Jakarta, IDN Times - Proses syuting Solata The Movie di Ollon, Toraja, meninggalkan banyak memori yang berkesan bagi pemainnya. Salah satunya Harsya Subandrio yang berperan sebagai ketua adat. Banyak pengalaman baru dan unik yang Harsya pelajari selama proses syuting Solata The Movie.
Kepada IDN Times, Harsya menceritakan pengalaman serunya saat syuting selama 14 hari di Ollon. Yuk, kita simak cerita seru Harsya syuting di Ollon! Sampai nginep di rumah warga lho!
Bagi para pemain asal Jakarta, syuting Solata The Movie ternyata seperti healing, lho! Harsya mengaku suka banget menikmati pemandangan bukit di Ollon pada pagi hari sembari minum teh atau kopi.
“Jadi gua setiap bangun pagi abis sarapan itu, kalau gak ada scene, gua duduk di teras tempat kita tinggal bareng sambil pegang teh atau kopi, deh. Itu kita ngeliatin pemandangan gini, ‘Gak usah ke Bali, ini udah kebayar, gua healing banget,’” ucapnya saat berkunjung ke kantor IDN pada Selasa (25/2/2025).
Melanjutkan ceritanya, Harsya memberikan gambaran terkait pemandangan alam di Ollon yang sangat indah. Semua sisi, 360 derajat, bagus semua pokoknya!
“Bukit ada kabutnya gitu, kita ngeliat kabut jalan sampai akhirnya ya udah, gua di situ aja ngeliatin ampe pagi. Terus kalau Rendy jalan atau si Rachel, ‘Kak gua duluan,’ ‘Oh siap bentar ya bentar gua nyusul gitu,’ tapi itu kita dikasih pengobatan gratis istilahnya. Healing gratis dengan pemandangan itu,” tuturnya.
Saat mendapat tawaran untuk syuting film ini, Harsya tak menampik punya sedikit ketakutan, karena harus berperan sebagai ketua adat berumur 70 tahun. Ia merasa sangat tertantang dengan peran tak biasa itu.
Berperan sebagai orang sudah berumur senja mengharuskannya dirias agar terlihat lebih tua. Butuh waktu ekstra untuk menghilangkannya, lho.
“Nah, saya jadi si Rombe itu, dan di-makeup-in ya di umur 70-an. Orang abis di-makeup-in, pokoknya setiap abis makeup gua itu harus empat kali keramas, karena rambutnya bener-bener putih banget,” ucap penyiar radio tersebut.
Meski membutuhkan waktu lebih untuk menghapus riasannya, Harsya menceritakan hanya butuh satu jam saja untuk mengubah penampilannya menjadi karakter tetua adat.
Selain mengubah penampilan, ada kesulitan paling krusial yang dihadapi oleh Harsya, yaitu saat menghapalkan dialek Toraja.
“Emang kesulitannya adalah saya bukan aktor profesional, otodidak banget dan saat harus belajar karakter, ya udah, belajar karakter sendiri. Tapi yang sulit itu adalah si aksen, dialeknya itu. Wah, itu susahnya minta ampun,” tutur Harsya menggelengkan kepalanya.
Meski begitu, Harsya mengaku diuntungkan dengan sosok Fail, partner mainnya yang berperan di Solata The Movie.
“Kebetulan ada Fail. Fail ini adalah satu aktor dari Makassar yang perannya sebagai anak saya. Nah, dia yang bantuin, ‘Kak jadi begini, lu nanti ngomong begini.’ Itu sampai berulang-ulang dia ngomong.”
“Sampai ada kata-kata yang simpel aja, ‘Minum kopi dulu,’ itu buat gua susah bgt. ‘Gak gitu kak,’ ‘Gimana?’ gua udah ngikutin dia, bikin mimiknya dia, gua ikutin, menurut dia masih belum dapet," lanjut Harsya mencontohkan.
Kesulitan semakin naik ketika Harsya haru menghapal dengan waktu yang tak sebentar.
”Saya cuma punya waktu dua hari untuk dapetin aksen, dialeknya itu,” ucapnya.
Selama seminggu syuting di Ollon, Ichwan menceritakan seluruh pemain dan tim harus menginap di rumah orang lokal, karena memang tidak ada hotel. Harsya pun menceritakan kedekatannya dengan Rendy dan Rachel selama tinggal di rumah penduduk. Saking serunya ngobrol, mereka sering terjaga hingga pagi.
“Di tempat kita tinggal itu yang paling berisik mungkin kita. Serius. Tempatnya si Pak Ichwan sama aktor yang anak-anak itu jam 9 udah tidur, kita baru mulai, mulai nongkrong, mulai ketawa-tawa. Pokoknya gini, kalau gak cookies, kuaci. Itu udah disiapin cuma buat nongkrong doang,” katanya.
Wah, ternyata seru banget ya cerita Harsya Subandrio. Beneran kerja sambil healing! Jadi gak sabar liat penampilan Harsya Subandrio di Solata The Movie.