Daftar Berlinale Shorts 2025, Ada Wakil dari Indonesia!

Sebanyak 20 film pendek dari total 18 negara siap memeriahkan program Berlinale Shorts di pagelaran Berlinale ke-75 pada 13—23 Februari 2025. Program ini menggabungkan struktur narasi klasik dengan proses eksekusi artistik melalui berbagai gaya animasi dan dokumenter eksperimental.
Tahun ini, Indonesia berkesempatan untuk berpartisipasi dengan dua film pendek sekaligus, yakni After Colossus dan Sammi, Who Can Detach His Body Parts. Termasuk dua film tersebut, berikut daftar Berlinale Shorts 2025 yang semuanya menarik diikuti!
1. After Colossus (2025)

Di tengah kekacauan pasca runtuhnya rezim Orde Baru, sekelompok peneliti menemukan arsip berisikan sejarah kelam yang mampu mempengaruhi masyarakat dalam melihat masa lalu mereka. Disutradarai oleh Timoteus Anggawan Kusno, After Colossus diproduksi oleh tiga negara, yakni Indonesia, Italia, dan Belanda.
2. Anba dlo (2025)

Anba dlo mengikuti Nadia, seorang ahli biologi yang mempelajari flora dan fauna endemik Kuba. Suatu hari, hutan tempatnya melakukan observasi terasa berbeda. Membuat Nadia merasa semakin terasing dari tanah kelahirannya di Haiti.
2. Because of (U) (2025)

Disutradarai oleh Tohé Commaret, Because of (U) berfokus pada sosok Laura yang pendiam. Muak dengan kekasihnya yang narsistik, ia menemukan pelarian dalam lagu yang terus berputar dari daftar musiknya.
4. Casa chica (2025)

Mewakili Meksiko, Casa chica mengikuti kakak beradik, yakni Valentina dan Quique, dalam menghadapi perceraian kedua orangtuanya. Sementara sang ibu sibuk mengemasi barang-barang, sang ayah mengajak mereka mengintip kehidupan barunya.
5. Casi septiembre (2025)

Tinggal di area perkemahan tak jauh dari hotel besar, Alejandra disibukkan dengan mengurus adik-adiknya dan sesekali menggoda para turis. Hingga suatu hari, ia bertemu Amara. Alejandra pun seketika jatuh hati pada Amara lebih dalam dari yang ia sadari.
6. Children's Day (2025)

Bocah perempuan bernama Xuan mengalami kesulitan dalam memilih pakaian untuk perayaan hari anak di sekolahnya. Sadar bahwa keluarganya terlalu sibuk, Xuan lantas meminta pendapat dari teman sekelasnya.
7. Comment ca va? (2025)

Comment ça va? merupakan film animasi pendek garapan Caroline Poggi dan Jonathan Vinel. Mewakili Perancis, film ini mengikuti sekelompok hewan liar yang tinggal di sebuah pantai menjalani rehabilitas untuk menyembuhkan penyakit misterius yang disebabkan oleh dunia modern.
8. Dar band (2025)

Dalam film dokumenter pendek besutan Hesam Eslami, Dar band mengeksplorasi dampak pemantauan elektronik yang dilakukan oleh pemerintah Iran di Teheran. Eslami turut mengkaji dampak dari pemantauan tersebut pada keseharian warga Teheran.
9. Elo kovek (2025)

Natasa mengalami kesulitan selama menjalani terapi di pusat rehabilitas yang jauh dari pusat kota. Metode terapi dengan kuda membawa ketenangan pada jiwanya. Berangsur-angsur mulai membaik, Natasa tetap dihantui rasa sakit terus mengintainya.
10. Futsu no seikatsu (2025)

Disutradarai Yoriko Mizushiri, Futsu no seikatsu mengabadikan beragam gerakan dalam kehidupan sehari-hari. Mengeksplor setiap gerakan dan sentuhan terlihat begitu padu dan sensual dalam warna pastel.
11. Kamen Osudu (2025)

