Film Dua Hati Biru merupakan lanjutan dari Dua Garis Biru yang memiliki konflik baru dan lebih menguras emosi. Proses pembuatan cerita film ini didampingi oleh psikolog keluarga dan anak sehingga penonton akan terasa lebih terhubung.
Tak hanya menyuguhkan cerita dan permasalahan yang dekat dengan penonton, film Dua Hati Biru juga memiliki soundtrack yang enak-enak untuk memperkuat emosi dalam adegannya. Ada apa saja, ya?
Pertama ada lagu "Growing Up" dari Daramuda Project yang dinyanyikan oleh Rara Sekar. Lagu yang sebelumnya menjadi soundtrack Dua Garis Biru ini kembali muncul di film kedua. Selain kembali membawa nuansa Dua Garis Biru yang sudah sangat melekat, lagu ini juga masih cocok untuk mengiringi cerita Dua Hati Biru yang kini lebih rumit konfliknya.
Selanjutnya ada "Tak Ada Keluarga yang Sempurna" yang dipopulerkan oleh hara dan ditulis Rara Sekar. Lagu ini menggambarkan kondisi rumah tangga Dara dan Bima yang jauh dari kata sempurna. Permasalahan sering terjadi, baik muncul di antara mereka maupun dari orang lain.
Gina S. Noer dan Dinna Jasanti sebagai sutradara menempatkan soundtrack ini pada adegan yang pas banget sehingga membuat ceritanya semakin hidup. Emosi penonton jadi teraduk-aduk.
Selanjutnya ada lagu "Asimetris" karya Kunto Aji yang juga memperkuat emosi di setiap adegan. Jika dilihat dari makna lagunya, "Asimetris" merupakan penggambaran dunia yang tidak sempurna, karena selalu ada tangis dan sepi.
Hal tersebut yang ditampilkan dalam film Dua Hati Biru terkait hubungan Bima dan Dara. Bagaimana mereka berusaha bertahan, saling mengerti satu sama lain, hingga mengingat bahwa cintalah yang menjadi penguat.
Terakhir ada lagu "Satu-satu" karya Idgitaf yang jadi paling ceria di antara soundtrack Dua Hati Biru lainnya. Meski nadanya terdengar menyenangkan, tapi makna di balik "Satu-satu" ternyata sangat dalam, lho.
Lagu-lagu soundtrack film Dua Hati Biru membuat penonton semakin masuk ke dalam cerita rumah tangga Bima dan Dara. Semua lagu enak banget, kan?