6 Film Bergaya Wes Anderson yang Bukan Karya Sang Sutradara

- Wes Anderson kembali memukau penonton dengan film spionase The Phoenician Scheme, menampilkan Benicio del Toro dan Scarlett Johansson.
- Film-film alternatif yang memiliki atmosfer serupa dengan karya Anderson, seperti See How They Run, Amélie, dan The Electrical Life of Louis Wain.
- Submarine, Hunt for the Wilderpeople, dan Marcel the Shell with Shoes On juga menghadirkan visual, karakter, dan cerita yang mengingatkan pada gaya khas Wes Anderson.
Setelah tahun lalu menelurkan film antologi, The Wonderful Story of Henry Sugar and Three More, di Netflix, Wes Anderson kembali memukau penonton dengan karya terbarunya. Kali ini, ia menyajikan The Phoenician Scheme, film spionase yang memadukan komedi hitam dan drama keluarga. Menampilkan nama-nama kondang, seperti Benicio del Toro hingga Scarlett Johansson, film ini akan tayang di bioskop Indonesia mulai Jumat (6/6/2025).
Wes Anderson adalah seorang sutradara yang memiliki ciri khas kuat. Visual simetris yang memanjakan mata, palet warna cerah, karakter-karakter eksentrik yang memorable, serta humor yang nyeleneh, selalu menjadi magnet dalam film-filmnya, seperti The Grand Budapest Hotel, The Life Aquatic with Steve Zissou, atau Moonrise Kingdom. Tak heran, gaya sinematiknya yang unik ini, baik disengaja maupun tidak, banyak menginspirasi sineas lain untuk menciptakan karya dengan nuansa identik.
Nah, bagi kamu yang sudah khatam dan hafal di luar kepala setiap adegan dan dialog dari film-film Wes Anderson, rasanya perlu mencoba suguhan berbeda. Sambil menunggu The Phoenician Scheme rilis, tengok enam film yang meski bukan karya Anderson, tapi sukses menghadirkan atmosfer serupa, yuk. Siapa tahu, kamu menemukan hidden gems yang tak kalah memikat!
1. See How They Run (2022)

Apa jadinya jika Agatha Christie, slapstick, dan estetika teatrikal Wes Anderson bergabung dalam satu film? See How They Run adalah jawabannya. Walau bukan buatan Wes Anderson, visual simetris, warna-warna pop pastel, dan komedi kering nan absurd yang ditampilkan Tom George, dalam debut penyutradaraannya, membuat See How They Run terasa seperti sepupu jauh dari The Grand Budapest Hotel (2014).
Berlatar London 1953, film ini mengikuti kasus pembunuhan yang terjadi di balik layar pementasan ke-100 The Mousetrap, drama terkenal karya Agatha Christie. Korbannya adalah Leo Kopernick (Adrien Brody), sutradara Hollywood yang nyentrik. Penyelidikan pun dilimpahkan kepada pasangan detektif dengan sifat berlawanan, Inspektur Stoppard (Sam Rockwell) yang pemalas dan Konstabel Stalker (Saoirse Ronan) yang kelewat semangat. Bisa ditebak, dinamika keduanya menjadi pusat hiburan di sini.
2. Amelie (2001)

Kalau kamu menonton Amélie tanpa membaca kredit pembukanya, kamu mungkin akan mengira film karya Jean-Pierre Jeunet ini lahir dari tangan Wes Anderson. Film Prancis ini berpusat pada Amélie Poulain (Audrey Tautou), gadis pemalu yang tumbuh dalam keluarga unik dan menjalani hidup dengan cara yang tak kalah unik. Setelah menemukan sebuah kotak rahasia di apartemennya, ia memulai misi diam-diam untuk membahagiakan orang-orang di sekitarnya.
Apa yang bikin Amélie terasa sangat dekat dengan gaya Wes Anderson adalah cara film ini melihat keanehan sebagai keindahan. Jeunet memakai narasi cepat, sudut kamera tak biasa, fast zooms, dan animasi CGI ringan untuk menciptakan dunia yang sureal, tapi tetap hangat. Seperti film-film Anderson pula, kisah Amélie turut mengingatkan bahwa kebahagiaan bisa datang dari hal-hal kecil dan orang-orang yang tak pernah kita duga.
3. The Electrical Life of Louis Wain (2021)