Kámen Osudu mengikuti Stone of Destiny yang mendambakan kebebasan dan berhenti meragukan kemampuan dirinya sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut, ia lantas memulai sebuah petualangan ke tempat-tempat aneh untuk bertemu dengan makhluk-makhluk yang tak kalah anehnya.
12. Ke wai huo dong (2025)

Ke wai huo dong mengisahkan sepasang remaja yang melakukan hubungan intim dan berakhir bencana. Si anak laki-laki lantas mengadukan perbuatannya pada sang ibu, di mana ia mengambil alih dan melakukan yang terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.
13. Koki, Ciao (2025)

Disutradarai Quenton Miller, film dokumenter pendek ini berfokus pada pengalaman seekor burung kakatua terkenal bernama Koki tinggal bersama Tito, presiden Yugoslavia. Di kediamannya yang berada di daerah pedesaan, Koki sering dikunjungi oleh tokoh politik, diktator, hingga selebriti.
14. Lloyd Wong, Unfinished (2025)

Pada 1990-an, seniman Lloyd Wong mengerjakan sebuah proyek di mana ia merekam kesehariannya semenjak divonis mengidap HIV. Tiga dekade usai kematiannya, sineas Lesley Loksi Chan mengumpulkan rekaman tersebut dan mengeditnya menjadi sebuah film dokumenter pendek.
15. Mother's Child (2025)

Mary mengalami kesulitan dalam melakukan perannya sebagai ibu sekaligus pengasuh putranya yang disabilitas. Sadar dirinya tidak sanggup menghadapi situasinya seorang diri, ia datang ke pihak berwajib hanya untuk mendapatkan solusi yang tidak berarti.
16. Prekid vatre (2025)

Disutradarai Jakob Krese, film dokumenter pendek ini mengikuti sosok Hazira. Sebagai penyintas Perang Bosnia pada 1995, Hazira bekerja keras untuk bertahan hidup dan mengatasi traumanya.
17. Ruckblickend betrachtet (2025)

Film dokumenter ini berfokus pada sebuah bangunan pusat perbelanjaan. Dibangun oleh pekerja migran untuk memeriahkan Olimpiade Munich 1972, bangunan tersebut menjadi lokasi kasus penembakan rasis pada tahun 2016. Disutradarai oleh Daniel Asadi Faezi dan Mila Zhlutenko, Rückblickend betrachtet menggali dampak peristiwa sejarah lintas generasi pada masa kini.
18. Sammi, Who Can Detach His Body Parts (2025)

Satu lagi wakil Indonesia di Berlinale Shorts 2025. Disutradarai oleh Rein Maychaelson, film ini mengisahkan Sammi yang memiliki kemampuan mengambil bagian-bagian tubuhnya dan memberikannya pada mereka yang membutuhkannya. Pasca kematiannya, sang ibu mencari bagian-bagian tubuh dari putranya.
19. Their Eyes (2025)

Disutradarai Nicolas Gourault, Their Eyes menyoroti para freelancer dari Venezuela, Kenya, dan Filipina. Mereka membagikan kesibukan mereka sambil mengedit dan mempelajari ribuan foto dari lalu lintas di Amerika Serikat sebagai materi pelatihan untuk mobil pintar.
20 Through Your Eyes (2025)

Berlatar di sebuah diskotik bertema 1980-an, Through Your Eyes mengikuti empat orang berbeda yang saling terhubung. Mereka sama-sama mencari makna hidup di antara kumpulan orang yang terjebak dalam era tertentu.
Untuk merayakan perayaan Berlinale yang ke-75, Berlinale Shorts turut menayangkan enam film pendek terbaik yang berpartisipasi di program tersebut di masa lalu. Tergabung dalam kompilasi film pendek bertajuk You and I Are Not Alone - Berlinale Shorts Revisited, film tersebut memuat Happy Doom, Vita Lakamaya, Three Stones for Jean Genet, Vilaine fille mauvais garçon, Paranmanjang, dan Tant qu’il nous reste des fusils à pompe.