7 Film Dark Comedy Pemenang Palm d'Or Cannes Film Festival

Jika kamu ulik mengenai Film Terbaik di Cannes Film Festival, biasa disebut Palm d'Or, kebanyakan film-filmnya bergenre dark comedy. Hal ini sudah tak asing lagi, karena film bergenre dark comedy telah mendominasi peraihan konsisten dalam kategori Palm d'Or di Cannes Film Festival sejak 1970-an.
Mulai dari Parasite (2019) hingga tahun lalu ada Anora (2024), keduanya dicap sebagai film dark comedy terbaik pemenang Palm d'Or di Cannes Film Festival. Namun, sebelum kedua film tersebut, Cannes Film Festival sering memberikan sorotan pada film-film dengan genre serupa.
Nah, buat kamu yang ingin tahu, berikut ini daftar rekomendasi film dark comedy pemenang Palm d'Or Cannes Film Festival. Coba tonton satu per satu, ya!
1. M*A*S*H (1970)

Sudah dapat dibuktikan sejak era 1970-an, Cannes Film Festival kerap memberikan sorotan besar dalam film bergenre komedi hitam. Tak heran jika M*A*S*H (1970) menjadi film dark comedy pertama yang memenangkannya.
Premis M*A*S*H bermula pada tiga orang dokter yang bertugas di rumah sakit lapangan Perang Korea. Mereka menggunakan humor receh untuk mengatasi kengerian perang, sehingga membuat keadaan sedikit lebih berwarna.
Diarahkan oleh Robert Altman, film dark comedy satu ini jelas menyuguhkan naskah blak-blakan dalam pengemasan elemen humornya tersebut. Latar perang menjadi hal yang menjual dan popular di era tersebut. Selain itu, cast apik menambah daya tarik tersendiri bagi filmnya, ada Donald Shuterland, Elliot Gould, hingga Tom Skerritt.
2. Barton Fink (1991)

Sebelum menggarap film komedi whodunnit terbaiknya, yakni Fargo, Joel Coen lebih dulu mengambil langkah penuh ambisi dan menghadirkan film komedi hitam berjudul Barton Fink (1991). Film itu sukses memenangkan Palm d'Or di Cannes Film Festival 1991.
Mengusut tema kompleksitas karakter utama yang paranoid, film satu ini dipadukan humor-humor gelap yang nyentrik, sehingga tak heran banyak yang terhibur akan film satu ini. Tak lupa, beberapa elemen kelam dibangun sebagai atmosfir penyampaian genre komedi hitam tersebut.
Premis Barton Fink mengisahkan tentang Barton Fink (John Turturo), seorang penulis sandiwara proletarian yang menghadapi dilema setelah sebuah sandiwaranya yang tampil di Broadway menuai kesuksesan besar. Dia ditawari untuk bekerja di industri film Hollywood, yang tentu saja menawarkan kemewahan dan kenyamanan hidup. Namun, dia tahu konsekuensi dari tawaran itu bertentangan dengan idealisme kirinya tentang penciptaan
3. Underground (1995)

Underground (1995) dicap sebagai salah satu penyabet Palm d'Or di Cannes terbaik sepanjang masa, karena filmnya sendiri menawarkan naskah segar yang menarik, serta melingkupi dunia perang penuh metafora. Di sisi lain, sang sutradara, Emir Kusturica, menghadirkan durasi cukup kompleks akan film komedi hitam satu ini, yaitu sekitar 140 menit.
Meski terbilang melelahkan untuk ditonton saat mendengar durasinya, tetapi berkat humor-humor asik yang disuguhkan, tentu menjadi hal yang mudah untuk diikuti. Selain iti, isu yang dikemas mengenai politik dihadirkan sesuai porsinya dan relevansi nyata.
Premis Underground mengikuti kisah dua sahabat karib, yaitu Petar Popara Blacky (Lazar Ristovski) dan Marko Dren (Miki Manojlovic). Keduanya penyelundup dan pencuri yang terlibat dalam kegiatan ilegal untuk mendukung pemberontakan komunis di Yugoslavia secara finansial selama masa-masa awal Perang Dunia Kedua.
Istri Blacky meninggal saat melahirkan dalam salah satu serangan udara Jerman, dan setelah masa berkabung singkat, ia memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang aktris, yang dibujuk oleh seorang perwira Jerman Franz. Blacky dan Marko menyerbu teater dan menculik Natalia, yang dikejar oleh pasukan Jerman.
4. The Square (2017)

