10 Komposer Musik yang Bisa Didengar saat Butuh Fokus

Musik latar seringkali dipakai orang untuk meningkatkan konsentrasi ketika bekerja atau mengerjakan sebuah tugas. Hal ini dibuktikan pula dalam studi yang dilakukan Kiss dan Linnell dengan judul 'The Effect of Preferred Background Music on Task-focus in Sustained Attention' di tahun 2021. Musik terbukti bisa membantu meningkatkan fokus para responden (yaitu mahasiswa laki-laki dan perempuan berusia 19-32 tahun) terutama saat melakukan tugas-tugas ringan.
Jenis musik yang didengarkan bisa apa saja tergantung pada selera individu. Hal ini juga pernah dibahas The Guardian dalam salah satu liputan mereka yang berjudul 'Does Music Really Help You Concentrate?' , bahwa tidak ada aliran musik tertentu yang bisa meningkatkan fokus lebih baik dari genre lainnya.
Namun, kalau kamu membutuhkan ketenangan dan konsentrasi lebih, coba dengarkan lagu-lagu tanpa lirik. Silakan tengok beberapa nama komposer berikut. Siapa tahu jadi keterusan atau justru tertarik membuat playlist sendiri.
1. Max Richter
Max Richter adalah komposer asal Jerman yang sudah sering mengisi scoring untuk sejumlah pementasan opera, balet, series dan film. Ia paling dikenal lewat album solonya, The Blue Notebooks serta lagu "Spring", yaitu recompose dari musik klasik ciptaan Antonio Vivaldi.
Richter dikenal sebagai musisi yang memadukan antara musik klasik dengan kontemporer. Terasa eksperimental, tetapi tetap menciptakan ketenangan di hati para pendengarnya. Beberapa film yang ia buat lagu temanya antara lain Black Mirror, Ad Astra, dan My Brilliant Friend.
2. Ludovico Einaudi
Ludovico Einaudi sudah menelurkan belasan album sejak debut di tahun 1988. Beberapa yang paling populer adalah Divenire, Nightbook, dan In a Time Lapse. Di usianya yang sudah hampir kepala tujuh, Einaudi masih rajin merilis album baru termasuk di tahun 2019, 2020 dan 2022.
Kamu bisa mencoba mendengarkan lagu Experience yang terasa sangat megah, tetapi juga melankolis dari sang maestro. Atau coba beberapa scores yang ia buat untuk film Nomadland, Intouchables, dan series This is England.
3. Hans Zimmer
Nama Hans Zimmer sering disebut sebagai komposer yang menciptakan score untuk film-film blockbuster. Sebut saja Dunkirk, Interstellar, The Lion King, The Dark Night, Inception, Gladiator, hingga Dune. Beberapa kali pula ia merengkuh Piala Oscar untuk kontribusinya tersebut.
Zimmer adalah seorang keturunan Jerman yang dikenal karena kepiawaiannya membuat musik-musik epic. Tak heran kalau ia banyak didapuk untuk terlibat dalam film bergenre action.
4. Stephan Moccio
Stephan Moccio tergabung dalam Universal Music Publishing Group, baik sebagai komposer dan penulis lagu. Warna musiknya lebih modern dengan injeksi pop di sana sini. Tak heran kalau ia seringkali menulis untuk beberapa artis pop besar macam Celine Dion, Miley Cyrus dan Dua Lipa.
Saat menulis lagu untuk dirinya sendiri, ia lebih banyak menelurkan musik-musik instrumental. Ini sesuai dengan kegemarannya mendengarkan musik klasik sejak kecil.
5. Germaine Franco
Komposer berikutnya adalah Germaine Franco yang lebih cocok untuk penggemar lagu-lagu bernuansa ceria. Franco sering mengisi score untuk film animasi, seperti Encanto dan Coco milik Disney.
Film lain yang pernah melibatkannya adalah Dora and the Lost City of Gold, Little, Tag, dan Work It. Lewat Encanto, namanya mulai dikenal publik karena berhasil menjadi nominee di Oscar.
6. Gabriel Olafs
Gabriel Olafs bisa dibilang seorang prodigy di bidang musik. Pemuda asal Islandia ini sudah kenal piano sejak usia 5 tahun berkat kakeknya yang juga seorang musisi. Di usia 14 tahun, ia berhasil menciptakan lagu instrumental original berjudul "Absent Minded" yang membuatnya dilirik studio rekaman.
Warna musik Olafs adalah dreamy dan sinematik yang membuat karyanya ideal dijadikan score film. Sang maestro muda terinspirasi dari hal-hal yang ada di sekitarnya, terutama suasana rumahnya yang berada di perdesaan Eropa.
7. Ludwig Goransson
Goransson adalah nama yang tak asing buat penggemar film. Ia mengisi lagu tema untuk beberapa judul populer macam Fruitvalle Station, The Mandalorian, Black Panther, hingga Venom. Beberapa kali pula karyanya menyabet penghargaan seperti Grammy, Emmy, hingga Academy Awards.
Ia menekuni musik sejak belia, fokus berkuliah di sebuah perguruan tinggi musik di Swedia. Hingga akhirnya memilih belajar lebih dalam tentang scoring untuk film di sebuah kampus di Amerika Serikat.
8. Phillip Glass
Phillip Glass boleh berusia senja, tetapi ia belum sudi berhenti berkarya. Glass yang merupakan lulusan Julliard, sebuah perguruan tinggi seni prestigious di Amerika Serikat dikenal dengan sifatnya yang suka belajar dan melakukan eksperimen.
Ia dikenal tak kenal lelah belajar banyak genre. Tak hanya klasik, tetapi juga jazz hingga musik tradisional India dan Amerika Latin. Karyanya bisa kamu nikmati di beberapa film dan series macam Tales from The Loop, Leviathan, The Hours, Koyaanisqatsi, dan The Illusionist.
9. Dario Marianelli
Marianelli mengisi banyak soundtrack untuk film period drama dan sejarah. Sebut saja musik pengiring untuk Pride & Prejudice, Jane Eyre, Atonement, Darkest Hour, Anna Karenina, Everest, sampai Kubo and the Two Strings dan Paddington 2.
Atas karyanya yang mendunia, Marianelli sudah mengantongi berbagai nominasi dan piala di BAFTA, Academy Awards, dan Golden Globe. Karya Marianelli paling cocok untuk yang butuh suntikan semangat dan ingin memperbaiki suasana hati.
10. Camille Saint-Saens
Berasal dari Prancis, Saint-Saëns dikenal luas lewat lantunan instrumen melankolisnya yang berjudul The Carnival of the Animals dan Danse Macabre. Ia merupakan seorang prodigy yang sudah bisa menggelar konser solo di usia 10 tahun.
Berkarya di periode Romantik, lagu-lagu sang maestro pun terdengar agak berbeda dibanding sejawatnya di era kontemporer. Lagu-lagunya menenangkan dan menyentuh hati.
Mulai bosan dengan lagu-lagu favoritmu di playlist yang sudah diputar ratusan kali? Coba keluar dari zona nyaman dan dengarkan lagu instrumental di atas. Siapa tahu benar-benar bisa bekerja meningkatkan fokusmu.