Seperti yang kamu tahu, karakter eksentrik telah menjadi ciri khas film-film Wes Anderson. Nama-nama seperti Gustave H. dalam The Grand Budapest Hotel atau Steve Zissou dalam The Life Aquatic (2004) adalah contoh sempurna dari tokoh-tokoh aneh, tapi menggemaskan yang memikat penonton. Dan jika kamu mencari sosok eksentrik lain di luar semesta Anderson, keeksentrikan serupa dapat kamu temui dalam The Electrical Life of Louis Wain.
Film biopik arahan Will Sharpe ini mengisahkan perjalanan hidup Louis Wain (Benedict Cumberbatch), ilustrator Inggris yang terkenal karena lukisan kucing antropomorfik dengan mata besar dan ekspresi ajaib. Louis terobsesi pada konsep listrik dan percaya bahwa kucing bisa berbicara serta berdiri tegak seperti manusia. Namun di balik pikiran dan lukisan-lukisan nyentriknya, tersimpan kisah tragis tentang cinta, kehilangan, dan kesehatan mental yang membuatnya lebih dari sekadar parade visual bergaya Anderson.
4. Submarine (2010)

Disutradarai oleh Richard Ayoade, Submarine kala dirilis langsung mencuri perhatian berkat gaya visual dan narasi yang mengingatkan pada karya Wes Anderson. Film coming-of-age ini mengikuti kehidupan Oliver Tate (Craig Roberts), remaja 15 tahun yang terobsesi untuk menyelamatkan pernikahan orang tuanya. Di sisi lain, ia juga merancang rencana untuk kehilangan keperjakaannya sebelum ulang tahunnya yang ke-16 dengan kekasih eksentriknya, Jordana (Yasmin Paige).
Rushmore (1998), salah satu karya awal Wes Anderson, disebut menjadi salah satu inspirasi Ayoade dalam menyusun karakter dan atmosfer Submarine. Dari tone warna yang pudar, tapi estetis, narasi suara yang penuh sarkasme, hingga cara tiap babak dipecah dengan transisi visual unik, semuanya terasa sangat “Anderson-esque”. Namun, di sini, Ayoade tetap memberikan identitas tersendiri dengan latar Inggris yang realistis dan karakter yang lebih gelap secara emosional.
5. Hunt for the Wilderpeople (2016)

Film selanjutnya yang wajib masuk watchlist jika kamu penggemar gaya khas Wes Anderson adalah Hunt for the Wilderpeople. Disutradarai oleh Taika Waititi, film ini menawarkan kombinasi petualangan absurd, visual quirky, serta karakter bocah dan orang tua eksentrik yang mengingatkan pada Moonrise Kingdom (2012). Dari sentuhan humor deadpan hingga sinematografi simetrisnya, semuanya terasa seperti penghormatan yang menyenangkan pada mahakarya Anderson tersebut.
Ceritanya mengikuti Ricky Baker (Julian Dennison), bocah nakal yang berkali-kali gagal di sistem foster care, yang akhirnya ditempatkan di rumah pasangan tua di tengah hutan Selandia Baru. Saat ibu angkatnya meninggal, Ricky kabur ke hutan agar tak dikembalikan ke sistem negara. Namun, tak disangka, ia malah disusul oleh Hec (Sam Neill), ayah angkatnya yang pemarah. Petualangan mereka pun berubah menjadi pelarian dari kejaran aparat setempat yang penuh momen konyol, pula menyentuh.
6. Marcel the Shell with Shoes On (2021)

Marcel the Shell with Shoes On menjadi penutup daftar ini dengan kelembutan yang dijamin bakal membuatmu tersenyum sambil menitikkan air mata. Film ini mengikuti Marcel, kerang mungil bermata satu dan ber-sneakers, yang tinggal bersama neneknya di sebuah rumah sewaan. Hidup mereka berubah saat manusia penghuni rumah itu, seorang filmmaker patah hati, mulai membuat dokumenter tentang kehidupan sehari-hari Marcel yang absurd sekaligus menyentuh.
Estetika stop-motion dalam film kreasi Dean Fleischer-Camp—yang baru-baru ini dipercaya menyutradarai live-action Lilo & Stitch—ini memang mengingatkan pada dua film animasi Wes Anderson, yaitu Fantastic Mr. Fox (2009) dan Isle of Dogs (2018). Detail kecil seperti debu di jendela atau getaran mi mentah yang dimainkan Marcel, diperlakukan dengan perhatian sekelas miniatur dunia buatan Anderson. Anderson yang tak menyutradarai film peraih nominasi Best Animated Feature Oscar 2022 ini pun rasanya akan tersenyum saat menontonnya!
Semoga keenam rekomendasi film di atas bisa jadi oase yang menyegarkan dahagamu akan visual yang estetis, cerita yang quirky, dan karakter yang berkesan ala Wes Anderson. Jadi, sambil menunggu The Phoenician Scheme rilis, mana, nih, yang bakal kamu tonton duluan untuk mengisi waktu luang? Jangan kaget kalau salah satunya malah jadi film favorit barumu, ya!