Satu dekade tak menyabet Palm d'Or lagi di Cannes Film Festival, rupanya The Square (2017) menyelamatkan hal tersebut dan memulai kembali legacy akan film komedi hitam tersebut. Digarap Robert Ostlund, film ini menawarkan humor politik penuh kecaman pedas, serta satir akan dunia artistik disuguhkan penuh passion oleh sang sineas. Selain itu, kamu akan dibuat kebingungan sepanjang menonton, karena naskah yang ditulis cukup surreal dan provokatif. Meski begitu, kritikus menyukai filmnya, karena terakui berani berbeda dan kontroversial.
Dibintangi Claes Bang dan Elisabeth Moss, The Square (2017) mengisahkan seorang kurator museum Royal X di Stockholm Swedia bernama Cristian (Claes Bang) yang disegani. la seorang duda dengan dua anak.
Untuk meningkatkan pengunjung dan juga seniman, maka Public Relation (PR) museum membuat iklan. Sayangnya iklan yang dibuat menghebohkan sehingga kini Cristian dan juga museum mengalami krisis identitas akibat ulah PR tersebut. Apakah Cristian akan bisa mengatasinya?
5. Parasite (2019)

Membawa sejarah besar di perfilman Korea Selatan, Parasite (2019) menyabet Palm d'Or di Cannes Film Festival, lalu disusul Best Picture di Oscar. Film komedi hitam satu ini menyindir keras akan kelas sosial, yaitu antara si miskin dan si kaya, sehingga tak heran banyak kritikus yang melihat konsep penuh kompleksitas akan film garapan Bong Joon Ho satu ini. Selain itu, filmnya sendiri dipadukan elemen thriller dan drama menyentuh, serta eksekusi plotnya terasa intriguing atau membuat kamu penasaran di sepanjang durasinya.
Sinopsis Parasite (2019) berkisah tentang keluarga Kim Ki Taek (Song Kang Ho) yang awalnya hidup serba pas-pasan. Mereka tinggal di rumah semi basement dan bekerja sebagai pelipat kotak pizza. Suatu hari, anak laki-lakinya, Kim Ki Woo (Choi Woo Shik), dipercaya menjadi tutor privat seorang gadis dari keluarga kaya. Ki Woo berusaha memasukkan semua anggota keluarganya agar bisa bekerja di rumah keluarga itu. Namun, dari sinilah konflik muncul.
6. Triangle of Sadness (2020)

Kembali menyabet Palm d'Or di Cannes Film Festival, Robert Ostlund menawarkan sentuhan lebih liar dalam film komedi hitamnya yang berjudul Triangle of Sadness (2020). Mengulik dunia kritikus, model hingga kelas sosial bawah, tentunya menjadi jalan pintas baginya untuk disorot oleh kritikus itu sendiri.
Selain itu, humor yang terpadu disesuaikan bersama elemen thriller berkonsep survivalnya, maka tak heran filmnya membawa gebrakan baru tersendiri. Tak hanya itu, pemilihan cast yang cerdik patut diapresiasi lebih, lho.
Premis Triangle of Sadness (2020) berkisah tentang pasangan selebritas yang berlayar di atas kapal pesiar mewah bersama tamu-tamu kaya. Namun, kapal mereka rupanya terkena badai, sehingga akhirnya membuat terdampar di sebuah pulau dan berjuang untuk bertahan hidup. Bisakah mereka hidup tanpa latar belakang akan dunia yang liar?
7. Anora (2024)

Neon menjadi distributor aktif akan film komedi hitam penyabet Palm d'Or. Mereka menyuguhkan Parasite dan Triangle of Sadness, tahun lalu disusul oleh Anora (2024) yang berhasil menjadi langganan Palm d'Or tersebut.
Film garapan Sean Baker ini juga membuat sejarah yang sama layaknya Parasite, yakni mendapatkan penghargaan Best Picture di Oscar. Hal ini dibuktikan lewat penulisan naskah, serta gaya pengarahan yang passionate khas Sean Baker.
Selain itu, filmnya sendiri mengeksplorasi dunia prostitusi yang terakui underrated, sehingga kamu akan diberikan perspektif baru akan isu tersebut, bahkan penampilan Mikey Madison dalam menyampaikan karakter penuh humor gelapnya berhasil mendapatkan penghargaan aktris terbaik di Oscar, Iho.
Premis Anora (2024) mengikuti kisah Anora "Ani" Mikheeva (Mikey Madison), seorang penari muda yang tinggal di Brighton Beach, daerah orang-orang Rusia berkumpul di Brooklyn. Berkat bos di tempat ia bekerja, Ani berkenalan dengan Vanya (Mark Eydelshteyn), anak keturunan Rusia dari kaya raya.
Pertemuan mereka yang mulanya hanya sebatas seksualitas dan bisnis berubah menjadi asmara lengket hingga menikah secara mendadak. Apakah kehidupan pernikahan Ani dan Vanya akan berjalan mulus?
Ketujuh film dark comedy pemenang Palm d'Or di Cannes Film Festival di atas wajib kamu tonton. Ngaku, deh, salah satunya mungkin pernah kamu tonton, kan? Nah, coba sebutkan yang mana favorit kamu dari jajaran di atas, ya!