekata Studio/Budi Pekerti)

Di antara film-film yang bersaing di FFI 2023, Budi Pekerti menonjol sebagai film dengan ensemble cast terbaik. Hal itu terbukti dari beberapa penghargaan akting yang diraih film ini di ajang tersebut, termasuk Aktris Terbaik untuk Sha Ine Febriyanti. Berperan sebagai Bu Prani, Ine menampilkan perjuangan seorang guru yang terlibat dalam konflik sosial dengan nuansa yang sangat realistis dan emosional.

Film ini mengajak penonton untuk merenungkan tentang etika dan dampak media sosial dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan narasi yang kuat dan akting yang memukau dari seluruh pemerannya, Budi Pekerti berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya budi pekerti di era digital. Budi Pekerti adalah jenis film yang mengalir apa adanya, tapi pesannya menancap kuat bahkan setelah kamu selesai menontonnya berhari-hari kemudian.

Meskipun peringatan Hari Film Nasional telah berlalu, semangat untuk terus mengapresiasi dan mendukung film-film Indonesia harus tetap berkobar sepanjang tahun. Penulis berharap bahwa film-film yang disorot dalam artikel ini akan terus menginspirasi dan memotivasi para pembuat film tanah air untuk menciptakan karya yang lebih inovatif dan berdampak luas.

Sekarang, tugas kita sebagai penikmat film adalah mendukung industri film tanah air dengan menonton judul-judul tersebut secara legal di berbagai platform streaming. Tabula Rasa, Posesif, dan Budi Pekerti bisa kamu saksikan di Netflix, Athirah di Vidio, sementara Susi Susanti: Love All dan Yuni di Disney+ Hotstar. Selamat menonton!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Wibawa
EditorSatria Wibawa
Follow Us