Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Film tentang Bapak-bapak yang Mengalami Krisis

cuplikan film Captain Fantastic
Captain Fantastic (dok. Bleecker Street/Captain Fantastic)
Intinya sih...
  • The Mosquito Coast (1986) menggambarkan seorang ayah yang kehilangan kewarasan karena idealisme yang berlebihan.
  • Captain Fantastic (2016) menampilkan sosok bapak idealis yang terpaksa mempertimbangkan kembali cara membesarkan anak-anaknya.
  • A History of Violence (2005) menceritakan krisis seorang bapak biasa yang kesulitan berpikir dengan kepala dingin setelah menyelamatkan keluarganya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah dengar stigma kalau perempuan itu lebih emosional dibanding pria? Sebuah pernyataan bias gender yang sepertinya patut ditampik mulai sekarang. Riset yang dilakukan sekelompok peneliti dari University of Michigan, Amerika Serikat berhasil membuktikan bahwa tidak ada perbedaan fluktuasi emosi antara pria dan perempuan. Kesimpulan itu mereka temukan lewat observasi selama kurang lebih 75 hari terhadap 142 responden dari kedua gender.

Belum percaya? Beberapa film di bawah bisa jadi gambaran kalau bapak-bapak pun bisa mengalami krisis dan fluktuasi emosi yang membuat mereka kesulitan berpikir jernih. Coba tonton sendiri, deh, film tentang bapak-bapak yang mengalami krisis berikut ini untuk mengubah perspektifmu.

1. The Mosquito Coast (1986)

The Mosquito Coast
The Mosquito Coast (dok. Warner Bros/The Mosquito Coast)

Disadur dari novel klasik berjudul sama karangan Paul Theroux, The Mosquito Coast adalah gambaran konkret ketika seorang pria sekaligus ayah kehilangan kewarasan karena idealisme yang kebablasan. Allie Fox (Harrison Ford) adalah insinyur dan penemu genius yang muak dengan gaya hidup modern. Berbekal idealisme dan kepandaiannya, ia mengajak serta istri dan anak-anaknya pindah ke Amerika Latin dan memulai hidup baru dari nol. Sayang, visinya tak semudah itu terwujud. Mirisnya, Allie enggan menyerah dan justru mengabaikan kemaslahatan keluarga dan orang-orang di sekitarnya.

2. Captain Fantastic (2016)

Captain Fantastic
Captain Fantastic (dok. Bleecker Street/Captain Fantastic)

Sosok bapak idealis bisa kamu temukan lewat karakter Ben (Viggo Mortensen) dalam film Captain Fantastic. Bersama mendiang istrinya, Ben punya visi membesarkan anaknya dengan cara tak biasa. Ia menolak mengirim anak-anaknya ke sekolah formal dan mengajak mereka hidup nomaden. Dengan begitu, ia berharap anak-anaknya punya kemampuan bertahan hidup dan berpikir kritis yang mumpuni. Namun, sebuah insiden terjadi dan Ben seolah dipaksa untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.

3. A History of Violence (2005)

A History of Violence
A History of Violence (dok. Criterion/A History of Violence)

Beberapa tahun sebelumnya, Viggo Mortensen pernah memerankan Tom dalam film A History of Violence garapan David Cronenberg. Tom diceritakan sebagai bapak-bapak biasa yang bekerja di restoran milik keluarga. Satu hari, restorannya disatroni perampok dan hidupnya tak sama lagi. Pada malam mencekam itu, Tom berhasil menyelamatkan keluarganya dan membunuh 2 pelaku. Namun, sejak itu pula, ia diteror beberapa orang yang mengaku mafia dan tahu siapa identitas asli Tom. Pada fase ini, hubungan Tom dengan keluarganya pun memburuk dan ia kesulitan berpikir dengan kepala dingin.

4. Aftersun (2022)

Aftersun
Aftersun (dok. A24/Aftersun)

Aftersun adalah contoh menarik lain dari krisis yang dialami seorang pria sekaligus bapak. Film ini ditulis dari perspektif Sophie (Frankie Corio), bocah 11 tahun yang berlibur dengan ayahnya, Calum (Paul Mescal) ke Turki pada akhir 1990-an. Meski terlihat seperti memori liburan yang hangat, diam-diam Aftersun memotret pergolakan emosi hebat yang melanda Calum dan berusaha disembunyikannya dari sang putri.

5. The Whale (2022)

film The Whale
film The Whale (dok. A24/The Whale)

The Whale juga menggambarkan karakter bapak-bapak yang mengalami krisis mental. Ia diliputi rasa bersalah sejak meninggalkan istri dan putrinya untuk bersama orang lain. Kini ia terkungkung di rumah karena obesitas dan komplikasi beberapa penyakit lain. Ditambah rasa tak percaya diri dan malu, ia pun makin teralienasi. Sampai akhirnya, ia memberanikan diri untuk menghubungi putrinya yang sudah beranjak remaja untuk menyerahkan dana pendidikan yang bertahun-tahun ia sisihkan khusus untuk anak semata wayangnya itu.

6. Tokyo Sonata (2008)

Tokyo Sonata
Tokyo Sonata (dok. Django Film/Tokyo Sonata)

Krisis juga dialami seorang ayah di Jepang dalam film Tokyo Sonata. Diberhentikan dari kantornya pada usia paruh baya, Ryuhei (Teruyuki Kagawa) kesulitan dapat pekerjaan baru. Apalagi saat itu, krisis global sedang melanda dunia dan Jepang ikut kena getahnya. Selama berminggu-minggu, Ryuhei yang malu dan selama ini berjarak dari keluarganya berpura-pura tetap pergi ke kantor tiap pagi dan pulang saat petang. Namun, sandiwara ini tak bertahan lama dan menciptakan pergolakan dalam keluarganya.

7. Nowhere Special (2022)

Nowhere Special
Nowhere Special (dok. Beta Cinema/Nowhere Special)

Didiagnosa kanker dan tak bakal hidup lama, John (James Norton) merasa ia dikejar waktu untuk menemukan keluarga baru untuk putranya, Michael (Daniel Lamont)yang masih balita. Sembari mencari nafkah sebagai penyedia jasa kebersihan keliling, John bersama putra kecilnya melakukan survei dan wawancara dengan orang-orang yang berpotensi mengadopsi Michael. Proses ini ternyata tak sesederhana yang ia kira. Bahkan justru tak bisa memanfaatkan waktu seoptimal mungkin untuk Michael.

Terbukti fluktuasi emosi itu bukan perihal gender. Nyatanya, bapak-bapak yang bergender pria dan sering dikenal dengan sebutan “makhluk terlogis” saja bisa merasakan krisis hingga membuat mereka susah berpikir dengan kepala dingin. Film tentang bapak-bapak yang mengalami krisis hanyalah contoh, kamu mungkin punya pengalaman personal langsung soal itu. Coba ingat, deh!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us