Nokta Merah Perkawinan sudah mulai bisa disaksikan di bioskop. Para cast dan sutradara pun berbagi cerita mengenai film ini bersama IDN Times pada Kamis (15/9/2022).
Tak hanya soal karakter yang mereka mainkan, tapi juga alur dan cerita yang ditampilkan dalam filmnya pun turut dibagikan. Lantas, sebenarnya seperti apa film Nokta Merah Perkawinan itu sendiri?
Jika dilihat dari segi kisahnya, film Nokta Merah Perkawinan tentu memiliki cerita yang berbeda dengan versi sinetronnya. Perbedaan inilah yang dinilai Sabrina, jika pun ada adaptasi dari adegan atau dialog di versi sinetronnya, output yang dibuat di film tetaplah berbeda.
"Even kita mengadaptasi scene yang ada di sineteron, kayak scene 'tampar, Mas, tampar' itu pun pada akhirnya output-nya berbeda," ujar Sabrina saat diwawancarai oleh IDN Times pada Kamis (15/9/2022).
Sabrina menjelaskan jika dalam film, esensi yang diambil dari versi sinetronnya lebih kepada karakter dan problematika. Nokta Merah Perkawinan versi film pun tidak melulu mengadaptasi scene dan dialog yang sama. Sebab, dari segi alur, cerita, background, hingga karakter disesuaikan dengan apa yang akan diceritakan di masa kini.
Ditanya soal isu perselingkuhan yang dihadirkan dalam Nokta Merah Perkawinan, Sabrina mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan banyak orang yang akhirnya merasa jika film garapannya berbicara hal tersebut. Mereka juga jadinya berpikir bahwa perselingkuhan itu benar-benar terjadi dalam film ini.
"Ya, mungkin karena belakangan orang sudah terpapar isu orang ketiga dan perselingkuhan yang benar-benar terjadi," ujar Sabrina.
Meski begitu, Sabrina mengatakan jika isu kehadiran orang ketiga dalam film garapannya bisa menjadi bahan diskusi, setidaknya dengan pasangan masing-masing. Sebab, menurutnya batasan dari arti perselingkuhan sendiri itu sangatlah luas. Itulah mengapa, Nokta Merah Perkawinan tidak menjadikan isu orang ketiga ataupun perslingkuhan sebagai fokus utama dalam film.
"Orang ketiga (di film) itu, kan, memang sebenarnya. Tapi, aku ingin membuat karakter Yuli dan Gilang itu saling tertarik bukan karena soal fisik. Tapi, lebih kepada komunikasi yang lancar dan senang bisa ketemu bareng," lanjut Sabrina.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika isu perselingkuhan bukanlah fokus utama dalam film ini. Itulah mengapa, Sabrina juga tak ingin membuat film yang terkesan menakut-nakuti tentang pernikahan.
"Ini, tuh, bukan film untuk nakut-nakutin orang tentang pernikahan atau kayak 'aduh ngapain sih nikah' dan lain sebagainya," ujar Sabrina.
Permasalahan yang terjadi di dalam film pun dikembalikan lagi kepada penonton sebagai bahan refleksi diri. Sehingga jika penonton pernah mengalami atau merasakan hal tersebut bisa tahu harus bagaimana.
Mungkin penonton yang sudah maupun belum pernah menonton versi sinetronnya akan bertanya-tanya, apa yang membedakan versi sinetron dan filmnya? Terlebih masalah karakter yang diperankan.
Dalam wawancara bersama IDN Times, ketiga pemeran utama, yakni Oka Antara, Marsha Timothy, dan Sheila Dara mengaku belum pernah menonton versi sinetronnya. Meski begitu, Marsha dan Sheila mengaku menyadari ada persamaan antara karakter yang mereka perankan dengan versi sinetronnya.
"Aku suka liat tayangan (versi sinetron) di YouTube, ternyata satu garis karakter Ambar dan Yuli ini, yaitu sama-sama tidak tertindas," ungkap Marsha Timothy.
Menurut Marsha, karakter di versi sinetron yang diperankan Ayu Azhari itu bukanlah yang lemah. Sosoknya tetap bertahan karena memiliki alasan dan akhirnya bisa mengatakan apa yang sebenarnya diinginkan karakter tersebut. Hal itu juga yang tergambar dari sosok Ambar yang terlihat dominan dan selalu mengutarakan apa yang ingin dia sampaikan.
Sama seperti Marsha Timothy, Sheila juga menyadari kesamaan itu setelah melihat kli-klip yang ada di media sosial. Menurut Sheila, sosok Yuli di versi sinetron dan film sama-sama orang yang menerima.
"Sosok Yuli yang dulu dan sekarang itu sama-sama nerimo. Di versi sinetronnya, menerima kenyataan kalau Mas Pri masih cinta sama Mbak Ambar. Di filmnya nerima kalau ternyata Mas Gilang gak balik suka sama dia," ungkap Sheila Dara.
Pernahkah kamu berpikir, apa yang dirasakan oleh sang artis yang memerankan karakter dalam sebuah film? Dalam film Nokta Merah Perkawinan, Oka Antara pun mengaku gregetan dengan karakter yang juga ia mainkan.
Sebagai orang yang memerankan karakter Gilang, Oka Antara mengatakan jika ada banyak masalah-masalah yang bisa dibicarakan dari awal. Padahal itu bisa langsung diselesaikan dan tak akan mengganggu masalah pekerjaannya juga.
"Sebenarnya ada banyak masalah yang bisa dibicarakan dari awal, tapi (Gilang) memilih untuk diam," ujar Oka Antara.
Nokta Merah Perkawinan diadaptasi dari versi sinetronnya yang tayang pada tahun 1996-1998 lalu. Film ini pun mengajak penonton nostalgia sekaligus melihat versi modern dari sinetron yang diperankan Ayu Azhari dan Cok Simbara ini.