Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
adegan film Winter Sleep karya sutradara Nuri Bilge Ceylan (dok. Cannes Film Festival via screendaily.com)

Poetic cinema adalah istilah yang dipopulerkan seorang sineas asal Uni Soviet, Andrei Tarkovsky lewat karya-karyanya. Istilah tersebut merujuk pada film-film kontemplatif yang seolah mengajak penonton ikut hanyut ke dalam cerita. Bukan sebagai penonton film, tetapi saksi dari sebuah 'realita buatan'. 

Poetic cinema ternyata banyak diadopsi di industri film Turki. Salah satu pengikutnya adalah sutradara Nuri Bilge Ceylan yang beberapa kali menembus festival internasional terbesar dunia lewat karyanya. Kira-kira apa saja film Turki esensial yang wajib kamu tonton? Berikut daftarnya. 

1. Cloud of May (1999)

Salah satu film wajib dari Nuri Bilge Ceylan adalah Cloud of May yang rilis di tahun 1999. Film ini banyak mengingatkan kita pada karya-karya Abbas Kiarostami, yaitu memudarkan jarak antara realita dengan skenario fiksi. 

Sang lakon film bernama Muzaffer yang pulang ke kampung halamannya di Anatolia. Ia kemudian beraspirasi membuat film tentang kehidupan penduduk desa dan keluarganya. Namun, namanya juga bukan aktor profesional, proses pembuatan film tersebut pun jadi terasa chaotic. 

2. Once Upon a Time in Anatolia (2011)

Ceylan mencicip sukses setelah merilis film berdurasi 2,5 jam berjudul Once Upon a Time in Anatolia di tahun 2011. Ceritanya tentang proses pencarian jenazah korban pembunuhan di perbukitan Anatolia yang sangat luas. Berhubung prosesnya dilakukan malam hari, para tersangka mulai lupa dan kehilangan arah. 

Film ini tayang perdana di Cannes dan menyabet Grand Prix atau penghargaan tertinggi kedua di festival tersebut setelah Palme d'Or. Sinematografinya memang ciamik, ide cerita dan dialognya pun unik. 

3. Watchtower (2012)

Watchtower adalah film minim dialog yang disutradarai Pelin Esmer. Ia sempat tayang di TIFF di awal perilisannya. Film ini berkisah tentang Nihat yang pasca mengalami satu hal traumatis menikmati hidup barunya sebagai penjaga di taman nasional. Ia seakan tidak terganggu dengan kesendirian yang banyak dikeluhkan rekan-rekan kerjanya. 

Hidupnya yang tentram berubah ketika tak sengaja melihat salah satu pemandu wisata hendak menelantarkan bayinya. Merasa iba, ia pun menawarkan tumpangan untuk rekan barunya itu. Saat sang pemandu wisata menceritakan kisah tragisnya, Nihat pun seakan dibawa kembali mengingat pengalaman pahit di masa lalunya. 

4. Ivy (2015)

Lewat film berjudul asli Sarmasik ini, Tolga Karaçeli menggondol gelar Sutradara Terbaik dan Film Terbaik di Antalya Film Festival, festival film paling bergengsi di Turki. Ceritanya tentang para awak kapal yang harus berlabuh darurat di Mesir, tetapi dalam prosesnya mereka harus berjibaku menjaga kestabilan kapal karena berbagai onderdil kapal yang sudah tak layak.

Film ini dipercaya memiliki pesan politik tersembunyi. Ini karena satu karakternya mewakili etnik minoritas dan beberapa lainnya digambarkan bersikap apatis. Sementara, sang kapten kapal merepresentasikan karakter otoritarian dan sikap mendominasi yang ditunjukkan pemerintah Erdogan. 

5. Winter Sleep (2015)

Winter Sleep berlatarkan Cappadocia, di mana seorang pria tampak bekerja mengelola penginapan untuk para turis. Sutradara Ceylan kembali mengemas film dalam durasi yang panjang, sekitar 3 jam. 

Film ini lebih masuk dikategorikan studi karakter karena fokus pada satu sosok bernama Aydin. Pria pengelola penginapan yang dulunya seorang aktor. Kamu akan diajak mengikuti kegiatannya yang kadang absurd dan penuh long pauses seperti orang pada umumnya. 

6. Mustang (2015)

Mustang berkisah tentang lima kakak beradik perempuan yang tinggal bersama kakek nenek mereka di pedesaan pedalaman Turki. Kondisi ekonomi yang tidak bisa dibilang makmur dan budaya yang sudah mendarah daging membuat kakek nenek mereka mulai menikahkan para gadis ini satu per satu meski mereka masih di bawah umur.

Semua berjalan lancar untuk saudari pertama dan kedua. Puncak dari protes terjadi ketika salah satu dari saudari ini nekat melakukan hal yang tak pernah disangka sebelumnya. Sarat kritik terhadap budaya patriarki, film ini benar-benar membuka mata.   

7. Something Useful (2017)

Pelin Esmer kembali dengan film Something Useful di tahun 2017. Kali ini memfitur pertemuan dua perempuan berbeda latar belakang saat melakoni perjalanan dengan kereta api.

Leyla adalah pengacara yang hendak menghadiri reuni SMA. Sementara, Canan merupakan perawat magang yang akan menemui rekannya. Lewat dialog mereka, penonton akan diajak menyelam ke misi dan tujuan sebenarnya dari perjalanan kedua perempuan ini. Kontemplatif dan plot twist-nya mengena. 

8. The Wild Pear Tree (2018)

Disutradarai Ahlat Ağacı dan rilis tahun 2018, The Wild Pear Tree berlakonkan Sinan, pemuda yang baru saja lulus kuliah dan sedang berusaha mencari penerbit yang mau mempublikasikan buku karangannya.

Ia kemudian memilih pulang ke desa tempatnya lahir dan besar guna mencari sponsor dari pemerintah daerah dan beberapa tokoh lokal. Namun, tak satu pun yang benar-benar serius menanggapinya. Film ini berakhir tragis, tetapi harus ditonton dengan sabar karena lajunya yang cukup lambat. 

Kalau punya waktu luang lumayan banyak akhir pekan ini, boleh deh film Turki di atas kamu buru dan jadikan alternatif tontonan. Ceritanya anti mainstream dan sinematografinya memanjakan mata. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team